Tag Archives: MOTOGP

https://hementeslimat.com

Perbandingan Biaya Akomodasi MotoGP Mandalika vs MotoGP Sepang! Mana yang Lebih Hemat?

Gelaran balap motor dunia MotoGP menjadi salah satu event olahraga paling dinantikan, termasuk oleh para penggemar di Indonesia dan Malaysia. Dua sirkuit Asia Tenggara yang paling menarik perhatian adalah Sirkuit Mandalika di Indonesia dan Sirkuit Sepang di Malaysia.

Selain tiket balapan, biaya akomodasi sering kali menjadi faktor penting dalam merencanakan perjalanan menonton MotoGP.

Bagaimana perbandingan biaya akomodasi di kedua lokasi tersebut? Mari kita lihat.

Estimasi Biaya Penginapan di Mandalika

Mandalika International Street Circuit di Lombok, Indonesia, menjadi tuan rumah MotoGP sejak 2021. Sebagai destinasi baru yang menarik, Lombok menawarkan beragam akomodasi mulai dari homestay, hotel bintang lima, hingga villa mewah.

Namun, karena antusiasme penonton yang tinggi, terutama saat MotoGP berlangsung, tarif penginapan di sekitar sirkuit sering kali melonjak tajam.

Penginapan murah: Untuk homestay atau penginapan sederhana di sekitar Mandalika, tarifnya berkisar antara Rp 300.000 hingga Rp 600.000 per malam.
Hotel bintang tiga hingga empat: Tarifnya berkisar antara Rp 1 juta hingga Rp 3 juta per malam, tergantung fasilitas dan lokasi.

Resor dan villa mewah: Tarifnya bisa mencapai Rp 5 juta hingga Rp 10 juta per malam, terutama di kawasan pesisir dengan pemandangan laut yang memukau.

Faktor lain yang mempengaruhi biaya akomodasi Mandalika adalah ketersediaan transportasi dan akses ke sirkuit, yang terkadang memerlukan biaya tambahan untuk sewa kendaraan atau taksi.

Biaya Akomodasi di Sepang

Sepang International Circuit di Malaysia telah lama menjadi destinasi MotoGP favorit di Asia. Keunggulannya terletak pada lokasinya yang dekat dengan Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA), sehingga akses ke sirkuit lebih mudah. Sepang juga menawarkan beragam pilihan penginapan, mulai dari yang murah hingga mewah.

Penginapan murah: Di sekitar Sepang, Anda bisa menemukan hotel budget dengan tarif mulai dari RM 80 hingga RM 150 per malam (sekitar Rp 250.000 hingga Rp 500.000).

Hotel bintang tiga hingga empat: Tarifnya berkisar antara RM 200 hingga RM 500 per malam (sekitar Rp 600.000 hingga Rp 1,7 juta).

Hotel bintang lima atau resor mewah: Untuk akomodasi mewah, tarifnya bisa mencapai RM 800 hingga RM 2.000 per malam (sekitar Rp 2,5 juta hingga Rp 7 juta).

Keunggulan Sepang adalah banyaknya pilihan akomodasi di sekitar Kuala Lumpur yang lebih terjangkau, meskipun Anda harus menempuh perjalanan sekitar 45 menit hingga 1 jam menuju sirkuit.

Secara umum, biaya akomodasi di Sepang cenderung lebih terjangkau dibandingkan dengan Mandalika, terutama untuk penginapan kelas menengah dan budget.

Namun, Mandalika menawarkan pengalaman unik dengan pemandangan pantai yang indah dan suasana yang lebih eksotis.

Pilihan terbaik tergantung pada preferensi penonton—apakah mencari kenyamanan dengan anggaran terbatas atau pengalaman wisata eksotis di lokasi baru.

Kejutan di Awal Musim dan Dominasi Pembalap Muda MOTOGP

Musim MotoGP 2024 telah dimulai dengan penuh kejutan, di mana para pembalap muda mulai menunjukkan dominasi mereka di lintasan.

Dengan teknologi sepeda motor yang semakin canggih dan persaingan yang semakin ketat, tahun ini diprediksi akan menjadi salah satu musim paling menarik dalam sejarah MotoGP.

Salah satu kejutan terbesar di awal musim adalah performa luar biasa dari Pedro Acosta, pembalap muda asal Spanyol yang baru saja naik ke kelas MotoGP dari Moto2. Acosta, yang tahun lalu menjadi juara dunia Moto2, langsung menunjukkan kecepatan dan konsistensi yang mengesankan di beberapa seri awal.

Dengan gaya balap yang agresif namun cerdas, Acosta berhasil meraih beberapa podium dan kini menjadi salah satu kandidat kuat untuk perebutan gelar juara dunia.

Selain Acosta, juara bertahan Francesco “Pecco” Bagnaia juga tampil gemilang di awal musim.

Pembalap Ducati ini menunjukkan bahwa ia masih menjadi salah satu pembalap yang harus diwaspadai dengan kemenangan di beberapa seri awal.

Bagnaia, yang terkenal dengan kemampuan mengendalikan motor di tikungan cepat, berhasil mengoptimalkan performa Ducati Desmosedici GP24, yang tahun ini mengalami beberapa pembaruan teknologi signifikan.

Di sisi lain, Marc Márquez, yang kembali setelah cedera panjang, mengalami awal musim yang cukup sulit. Meskipun Márquez menunjukkan kilasan kemampuan luar biasanya, ia masih berjuang untuk menemukan ritme dan konsistensi yang diperlukan untuk bersaing di papan atas.

Cedera yang dialaminya di musim-musim sebelumnya tampaknya masih mempengaruhi performanya, dan banyak pengamat yang bertanya-tanya apakah Márquez dapat kembali ke puncak performanya seperti beberapa tahun lalu.

Selain itu, persaingan antar pabrikan juga semakin memanas. Ducati, Yamaha, dan KTM terus bersaing ketat untuk mengembangkan motor terbaik. Ducati, dengan keunggulan teknologi aerodinamika dan kecepatan di lintasan lurus, tetap menjadi tim yang paling dominan.

Namun, Yamaha dengan Fabio Quartararo sebagai pembalap utamanya, tidak mau ketinggalan. Quartararo menunjukkan performa yang kuat meskipun Yamaha mengalami beberapa kendala teknis di awal musim.

KTM, di sisi lain, juga menjadi tim yang patut diperhitungkan. Dengan Miguel Oliveira dan Brad Binder, KTM telah menunjukkan bahwa mereka mampu bersaing dengan pabrikan papan atas lainnya.

KTM terus mengembangkan motor RC16 mereka dengan fokus pada stabilitas dan akselerasi, yang terbukti efektif di beberapa sirkuit.

Musim 2024 juga menjadi saksi debut beberapa sirkuit baru yang menambah tantangan bagi para pembalap.

Salah satunya adalah Sirkuit Mandalika di Indonesia yang kembali menjadi tuan rumah setelah sukses besar di tahun-tahun sebelumnya.

Sirkuit ini dikenal dengan karakteristiknya yang teknis dan menuntut konsentrasi tinggi dari para pembalap, membuat setiap balapan di sana selalu menarik untuk disaksikan.

Dengan berbagai dinamika yang terjadi di awal musim, MotoGP 2024 menjanjikan persaingan yang sengit hingga akhir musim.

Para penggemar MotoGP di seluruh dunia pasti tidak sabar untuk melihat siapa yang akan keluar sebagai juara di akhir musim ini, dalam salah satu musim yang paling kompetitif dalam sejarah MotoGP.

MotoGP Mandalika: Meningkatkan Citra Indonesia di Dunia

MotoGP Mandalika memasuki edisi ketiganya tahun ini, menegaskan posisinya sebagai ajang olahraga global yang memperkuat reputasi Indonesia di mata dunia. Sejak debut pertamanya pada 2022.

MotoGP Mandalika telah menarik perhatian besar dari publik Tanah Air, dengan kerumunan penggemar yang memadati sirkuit Mandalika untuk menyaksikan pebalap motor kelas dunia seperti Valentino Rossi, Francesco Bagnaia, Marc Marquez, Fabio Quartararo, dan Maverick Vinales.

Efek positif dari event ini tidak hanya dirasakan oleh para penggemar tetapi juga berdampak signifikan pada ekonomi lokal dan nasional.

MotoGP Mandalika, yang diadakan di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, berperan penting dalam meningkatkan pendapatan Nusa Tenggara Barat melalui sektor pariwisata.

Data menunjukkan bahwa MotoGP Mandalika 2023 menyumbang multiplier effect nasional sebesar Rp 4,3 triliun, meskipun sedikit menurun dari Rp 4,5 triliun pada tahun sebelumnya.

Event ini bukan hanya tentang balapan, berbagai kegiatan di Sirkuit Mandalika telah berkontribusi pada sektor pariwisata nasional dengan peningkatan output sebesar 0,019-0,023 persen dan penyerapan tenaga kerja antara 20.233 hingga 24.030 orang.

Di Lombok Tengah, NTB, lokasi ajang MotoGP 2023, terjadi kenaikan aktivitas ekonomi pariwisata sebesar 13,45 persen dan kontribusi terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) sebesar 7,97 persen.

Presiden Jokowi menggarisbawahi pentingnya pengembangan Mandalika sebagai titik ekonomi pariwisata strategis di luar Pulau Jawa, memperkuat branding NTB sebagai destinasi superprioritas.

Namun, penyelenggaraan MotoGP memerlukan biaya besar, termasuk hosting fee sebesar 12,849 juta euro atau sekitar Rp 231,29 miliar, yang mencakup PPh dan PPN, serta organizer fee sekitar Rp 100 miliar yang ditanggung oleh ITDC.

Tahun ini, muncul tantangan baru ketika Pemda NTB menghadapi kendala keuangan untuk membayar biaya hosting fee, yang tidak termasuk dalam rencana APBD 2024.

Fokus APBD NTB 2024 lebih diarahkan pada pendanaan PON Aceh-Sumatera Utara 2024 dan Pilkada Serentak 2024.