Category Archives: MOTOGP

https://hementeslimat.com

Rivalitas Panas Rossi dan Marquez: Stoner Sebut Rossi Salah Perhitungan

Casey Stoner, mantan juara dunia MotoGP, memberikan pandangan menarik soal rivalitas panas antara Valentino Rossi dan Marc Marquez. Menurutnya, Rossi salah langkah saat mencoba menggunakan perang psikologi untuk menghadapi Marquez. Pasalnya, strategi tersebut justru berbalik menjadi bumerang.

1. Strategi yang Keliru
Rivalitas Valentino Rossi dan Marc Marquez memang menjadi cerita tak terlupakan dalam sejarah MotoGP, terutama setelah insiden kontroversial di musim 2015. Casey Stoner menyebut, Rossi salah perhitungan dengan mencoba “menggertak” Marquez, pembalap muda asal Spanyol yang justru berani melawan.

“Jika Anda tahu seorang pembalap agresif dan tidak takut mengambil risiko, jangan mencoba menakutinya. Anda tidak akan berhasil melakukannya terhadap orang seperti Marquez,” ungkap Stoner dalam wawancara dengan Crash, Minggu (19/1/2025).

Menurut Stoner, langkah Rossi di musim 2015, terutama saat konflik di Sepang, justru menjadi kesalahan besar. “Dia (Rossi) mengusik pembalap yang paling sulit diusik di grid. Marquez adalah seseorang yang mampu mengalahkannya, lebih cepat, dan juga cukup tangguh untuk keluar dari tekanan itu,” tambahnya.

2. Pola Lama yang Tidak Efektif
Stoner juga menyoroti pola psikologis yang sering digunakan Rossi terhadap lawan-lawannya di masa lalu. Taktik tersebut mungkin berhasil melawan pembalap lain seperti dirinya, Dani Pedrosa, atau Jorge Lorenzo. Namun, hal ini tidak berlaku terhadap generasi baru, termasuk Marquez.

“Sebelum saya, Dani, dan Jorge datang, Valentino terbiasa memainkan permainan psikologi dengan mudah. Tapi kami belajar dari trik-triknya dan mulai memahami cara menghadapinya,” ujar Stoner.

Stoner menilai, saat Rossi mencoba menggunakan taktik lama terhadap Marquez, ia justru kehilangan kendali. Perang kata-kata di media dan insiden di lintasan hanya memperburuk situasi. “Rossi seharusnya tidak membiarkan konflik itu merusak fokusnya. Namun, pada akhirnya, Marquez mampu melawan, dan itu adalah haknya,” tegas Stoner.

3. Hubungan yang Membaik
Meski sempat berseteru dengan Rossi selama periode 2007 hingga 2011, Stoner mengakui bahwa hubungan mereka kini jauh lebih baik. Ia bahkan pernah diundang ke The Ranch, tempat latihan ikonik milik Rossi. Hal ini membuktikan bahwa meski rivalitas di lintasan memanas, hubungan pribadi keduanya tetap bisa diperbaiki.

Rivalitas Rossi dan Marquez masih menjadi topik hangat hingga saat ini. Kendati telah berlalu satu dekade, dinamika keduanya di dalam dan luar lintasan tetap menjadi cerita yang menarik dalam dunia balap MotoGP.

Tim Gresini MotoGP 2025 Diluncurkan: Alex Marquez Berambisi Catat Sejarah

Gresini Racing resmi meluncurkan tim mereka untuk ajang MotoGP 2025 pada Minggu (19/1/2025) tengah malam WIB. Dalam acara tersebut, tim memperkenalkan dua pembalap andalannya, Alex Marquez dan Fermin Aldeguer, yang siap menghadapi tantangan di musim balap yang akan datang. Dengan persiapan matang dan semangat tinggi, Gresini Racing memiliki optimisme besar untuk meraih hasil terbaik di ajang bergengsi ini.

Alex Marquez, yang telah bergabung dengan Gresini Racing, menyatakan keyakinannya bahwa tim ini memiliki peluang besar untuk meraih kemenangan pertama di kelas premier MotoGP. Marquez, yang sudah menjalani uji coba dengan Ducati Desmosedici GP24 pada Tes Pascamusim MotoGP Barcelona pada November 2024, merasa siap untuk menghadapi tantangan. “Saya pikir kami memiliki peluang bagus untuk mencapainya,” ungkap Marquez, seperti dilansir dari Motosan.

Lebih lanjut, Marquez menyampaikan bahwa seluruh elemen dalam tim saling mendukung dan bekerja keras untuk mencapai kesuksesan. Meskipun Gresini Racing merupakan tim yang lebih kecil, pembalap berusia 28 tahun ini yakin bahwa mereka memiliki potensi besar, mentalitas yang kuat, dan segala sumber daya yang dibutuhkan untuk berada di puncak. “Kami adalah tim kecil, tetapi kami memiliki potensi, mentalitas, dan segala yang diperlukan untuk menjadi yang teratas,” tambah Marquez.

Marquez juga menyadari bahwa setiap tim pasti menghadapi tantangan dan kekurangan di awal musim. Oleh karena itu, Gresini Racing telah mempersiapkan langkah-langkah untuk mengevaluasi dan memperbaiki kekurangan setelah beberapa seri pertama. “Tujuan kami adalah memulai pramusim yang solid dan mengevaluasi level kami setelah empat balapan pertama,” kata Marquez, yang telah berkompetisi di MotoGP sejak 2020.

Meskipun belum pernah meraih kemenangan di MotoGP sejak debutnya, dengan pencapaian terbaiknya sebagai runner-up di MotoGP Aragon 2020, Marquez tetap optimis untuk bisa mencapainya di musim 2025. Balapan pertama musim ini akan digelar di Sirkuit Internasional Buriram, Thailand, pada 28 Februari hingga 2 Maret 2025, dan menjadi ajang pembuka bagi Marquez dan Gresini Racing untuk menunjukkan kualitas dan kemampuan mereka.

Singapore Airlines Perpanjang Kerjasama dengan Formula 1 Hingga 2028 Sebagai Sponsor Utama

Singapore Airlines (SIA) mengumumkan bahwa mereka telah memperpanjang kontrak sebagai sponsor utama Formula 1 Singapore Grand Prix hingga 2028. Kesepakatan ini menegaskan komitmen jangka panjang SIA dalam mendukung salah satu ajang olahraga paling bergengsi dunia yang juga berperan penting dalam menarik wisatawan ke Singapura.

SIA pertama kali menjadi sponsor utama pada tahun 2014, dan telah memperbarui kontraknya beberapa kali sejak saat itu. Dengan perpanjangan terbaru ini, SIA berencana melanjutkan kolaborasi erat dengan penyelenggara Formula 1 untuk berbagai inisiatif, termasuk promosi pariwisata dan upaya keberlanjutan. Ini mencerminkan fokus SIA yang tidak hanya terletak pada keuntungan finansial, tetapi juga pada dampak sosial dan lingkungan yang dihasilkan oleh sponsorship ini.

Perpanjangan kontrak ini diharapkan dapat memberi dorongan bagi industri pariwisata Singapura, terutama pasca-pandemi COVID-19 yang sempat mengganggu banyak acara internasional. Lee Lik Hsin, Wakil Presiden Eksekutif SIA, menyatakan bahwa Formula 1 adalah platform penting bagi Singapura untuk menunjukkan posisinya sebagai pusat internasional. Dengan kembali diselenggarakannya balapan ini, diharapkan jumlah wisatawan yang datang akan meningkat.

Dalam kesepakatan baru ini, SIA dan Formula 1 juga berkomitmen untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan dan material berkelanjutan selama pelaksanaan acara. Langkah ini mendukung upaya global untuk mengurangi jejak karbon dan meningkatkan kesadaran terkait isu lingkungan. Brandon Snow, Manajer Komersial Formula 1, menekankan pentingnya kerjasama ini untuk meminimalkan dampak lingkungan dari acara besar seperti Grand Prix.

Masyarakat Singapura menyambut positif perpanjangan kontrak ini, dengan banyak yang berharap kembalinya Formula 1 dapat membawa kembali antusiasme dan kegembiraan yang sempat hilang akibat pandemi. Selain itu, para penggemar balap sangat menantikan sajian spektakuler yang ditawarkan oleh sirkuit Marina Bay yang ikonik dengan pemandangan malam yang memukau.

Dengan diperpanjangnya kontrak ini, Singapore Airlines terus memperkuat komitmennya dalam mendukung olahraga dan pariwisata Singapura. Kini, perhatian tertuju pada bagaimana kedua pihak akan berkolaborasi untuk menjadikan Formula 1 yang akan datang lebih sukses dan berkelanjutan.

Bagnaia dan Marquez: Kombinasi Sulit tapi Cepat ala Ducati

Senin mendatang, Ducati akan mengungkap susunan pembalapnya untuk musim MotoGP 2025. Dua nama besar, Francesco “Pecco” Bagnaia dan Marc Marquez, dipastikan akan menjadi bagian dari tim utama. Kombinasi ini dianggap sebagai salah satu duet terkuat dalam sejarah pabrikan asal Borgo Panigale.

Dengan delapan gelar juara dunia di kelas utama dan sebelas gelar di semua kategori, Bagnaia dan Marquez hampir setara dengan duet legendaris Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo dari Yamaha, yang mendominasi pada 2016. Namun, seperti halnya Rossi dan Lorenzo, kolaborasi Bagnaia dan Marquez diprediksi akan penuh tantangan.

CEO Ducati, Claudio Domenicali, mengakui bahwa mengelola dua pembalap dengan kaliber seperti ini bukan tugas yang mudah. “Pecco dan Marc adalah seperti pesawat supersonik: sulit dikendalikan, tetapi memiliki potensi luar biasa. Kombinasi mereka sangat gila,” ujarnya dalam acara Campioni in Festa di Bologna.

David Tardozzi, manajer tim Ducati, juga menyoroti tantangan dalam mengelola dua “monster balap” ini. Meski demikian, ia yakin Marquez adalah pembalap sekaligus pribadi yang luar biasa. “Marc tidak hanya hebat di lintasan, tetapi juga cerdas dan mampu memahami kebutuhan tim. Untuk menjadi pembalap hebat, Anda harus menjadi orang yang hebat juga,” jelas Tardozzi.

Giacomo Agostini, legenda balap dengan 15 gelar juara dunia, turut berkomentar tentang pasangan baru Ducati ini. Dalam acara penghargaan Caschi d’Oro 2024, ia menyatakan optimisme terhadap koeksistensi Bagnaia dan Marquez. “Musim depan akan sangat spektakuler dengan dua juara ini. Saya tidak melihat ada masalah besar dalam hubungan mereka,” katanya.

Dalam hal teknis, Ducati tetap mengandalkan keahlian manajer umum mereka, Luigi Dall’Igna. Menurut Dall’Igna, pengembangan motor akan tetap berada di tangan para teknisi, meskipun masukan dari pembalap tetap diperhitungkan. “Kami selalu mendengarkan komentar para rider, tetapi keputusan akhir ada pada teknisi. Dengan pendekatan ini, kami mampu menjaga harmoni di dalam tim,” jelasnya.

Kolaborasi antara Bagnaia dan Marquez diyakini akan membawa Ducati ke level baru dalam MotoGP. Namun, tantangan besar menanti, tidak hanya di lintasan, tetapi juga dalam menjaga keseimbangan di dalam tim. Semua mata akan tertuju pada Ducati saat mereka memulai perjalanan menuju musim 2025.

Honda Siap Meluncurkan Tim Baru Di MotoGP Tanpa Repsol Pada 1 Februari 2025

Honda Racing Corporation (HRC) mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan tim pabrikan baru di ajang MotoGP tanpa dukungan sponsor utama Repsol. Peluncuran ini dijadwalkan berlangsung pada 1 Februari 2025, menandai babak baru bagi Honda setelah berakhirnya kemitraan selama 30 tahun dengan Repsol.

Kemitraan antara Honda dan Repsol yang dimulai pada tahun 1995 telah menghasilkan banyak prestasi, termasuk 15 gelar juara dunia dan lebih dari 180 kemenangan di kelas utama MotoGP. Namun, dengan berakhirnya kontrak sponsor pada akhir musim 2024, Honda harus mencari alternatif baru untuk mendukung tim mereka. Ini menunjukkan bahwa meskipun sejarah kemitraan yang sukses, perubahan dalam dunia olahraga sering kali diperlukan untuk adaptasi dan pertumbuhan.

Sebagai langkah strategis, Honda dilaporkan telah menjalin kesepakatan dengan Castrol untuk menggantikan Repsol sebagai sponsor utama. Meskipun Castrol sebelumnya telah bermitra dengan tim LCR Honda, kesepakatan ini akan membawa logo Castrol ke motor pabrikan Honda di MotoGP. Ini mencerminkan upaya Honda untuk terus berinovasi dan mencari dukungan dari merek-merek terkemuka dalam industri otomotif.

Dengan peluncuran tim baru ini, Honda juga akan memperkenalkan desain livery baru yang mencerminkan identitas merek mereka tanpa kehadiran warna khas Repsol. Hal ini akan menjadi simbol perubahan dan harapan baru bagi tim setelah masa lalu yang panjang bersama sponsor sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa perubahan visual dapat menjadi bagian penting dari strategi pemasaran dan branding tim.

Kehilangan Repsol sebagai sponsor utama dapat mempengaruhi performa tim di musim mendatang. Namun, HRC optimis bahwa dengan dukungan Castrol dan strategi baru yang diterapkan, mereka dapat kembali bersaing di papan atas MotoGP. Ini mencerminkan harapan dan ambisi tim untuk mengembalikan kejayaan mereka di arena balap.

Para pembalap Honda, termasuk Joan Mir dan Luca Marini, menyatakan kesiapan mereka untuk menghadapi tantangan baru di musim 2025. Mereka percaya bahwa perubahan ini akan membawa motivasi tambahan untuk meraih hasil positif setelah beberapa tahun terakhir yang sulit. Ini menunjukkan pentingnya mentalitas positif dalam menghadapi perubahan besar dalam karir seorang atlet.

Dengan peluncuran tim baru tanpa Repsol pada 1 Februari 2025, Honda berharap dapat memulai era baru yang penuh harapan dalam ajang MotoGP. Semua pihak kini diajak untuk menyaksikan bagaimana perubahan ini akan mempengaruhi performa tim serta strategi yang diterapkan untuk mencapai kesuksesan di musim mendatang. Keberhasilan dalam adaptasi terhadap perubahan ini akan sangat menentukan masa depan Honda di dunia balap motor.

Honda Siapkan Langkah Besar Bersama Adrian Newey di Aston Martin F1

Aston Martin F1 akan mengalami perubahan signifikan di musim depan dengan kedatangan Adrian Newey, desainer ternama asal Inggris yang akan bergabung dengan tim Silverstone setahun sebelum Honda memulai kerjasama dengan mereka. Pengumuman ini pertama kali disampaikan pada bulan September setelah spekulasi berlarut mengenai masa depan Newey di dunia Formula 1.

Koji Watanabe, Presiden Honda Racing Corporation (HRC), mengungkapkan dukungannya terhadap keputusan Aston Martin merekrut Newey. Dia menyatakan bahwa kehadiran desainer berbakat ini adalah langkah positif yang dapat membawa Aston Martin ke tingkat lebih tinggi. “Kami sangat senang Aston Martin mengambil langkah berani untuk meningkatkan daya saing mereka, terutama dengan bergabungnya Newey. Kami yakin dia akan berperan besar dalam menciptakan mobil terbaik di dunia, seperti yang telah dia capai bersama Red Bull,” ujar Watanabe.

Sebagai informasi, Newey memiliki rekam jejak luar biasa bersama Red Bull Racing, di mana dia membantu tim tersebut meraih banyak gelar juara dunia. Keahliannya dalam merancang mobil balap yang cepat menjadikannya salah satu sosok paling dihormati dalam dunia Formula 1. Sekarang, Newey akan membawa pengalaman dan keterampilannya ke Aston Martin, yang tengah berusaha untuk memperkuat posisi mereka di tengah persaingan sengit di Formula 1.

Honda, yang telah bermitra dengan Red Bull sejak 2019, akan mulai bekerja sama dengan Aston Martin pada 2026 untuk menghadapi regulasi teknis F1 yang baru. Meskipun kolaborasi antara tim sasis dan tim pengembang unit daya sering kali menghadirkan tantangan, Watanabe tetap optimis bahwa sinergi antara Newey dan Honda akan menghasilkan mobil yang lebih baik.

“Pengalaman saya bekerja dengan Newey menunjukkan betapa besar hasratnya untuk merancang mobil yang cepat. Tentu saja, terkadang ada ketegangan antara tim sasis dan tim power unit karena perbedaan perspektif. Namun, kami selalu dapat menyelesaikan perbedaan tersebut dan menghasilkan mobil yang unggul di dunia balap,” kata Watanabe.

Dengan bergabungnya Newey, tantangan serupa kemungkinan besar akan muncul. Namun, Watanabe tetap yakin bahwa kerja sama antara Aston Martin dan Honda akan membuahkan hasil yang luar biasa. Dengan semangat untuk masa depan yang cerah, Aston Martin dan Honda siap bersatu untuk menghadapi tantangan besar di Formula 1, dengan harapan mereka dapat mencapai puncak prestasi di dunia balap.

Oscar Piastri Bersiap Tampil Kuat di Formula 1 2025 untuk Raih Gelar Juara

Pada 4 Januari 2025, Oscar Piastri, pembalap McLaren, mengungkapkan keyakinannya untuk menjadi pesaing utama dalam perebutan gelar juara Formula 1 musim 2025. Ia merasa siap meraih gelar juara dunia, berkat pengalaman yang telah ia kumpulkan dari musim sebelumnya.

Dalam wawancara terkini, Piastri berbicara mengenai perjalanan musim lalu yang penuh tantangan. Meskipun mengalami inkonsistensi, ia berhasil memenangkan sebuah grand prix dan membantu McLaren meraih gelar juara konstruktor pertama mereka sejak 1998. Piastri menyelesaikan musim di posisi keempat dengan total 292 poin, tertinggal 82 poin dari rekan setimnya, Lando Norris. Pengalaman tersebut memberi banyak pembelajaran berharga baginya untuk menghadapi musim mendatang.

Piastri menyatakan, “Saat ini, saya merasa sudah berada di titik di mana saya memiliki hampir semua elemen yang diperlukan untuk sukses.” Ia yakin bahwa dengan memadukan kecepatan balapnya dan kemampuannya bersaing dengan pembalap lainnya, ia akan mampu meningkatkan performa di musim yang akan datang. Pernyataan ini mencerminkan kemajuan yang signifikan, baik dari segi mental maupun teknis dalam kariernya.

Walaupun penuh keyakinan, Piastri sadar bahwa Formula 1 tetap menjadi arena yang sangat kompetitif. Ia akan bersaing dengan pembalap-pembalap hebat seperti Max Verstappen dari Red Bull dan Charles Leclerc dari Ferrari. Persaingan yang semakin ketat menuntut Piastri untuk terus beradaptasi dan meningkatkan kemampuannya agar bisa bertarung di level tertinggi.

Tim McLaren juga menunjukkan komitmen mereka untuk melakukan inovasi pada desain mobil untuk musim 2025. Andrea Stella, kepala tim McLaren, mengungkapkan bahwa mereka siap mengambil langkah berani dalam pengembangan mobil demi meraih gelar juara dunia. Ini menunjukkan bahwa tim mendukung penuh perjuangan Piastri untuk mencapai tujuannya.

Dengan keyakinan dan dukungan penuh dari tim, Oscar Piastri memasuki musim 2025 dengan harapan besar untuk memenangkan gelar juara Formula 1. Banyak yang menantikan bagaimana performanya bersama McLaren dalam menghadapi tantangan musim ini. Jika ia berhasil mengintegrasikan semua kemampuannya, Piastri bisa menjadi salah satu calon kuat perebutan gelar juara dunia.

Marc Marquez Hadapi 5 Hambatan Berat untuk Juara MotoGP 2025, Rossi Jadi Ancaman Utama!

Marc Marquez menjadi salah satu pembalap yang paling dinantikan di MotoGP 2025. Dengan kepindahannya ke tim Ducati Lenovo, banyak yang berharap Marquez bisa kembali tampil dominan setelah musim 2024 yang cukup kompetitif. Namun, meskipun menunggangi motor yang lebih kompetitif, jalan Marquez menuju gelar juara MotoGP 2025 tak akan mulus. Ada beberapa hambatan yang harus ia hadapi di musim baru, dan berikut adalah lima tantangan terbesar yang bisa menghalangi impiannya.

1. Kehadiran Kepala Kru Baru

Setelah tiga tahun berturut-turut bekerja dengan kepala kru yang berbeda, Marc Marquez kini harus beradaptasi dengan Marco Rigamonti di Ducati. Rigamonti, yang sebelumnya bekerja dengan beberapa pembalap top seperti Enea Bastianini dan Johann Zarco, akan menjadi sosok yang membantunya menyesuaikan motor Ducati dengan gaya balapnya. Proses adaptasi ini bisa menjadi hambatan besar, karena Marquez harus menemukan chemistry dengan tim baru dalam waktu yang relatif singkat.

2. Pembuktian Diri di Ducati

Keputusan Ducati untuk memilih Marquez sebagai rider utama, meski juara dunia 2024 Jorge Martin lebih berprestasi, menambah beban mental pada Marquez. Ia harus membuktikan bahwa Ducati membuat keputusan yang tepat, dan menunjukkan bahwa dirinya layak untuk memimpin tim pabrikan. Tekanan untuk memberikan hasil yang memuaskan bisa menjadi penghalang besar bagi Marquez, yang harus menjaga konsentrasi dan performanya.

3. Tekanan dari Penggemar yang Penasaran

Marc Marquez sempat tampil luar biasa pada MotoGP 2019, dengan 12 kemenangan dari 19 balapan. Penonton kini bertanya-tanya apakah Marquez bisa mengulangi pencapaian gemilang tersebut di MotoGP 2025. Tekanan untuk memenuhi ekspektasi penggemar dan media bisa mengganggu fokusnya, mengingat harapan yang sangat tinggi untuk melihatnya kembali merajai sirkuit.

4. Persaingan dengan Francesco Bagnaia

Francesco Bagnaia, juara dunia MotoGP 2022, diprediksi akan kembali kuat di musim 2025 setelah mengalami musim yang penuh lika-liku di 2024. Bagnaia kini akan menjadi salah satu pesaing utama Marquez, terutama setelah Jorge Martin berpindah ke Aprilia. Potensi friksi dan intrik antara dua pembalap kelas dunia ini bisa menjadi faktor penentu dalam perebutan gelar, dengan keduanya memiliki ambisi besar untuk meraih kemenangan.

5. Rivalitas dengan Valentino Rossi

Kepindahan Marquez ke Ducati juga memunculkan kembali rivalitas yang tak terhindarkan dengan Valentino Rossi, legenda MotoGP asal Italia. Rossi, yang memiliki hubungan dekat dengan Ducati, bahkan terang-terangan ingin lebih sering hadir di sirkuit untuk memantau para pembalapnya. Kehadiran Rossi bisa menambah tekanan psikologis pada Marquez, yang ingin menyaingi jumlah gelar juara kelas utama yang dimiliki oleh The Doctor, yang saat ini unggul satu gelar dari Marquez.

Dengan segala rintangan ini, Marc Marquez harus bekerja ekstra keras untuk mewujudkan impian meraih gelar juara dunia MotoGP 2025. Namun, jika ia berhasil mengatasi tantangan-tantangan ini, musim depan bisa menjadi awal dari kebangkitan sang juara dunia enam kali ini.

Gigi Dall’Igna ke Honda: Membangun Motor Terbaik Butuh Waktu, Bukan Instan

Menjelang musim baru MotoGP 2025, Ducati memberikan peringatan kepada Honda mengenai tantangan besar yang akan mereka hadapi. Pabrikan asal Jepang tersebut masih kesulitan dalam merancang motor yang kompetitif. Bahkan, dalam musim lalu, Honda gagal menembus posisi lima besar klasemen, dengan pencapaian terbaik mereka hanya finis kedelapan.

Pencapaian Honda yang sedikit lebih baik di MotoGP 2024 diperoleh berkat Johann Zarco, pembalap andalan tim LCR Honda. Namun, hasil ini tetap jauh dari harapan, mengingat reputasi besar Honda di dunia balap motor.

Untuk meningkatkan performa motornya, Honda memutuskan untuk merekrut sejumlah mekanik top dari tim lain. Salah satunya adalah Romano Albesiano, yang dipanggil untuk bergabung dengan Honda setelah sukses bersama Aprilia. Meskipun diharapkan dapat membawa perubahan signifikan, tantangan besar menanti Albesiano, yang kini harus beradaptasi dengan budaya dan filosofi kerja yang berbeda di Honda.

Gigi Dall’Igna, bos tim Ducati, turut memberikan komentar mengenai situasi ini. Menurutnya, meskipun Albesiano memiliki kemungkinan besar dari segi finansial, proses untuk membangun motor yang kompetitif tidak bisa dilakukan dengan cepat. “Romano memiliki tantangan besar. Secara finansial, tentu dia punya peluang lebih besar, tetapi dia harus mengatasi perbedaan dalam mentalitas dan filosofi kerja di Honda,” ungkap Dall’Igna.

Dall’Igna juga menegaskan bahwa membangun tim yang solid dan motor yang cepat memerlukan waktu dan usaha yang tidak instan. “Butuh waktu untuk membangun dan menjalankan struktur. Anda harus punya orang yang bisa mengekspresikan ide, konsep, dan solusi baru. Semua itu tidak bisa dicapai dalam semalam,” tambah Dall’Igna, yang sudah berpengalaman membangun Ducati menjadi tim yang dominan di MotoGP.

Dengan musim MotoGP 2025 yang dimulai pada Maret mendatang, Honda dihadapkan pada tantangan berat untuk bisa kembali bersaing di level tertinggi. Balapan pembuka akan dimulai di MotoGP Thailand, yang menjadi ajang pembuktian bagi tim-tim papan atas, termasuk Honda yang tengah berusaha kembali ke jalur kemenangan.

Lucio Cecchinello Blak-blakan Tentang Perubahan Pendekatan Balap HRC Di MotoGP

Pada tanggal 1 Januari 2025, Lucio Cecchinello, manajer tim LCR Honda, berbicara terbuka mengenai perubahan signifikan dalam pendekatan balap Honda Racing Corporation (HRC) di MotoGP. Dalam wawancara tersebut, ia menjelaskan bagaimana tim berupaya untuk beradaptasi dengan tantangan baru di dunia balap motor yang semakin kompetitif.

Cecchinello mengungkapkan bahwa HRC telah mengambil langkah-langkah strategis untuk meningkatkan performa motor mereka, terutama setelah hasil yang kurang memuaskan di musim sebelumnya. “Kami menyadari bahwa kami harus berinvestasi lebih banyak dalam teknologi dan pengembangan mesin untuk bersaing dengan tim-tim lain,” ujarnya. Pendekatan ini mencerminkan kesadaran HRC akan pentingnya inovasi dalam mempertahankan posisi mereka di puncak kompetisi MotoGP.

Dalam pernyataannya, Cecchinello juga menekankan pentingnya kolaborasi antara tim teknis dan pembalap. Ia percaya bahwa komunikasi yang baik antara kedua pihak dapat membantu mengidentifikasi masalah dan menemukan solusi yang tepat. “Kami perlu mendengarkan masukan dari pembalap tentang performa motor agar dapat melakukan perbaikan yang diperlukan,” tambahnya. Pendekatan ini diharapkan dapat menciptakan sinergi yang lebih baik dalam tim.

Dengan masuknya pembalap baru Somkiat Chantra ke dalam tim LCR Honda, Cecchinello optimis bahwa perubahan ini akan membawa angin segar bagi tim. Chantra, yang sebelumnya tampil di Moto2, diharapkan dapat memberikan perspektif baru dan energi positif dalam tim. “Kami sangat senang menyambut Chantra dan yakin bahwa dia akan berkontribusi besar bagi kami,” ungkap Cecchinello.

Meskipun ada harapan baru, Cecchinello menyadari bahwa tantangan tetap ada. Persaingan di MotoGP semakin ketat dengan kemajuan teknologi dari rival-rival seperti Ducati dan Yamaha. “Kami harus tetap fokus dan bekerja keras untuk mengejar ketertinggalan,” katanya. Ia juga menambahkan bahwa HRC harus terus beradaptasi dengan perubahan regulasi dan tuntutan pasar.

Dengan perubahan pendekatan yang diterapkan oleh HRC, semua pihak kini menantikan bagaimana hasilnya akan terlihat di musim 2025. Lucio Cecchinello berharap bahwa investasi dalam teknologi dan pengembangan serta kolaborasi yang lebih baik dengan pembalap akan membawa kesuksesan bagi LCR Honda. Musim baru ini menjadi kesempatan bagi tim untuk membuktikan diri dan bersaing kembali di puncak MotoGP.