Tag Archives: Formula 1

Singapore Airlines Perpanjang Kontrak Sebagai Sponsor Utama Formula 1 Hingga 2028

Singapore Airlines (SIA) mengumumkan perpanjangan kontrak sebagai sponsor utama untuk Formula 1 Singapore Grand Prix hingga tahun 2028. Kesepakatan ini menandai komitmen berkelanjutan SIA dalam mendukung salah satu acara olahraga paling bergengsi di dunia, yang juga menjadi daya tarik utama bagi pariwisata di Singapura.

SIA telah menjadi sponsor utama untuk Singapore Grand Prix sejak tahun 2014 dan telah memperpanjang kontraknya beberapa kali. Dengan perpanjangan terbaru ini, SIA berencana untuk terus berkolaborasi dengan penyelenggara Formula 1 dalam berbagai aspek, termasuk promosi pariwisata dan keberlanjutan. Ini menunjukkan bahwa SIA tidak hanya fokus pada keuntungan finansial, tetapi juga pada dampak sosial dan lingkungan dari sponsorship mereka.

Perpanjangan kontrak ini diharapkan dapat memberikan dorongan signifikan bagi sektor pariwisata Singapura, terutama setelah pandemi COVID-19 yang telah mengganggu banyak acara internasional. Executive Vice President SIA, Lee Lik Hsin, menyatakan bahwa Formula 1 adalah momen penting bagi Singapura untuk menunjukkan kemampuannya sebagai pusat internasional. Dengan kembali diadakannya balapan, diharapkan akan ada peningkatan jumlah wisatawan yang datang ke kota tersebut.

Dalam kesepakatan baru ini, SIA dan Formula 1 juga berkomitmen untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan dan bahan-bahan berkelanjutan selama acara berlangsung. Hal ini sejalan dengan upaya global untuk mengurangi jejak karbon dan meningkatkan kesadaran akan isu lingkungan. Manajer Komersial Formula 1, Brandon Snow, menekankan pentingnya kolaborasi ini dalam mengurangi dampak lingkungan dari acara besar seperti Grand Prix.

Masyarakat Singapura menyambut baik berita ini, dengan banyak yang berharap bahwa kembalinya Formula 1 akan membawa kembali semangat dan kegembiraan yang hilang selama pandemi. Selain itu, penggemar balap juga menantikan pertunjukan spektakuler yang ditawarkan oleh sirkuit Marina Bay yang terkenal dengan latar belakang malam yang menawan.

Dengan perpanjangan kontrak ini, Singapore Airlines menunjukkan komitmennya untuk terus mendukung olahraga dan pariwisata di Singapura. Semua mata kini tertuju pada bagaimana kedua pihak akan bekerja sama untuk membuat acara Formula 1 mendatang menjadi lebih sukses dan berkelanjutan.

Keputusan Dall’Igna yang Berdampak Luas: Jawaban atas Perbandingan dengan Newey

Manajer umum Ducati, Luigi Dall’Igna, berbagi pandangannya tentang keberhasilan merek Italia di MotoGP dan kehidupannya di balik layar balapan. Dalam wawancara eksklusif dengan Motorsport.com, pria yang akrab disapa Gigi ini mengungkap berbagai aspek menarik, mulai dari inovasi teknis hingga filosofi manajemen yang membawa Ducati merajai lintasan.

Sejak bergabung pada 2014, Dall’Igna telah membawa Ducati ke puncak kejayaan. Meski terkenal dengan latar belakang teknisnya, tanggung jawab Dall’Igna jauh melampaui desain motor Desmosedici. Ia juga memainkan peran penting dalam keputusan strategis, termasuk perekrutan Marc Marquez untuk musim 2025, menggantikan Jorge Martin, meski Martin berhasil meraih gelar juara dunia.

Saat ditanya tentang koleksi motor pribadinya, Dall’Igna dengan antusias menyebut memiliki sekitar 10 unit, yang semuanya menyimpan kenangan spesial. Namun, ia mengakui jarang berkendara karena kesibukan dan kurangnya waktu bersama keluarga.

Dari sisi teknis, Dall’Igna menyoroti inovasi aerodinamika dan perangkat ketinggian berkendara sebagai terobosan besar di MotoGP. “Awalnya, ide perangkat ketinggian belakang muncul dari kebutuhan untuk mengatasi batas performa mesin,” jelasnya. Sistem ini memungkinkan motor menjaga pusat gravitasi yang optimal, meski awalnya terasa rumit.

Mengenai filosofi kerja, Dall’Igna mengungkap pendekatan unik Ducati, di mana teknisi dari berbagai divisi saling berbagi pengetahuan dalam rapat lintas fungsi. “Dengan cara ini, semua orang memahami tantangan satu sama lain, meningkatkan kualitas tim secara keseluruhan,” ujarnya.

Keputusan Ducati memberikan bahan terbaik bagi tim independen juga menjadi topik menarik. Dall’Igna percaya, langkah ini meningkatkan standar kompetisi secara keseluruhan dan membawa manfaat bagi tim pabrikan. Meski sempat ada keraguan, filosofi ini terbukti efektif dengan dominasi Ducati dalam beberapa tahun terakhir.

Saat ditanya tentang masa depan, Dall’Igna tidak menutup kemungkinan untuk pensiun setelah lebih dari tiga dekade di dunia balap. Namun, ia yakin bahwa timnya mampu melanjutkan kesuksesan tanpa dirinya. “Budaya teknis di Ducati sudah sangat tinggi, sehingga regenerasi berjalan lancar,” pungkasnya.

Dengan visi dan inovasi yang ia bawa, Luigi Dall’Igna telah menjadikan Ducati sebagai kekuatan dominan di MotoGP, sekaligus menciptakan standar baru dalam manajemen tim balap modern.

Sergio Perez Ambil Cuti Enam Bulan Sebelum Memutuskan Masa Depannya Di F1

Sergio Perez, mantan pembalap Red Bull Racing, mengumumkan bahwa ia akan mengambil cuti selama enam bulan untuk memikirkan masa depannya di dunia Formula 1. Keputusan ini diambil setelah ia diputuskan untuk berpisah dengan tim Red Bull setelah musim 2024 yang penuh tantangan. Ini menunjukkan bahwa Perez ingin merenungkan langkah selanjutnya dalam kariernya setelah mengalami musim yang tidak memuaskan.

Setelah menjalani musim yang sulit, di mana Perez hanya berhasil meraih empat podium di awal musim sebelum performanya menurun drastis, Red Bull memutuskan untuk menggantinya dengan Liam Lawson. Perez mengakui bahwa ia tidak pernah mengharapkan untuk dikeluarkan dari tim dan merasa perlu waktu untuk merenungkan situasinya. Ini mencerminkan betapa cepatnya perubahan dapat terjadi dalam dunia balap, terutama bagi pembalap yang berjuang untuk menemukan performa terbaik.

Dalam pernyataannya, Perez menekankan bahwa saat ini prioritas utamanya adalah menghabiskan waktu bersama keluarga. Ia merasa kehilangan momen berharga dengan anak-anaknya selama kesibukannya sebagai pembalap F1. “Saya sangat bersemangat untuk bersama keluarga dan menikmati hal-hal yang belum pernah saya lakukan sebelumnya,” ungkapnya. Ini menunjukkan bahwa keseimbangan antara kehidupan profesional dan pribadi sangat penting bagi banyak atlet.

Meskipun mengambil cuti, Perez tidak menutup kemungkinan untuk kembali ke F1. Ia menyatakan bahwa dalam enam bulan ke depan, ia akan mengevaluasi peluang yang ada dan mempertimbangkan apakah ingin melanjutkan karier balapnya atau tidak. “Terlalu dini untuk memberikan jawaban apakah saya berniat kembali ke Formula 1,” tambahnya. Ini mencerminkan ketidakpastian yang sering dialami oleh pembalap setelah meninggalkan tim besar.

Jika Perez memutuskan untuk kembali, ia mungkin menghadapi tantangan besar dalam mendapatkan tempat di grid F1 yang semakin kompetitif. Banyak pembalap muda berbakat telah mengamankan posisi mereka di tim-tim utama, sehingga peluang bagi Perez untuk kembali mungkin terbatas. Ini menunjukkan betapa ketatnya persaingan di Formula 1 dan pentingnya performa konsisten bagi setiap pembalap.

Dengan keputusan Sergio Perez untuk mengambil cuti enam bulan, semua pihak kini diajak untuk memperhatikan bagaimana situasi ini akan berkembang ke depan. Keberhasilan dalam menentukan langkah selanjutnya akan sangat bergantung pada evaluasi yang dilakukan selama masa cuti tersebut. Ini menjadi momen penting bagi Perez untuk merenungkan kariernya dan memutuskan apakah ia ingin melanjutkan petualangan balapnya di Formula 1 atau mencari peluang baru dalam hidupnya.

Juan Pablo Montoya Sebut Bottas sebagai Jaring Pengaman Mercedes Jika Antonelli Menghadapi Kesulitan

Mantan pembalap Formula 1, Juan Pablo Montoya, memberikan pandangannya tentang masa depan Mercedes, terutama terkait dengan pembalap muda mereka, Kimi Antonelli. Montoya menilai bahwa jika Antonelli menghadapi kesulitan dalam beradaptasi dengan tim, Valtteri Bottas akan menjadi sosok yang bisa menyelamatkan Mercedes dari masalah tersebut.

Pada musim 2025, Bottas akan kembali bergabung dengan Mercedes sebagai pembalap cadangan setelah tim F1 Stake memilih untuk menduetkan Nico Hulkenberg dan juara F2 Gabriel Bortoleto, yang menggantikan posisi Bottas dan Zhou Guanyu. Sementara itu, Mercedes menurunkan George Russell dan Kimi Antonelli, yang menggantikan posisi Lewis Hamilton di tim Silver Arrows.

Hamilton, yang sebelumnya menjadi pemimpin tim, direncanakan untuk memberikan dukungan dan membimbing Antonelli dalam proses penyesuaiannya dengan tim. Namun, perhatian besar kini terfokus pada Antonelli, yang digadang-gadang sebagai calon bintang besar dengan julukan “Max Verstappen berikutnya.” Tekanan yang besar ini datang dengan harapan tinggi dari para penggemar dan tim.

Dalam komentarnya, Montoya menjelaskan, “Kimi Antonelli akan berada di salah satu tim terbaik dan akan memiliki rekan setim yang melakukan pekerjaan dengan sangat baik. Ia akan menjadi pusat perhatian, dan dengan gelar sebagai ‘Max Verstappen berikutnya’, akan sangat sulit baginya untuk memenuhi ekspektasi tersebut.” Montoya juga menambahkan bahwa meski Antonelli memiliki bakat besar, realita kompetisi di F1 bisa membuatnya tertekan.

Montoya percaya bahwa jika Antonelli menghadapi kesulitan, Bottas akan menjadi sosok yang sangat penting bagi Mercedes. “Jika ada yang tidak berjalan sesuai rencana, Bottas adalah jaring pengaman yang bisa diandalkan untuk masuk dan membantu Mercedes. Bottas tahu peran besar yang harus ia mainkan dalam situasi seperti itu,” ungkap Montoya.

Bottas, yang memiliki pengalaman bertahun-tahun di F1, diharapkan bisa memberikan dukungan dan stabilitas bagi Mercedes. Kehadirannya sebagai pembalap cadangan juga memberi Mercedes cadangan yang sangat berharga jika situasi berubah atau jika Antonelli perlu waktu lebih untuk menyesuaikan diri dengan dunia F1 yang sangat kompetitif.

Dengan tekanan yang akan dihadapi Antonelli, Bottas menjadi pilihan yang sangat rasional bagi Mercedes, yang berharap timnya tetap kompetitif meskipun ada perubahan besar dalam susunan pembalap mereka. Sementara itu, Antonelli akan terus berusaha menunjukkan bahwa ia bisa memenuhi ekspektasi besar yang ada di pundaknya.

Masa Depan Cerah Aston Martin F1 Berkat Andy Cowell, Ungkap Mike Krack

Mike Krack, prinsipal tim Aston Martin F1, baru-baru ini memberikan apresiasi terhadap Andy Cowell yang baru saja ditunjuk sebagai CEO tim. Cowell, yang sebelumnya memegang posisi Direktur Pelaksana di Mercedes AMG High-Performance Powertrains, kini bergabung sebagai bagian dari strategi besar Aston Martin untuk menjadi pesaing tangguh dalam ajang Formula 1.

Mulai bertugas sejak Oktober 2024, Cowell langsung menunjukkan keahlian dan pemahaman mendalam tentang arah yang perlu diambil tim. Fokus utamanya adalah meningkatkan performa mesin sebagai prioritas utama. Krack mengungkapkan bahwa Cowell telah menetapkan langkah-langkah yang jelas dalam mencapai tujuan tersebut, dengan perhatian khusus pada optimalisasi performa mesin.

“Sampai saat ini, semuanya berjalan sesuai harapan. Andy sangat jelas dalam menetapkan prioritas, dan hal pertama yang menjadi perhatian utama adalah performa,” ujar Krack. Ia menambahkan bahwa meskipun aspek lain seperti efisiensi operasional dengan pemasok dan pengelolaan komersial penting, fokus tetap tertuju pada kinerja di lintasan balap. “Kami selalu berprinsip bahwa performa di lintasan adalah yang utama, dan Andy dengan cepat memahami hal itu,” tambah Krack.

Musim 2024 menjadi tantangan besar bagi Aston Martin F1, terutama setelah tim mengalami penurunan peringkat di musim sebelumnya. Krack mengakui bahwa meskipun ada beberapa kemajuan di berbagai aspek, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengejar ketertinggalan, khususnya dalam pengembangan mobil.

Persiapan Aston Martin juga mencakup adaptasi terhadap regulasi baru Formula 1 yang akan diberlakukan pada 2026. Ini menjadi fokus utama mereka, terlebih dengan keterlibatan Adrian Newey dalam proyek jangka panjang tersebut. Menurut Krack, meskipun hasil di musim 2024 tetap penting, prioritas besar adalah membangun dasar yang kuat untuk menghadapi peraturan baru.

“Tahun ini sedikit berbeda karena fokus utama sudah mulai diarahkan ke musim 2026. Biasanya, pengembangan mobil untuk musim berikutnya baru digarap intensif setelah musim panas, namun kali ini kami memulainya jauh lebih awal,” jelas Krack.

Meskipun menghadapi tantangan berat, Krack optimis bahwa upaya untuk meningkatkan performa aerodinamika dan mekanik mobil akan memberikan hasil positif di masa depan. Ia juga menekankan pentingnya persiapan dini untuk tetap kompetitif saat peraturan baru diterapkan.

Musim 2024 menjadi tahun penting dalam perjalanan Aston Martin F1. Tim tidak hanya berupaya meraih hasil instan, tetapi juga berfokus pada pengembangan jangka panjang agar tetap menjadi pemain utama di era baru Formula 1.

Carlos Sainz Kenang Momen Berharga Bersama Ferrari Sebelum Pindah Ke Williams

Pembalap Formula 1 Carlos Sainz mengenang kembali momen-momen berharga selama empat tahun membela tim Ferrari. Dalam wawancara terbaru, Sainz mengungkapkan betapa emosionalnya setiap kemenangan yang diraihnya, serta pengalaman tak terlupakan saat ia pertama kali mengenakan seragam Ferrari.

Sainz, yang baru saja menyelesaikan musim terakhirnya bersama Ferrari, akan bergabung dengan tim Williams untuk musim 2025. Ia mengakui bahwa kepindahan ini membawa perasaan campur aduk, terutama setelah semua kenangan indah yang dibangun selama di Ferrari. Ini menunjukkan bahwa perpisahan dari tim yang telah menjadi rumah selama bertahun-tahun tidaklah mudah bagi seorang atlet.

Selama kariernya di Ferrari, Sainz mencatatkan empat kemenangan, termasuk di Grand Prix Inggris 2022 dan Grand Prix Singapura 2023. Ia menegaskan bahwa setiap kemenangan memiliki makna tersendiri dan sangat emosional baginya. Kemenangan di Australia pada tahun 2024 juga sangat spesial karena ia baru saja pulih dari operasi radang usus buntu. Ini mencerminkan bagaimana pengalaman pribadi dapat memengaruhi performa seorang atlet di lapangan.

Salah satu momen paling berkesan bagi Sainz adalah saat ia melakukan debut di Fiorano dengan Ferrari. Ia menyebut pengalaman itu sebagai kenangan yang tidak akan pernah terlupakan dan menjadi simbol dari kesuksesannya bersama tim. Ini menunjukkan bahwa setiap langkah dalam karier seorang pembalap memiliki arti yang mendalam dan dapat membentuk identitas mereka.

Sainz juga tidak menutup mata terhadap tantangan yang dihadapinya selama musim terakhir bersama Ferrari. Ia mengakui bahwa tahun 2024 penuh dengan kesulitan dan banyak hal terjadi di belakang layar. Meskipun demikian, ia merasa bangga dapat menghadapi semua rintangan tersebut dan menjadikannya sebagai pelajaran berharga dalam kariernya. Ini menunjukkan bahwa ketahanan mental adalah aspek penting dalam dunia balap yang kompetitif.

Meskipun meninggalkan Ferrari, Sainz tidak menutup kemungkinan untuk kembali ke tim tersebut di masa depan. Ia percaya bahwa kesempatan selalu ada dan hidup masih panjang bagi seorang pembalap. Ini mencerminkan sikap optimis dan terbuka terhadap peluang yang mungkin datang di masa mendatang.

Dengan kenangan indah selama membela Ferrari, Carlos Sainz kini bersiap untuk babak baru dalam kariernya bersama Williams. Semua pihak kini diajak untuk menghargai perjalanan Sainz dan menantikan bagaimana ia akan melanjutkan kariernya di tim baru. Keberhasilan dalam menghadapi tantangan baru akan sangat bergantung pada kemampuannya untuk beradaptasi dan menunjukkan performa terbaiknya di lintasan balap.

Mike Krack Sebut Andy Cowell Bawa Dampak Positif di Aston Martin F1

Mike Krack, prinsipal tim Aston Martin F1, baru-baru ini memberikan penilaian positif terhadap Andy Cowell, yang baru saja bergabung dengan tim sebagai CEO. Cowell, yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Pelaksana di Mercedes AMG High-Performance Powertrains, diumumkan sebagai bagian dari rencana besar Aston Martin untuk menjadi penantang serius dalam kejuaraan Formula 1.

Cowell, yang mulai bekerja di Aston Martin pada Oktober 2024, sudah menunjukkan pemahaman mendalam tentang arah tim, dengan fokus utamanya adalah peningkatan performa mesin. Krack mengungkapkan bahwa Cowell sangat jelas dalam menentukan prioritas dan mengidentifikasi langkah pertama yang harus diambil, yakni fokus pada performa mesin.

“Saya rasa sejauh ini semua berjalan lancar. Andy sangat jelas dalam menyampaikan apa yang diinginkannya, dan prioritas pertama adalah performa,” ujar Krack. Ia menambahkan bahwa meskipun aspek lain seperti efisiensi kerja dengan pemasok dan pengelolaan komersial penting, semuanya tetap dipandang sekunder jika dibandingkan dengan penilaian performa di lintasan. “Kami selalu berkata, performa di lintasan adalah segalanya, dan Andy segera menyadari hal itu,” lanjut Krack.

Aston Martin F1 sendiri sedang menghadapi tantangan dalam musim 2024, setelah tim mengalami penurunan peringkat pada musim sebelumnya. Krack mengakui bahwa meskipun banyak kemajuan yang telah dicapai di berbagai bidang, tim harus bekerja lebih keras untuk mengejar ketertinggalan dalam pengembangan mobil mereka.

Aston Martin juga sedang mempersiapkan diri untuk peraturan baru F1 yang akan diterapkan pada 2026. Hal ini menjadi fokus utama tim, terutama dengan bergabungnya Adrian Newey, yang akan lebih terlibat dalam proyek-proyek jangka panjang tersebut. Krack menekankan bahwa untuk saat ini, meskipun hasil musim 2024 penting, perhatian utama adalah perencanaan untuk 2026.

“Ini tahun yang sedikit berbeda karena fokus utama sudah mulai diarahkan pada tahun 2026, jauh lebih awal dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, di mana pengembangan mobil untuk musim mendatang baru intensif dilakukan setelah musim panas,” ungkap Krack.

Meski menghadapi tantangan besar, Krack tetap optimis bahwa kerja keras dalam mengembangkan mobil dan meningkatkan performa aerodinamis serta mekanik mobil akan membuahkan hasil dalam jangka panjang. Ia juga menyadari bahwa dengan peraturan baru yang akan datang pada 2026, tim harus mempersiapkan diri lebih awal untuk menjadi tim yang kompetitif.

Musim 2024 jelas menjadi titik penting dalam perjalanan Aston Martin F1, yang tidak hanya berfokus pada pencapaian instan, tetapi juga pada persiapan dan pengembangan jangka panjang yang akan memastikan mereka tetap relevan dalam era baru Formula 1.

Honda Targetkan Kesuksesan Besar Bersama Newey di Aston Martin F1

Aston Martin F1 akan mengalami perubahan besar pada musim depan dengan kedatangan Adrian Newey, desainer legendaris asal Inggris yang akan bergabung dengan tim Silverstone setahun sebelum Honda mulai bekerja sama dengan tim tersebut. Kabar ini pertama kali diumumkan pada September setelah berbulan-bulan spekulasi mengenai masa depan Newey di dunia balap Formula 1.

Koji Watanabe, Presiden Honda Racing Corporation (HRC), menyambut baik langkah Aston Martin dalam merekrut Newey. Menurutnya, kedatangan sang desainer berbakat ini merupakan kabar positif yang dapat membawa Aston Martin ke level yang lebih tinggi. “Kami sangat senang melihat Aston Martin mengambil langkah besar untuk memperkuat daya saing mereka, terutama dengan bergabungnya Newey. Kami yakin ini akan membantu mereka menciptakan mobil terbaik di dunia, seperti yang telah dilakukan Newey bersama Red Bull,” ujar Watanabe.

Sebagai informasi, Newey telah mencatatkan sejarah gemilang bersama Red Bull Racing, di mana dia membantu tim tersebut meraih berbagai gelar juara dunia. Keterampilannya dalam merancang mobil balap yang kompetitif menjadikannya sosok yang sangat dihormati di dunia Formula 1. Kini, Newey akan membawa keahliannya ke Aston Martin, yang tengah berusaha untuk memperkuat posisi mereka di tengah ketatnya persaingan Formula 1.

Honda, yang telah menjalin kemitraan dengan Red Bull sejak 2019, akan bergabung dengan Aston Martin pada 2026 untuk bekerja dengan tim tersebut dalam menghadapi regulasi teknis F1 yang baru. Meskipun hubungan antara tim desain sasis dan tim desain unit daya sering kali menghadirkan tantangan, Watanabe optimis bahwa kolaborasi antara Newey dan Honda akan menghasilkan mobil yang lebih baik lagi.

“Pengalaman saya bekerja dengan Newey menunjukkan bahwa dia memiliki hasrat luar biasa untuk menciptakan mobil yang cepat. Tentu saja, terkadang ada ketegangan antara tim sasis dan tim power unit karena perbedaan visi. Namun, kami selalu berhasil menyelesaikan perbedaan tersebut dan menghasilkan mobil yang unggul di dunia balap,” kata Watanabe.

Dengan Newey bergabung dengan Aston Martin, tantangan serupa diperkirakan akan muncul. Namun, Watanabe tetap optimis bahwa kolaborasi antara tim tersebut dan Honda akan membawa hasil yang luar biasa. Menyongsong masa depan yang cerah, Aston Martin dan Honda siap bekerja sama untuk menghadapi tantangan besar di Formula 1, dengan harapan dapat menjadi yang terbaik di dunia.

Oscar Piastri Yakin Bisa Raih Gelar Juara Formula 1 2025

Pada tanggal 4 Januari 2025, pembalap McLaren, Oscar Piastri, menyatakan keyakinannya untuk bersaing memperebutkan gelar juara Formula 1 musim 2025. Piastri merasa bahwa ia kini memiliki semua alat yang diperlukan untuk meraih trofi juara dunia setelah pengalaman yang didapatkan selama musim sebelumnya.

Dalam wawancara terbaru, Piastri mengungkapkan bahwa meskipun musim lalu ia mengalami inkonsistensi, ia berhasil meraih gelar juara grand prix dan membantu McLaren meraih gelar juara konstruktor pertama mereka sejak 1998. Namun, ia menyelesaikan musim di peringkat keempat dengan koleksi 292 poin, tertinggal 82 poin dari rekan setimnya, Lando Norris. Pengalaman ini memberikan pelajaran berharga baginya untuk menghadapi tantangan di musim mendatang.

Piastri menegaskan, “Saya merasa saat ini saya telah sampai pada tahap di mana saya memiliki hampir semua alat yang saya butuhkan.” Ia percaya bahwa dengan menggabungkan semua elemen yang dimilikinya, termasuk kecepatan balapan dan kemampuan bersaing dengan pembalap lain, ia dapat meningkatkan performanya. Keyakinan ini menunjukkan perkembangan mental dan teknis yang signifikan dalam kariernya.

Meskipun optimis, Piastri juga menyadari bahwa persaingan di Formula 1 sangat ketat. Ia harus menghadapi pembalap-pembalap top seperti Max Verstappen dari Red Bull dan Charles Leclerc dari Ferrari. Dengan meningkatnya kompetisi, Piastri harus terus beradaptasi dan meningkatkan kemampuannya untuk bisa bersaing di level tertinggi.

Tim McLaren juga berkomitmen untuk melakukan inovasi dalam desain mobil mereka untuk musim 2025. Kepala tim McLaren, Andrea Stella, menyatakan bahwa mereka akan mengambil langkah berani dalam pengembangan mobil demi ambisi meraih gelar juara dunia. Hal ini menunjukkan bahwa tim mendukung penuh upaya Piastri untuk mencapai tujuannya.

Dengan keyakinan dan dukungan dari timnya, Oscar Piastri memasuki musim 2025 dengan harapan tinggi untuk meraih gelar juara Formula 1. Semua pihak kini menantikan bagaimana performa Piastri dan McLaren dalam menghadapi tantangan di tahun ini. Jika dapat menggabungkan semua kemampuannya, bukan tidak mungkin ia akan menjadi salah satu kandidat kuat dalam perebutan gelar juara dunia.

Piastri Siap Tantang Gelar F1 2025: “Saya Punya Semua Alatnya”

Pembalap McLaren, Oscar Piastri, mengungkapkan ambisinya untuk bersaing memperebutkan gelar juara dunia Formula 1 pada musim 2025. Setelah menjalani musim kedua yang mengesankan bersama McLaren, Piastri percaya bahwa dirinya memiliki semua kemampuan yang diperlukan untuk menjadi salah satu pesaing utama di papan atas, dan ia bertekad untuk mengerahkan segala kemampuannya setiap saat.

Piastri, yang meraih kemenangan pertamanya di ajang F1 pada musim lalu, juga berperan besar dalam membantu McLaren meraih gelar juara konstruktor pertama mereka sejak 1998. Meski demikian, ia mengakhiri tahun 2024 dengan selisih 82 poin di belakang rekan setimnya, Lando Norris, serta tertinggal 145 poin dari juara dunia Max Verstappen. Kesenjangan poin tersebut menimbulkan sorotan terkait prosedur “team order” dalam tim.

Meski berada di bawah bayang-bayang performa Norris dan Verstappen, Piastri menunjukkan perkembangan signifikan antara musim rookie dan musim keduanya. Pembalap asal Australia itu mengungkapkan keyakinannya untuk bersaing di level yang lebih tinggi pada 2025. Dalam wawancaranya dengan Motorsport.com, Piastri mengatakan, “Saya rasa saya bisa. Saya merasa telah sampai pada titik di mana saya memiliki hampir semua alat yang saya butuhkan. Meskipun masih ada yang harus saya pelajari, saya merasa lebih lengkap dari sebelumnya.”

Piastri menambahkan bahwa pada musim sebelumnya, meskipun memiliki beberapa elemen kunci, dirinya merasa masih ada bagian yang kurang. Namun, tahun ini, ia yakin telah memiliki lebih banyak “alat” untuk mencapai performa terbaik, termasuk kecepatan dalam balapan, kualifikasi, dan kemampuan bersaing dengan pembalap lainnya. Piastri mengakui bahwa setiap balapan di posisi terdepan memberikan tantangan baru yang mengharuskannya untuk memperbaiki setiap kekurangan, namun ia yakin dengan potensi yang dimilikinya.

“Saya merasa telah menunjukkan momen-momen yang baik, baik dalam balapan atau di area lainnya. Jika saya dapat menggabungkan semuanya dengan baik, saya yakin saya akan lebih kompetitif di masa depan,” ungkap Piastri.

Dengan tekad yang kuat dan keyakinan dalam kemampuan yang dimilikinya, Piastri siap menghadapi musim 2025 dengan tujuan untuk meraih gelar juara dunia Formula 1.