Tag Archives: Motorsport

Fakta Menarik MotoGP Thailand: Dominasi Marc Marquez Terancam?

Musim MotoGP 2025 akan resmi dimulai pekan ini, dengan Grand Prix Thailand sebagai seri pembuka. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, musim ini tidak diawali di Qatar, melainkan di Sirkuit Buriram, yang telah menjadi tuan rumah sejak 2018.

Sejak debutnya di kalender MotoGP, Thailand secara rutin menggelar balapan, kecuali pada tahun 2020 dan 2021 akibat pandemi. Ajang MotoGP Thailand 2025 akan menjadi penyelenggaraan keenam di negara tersebut.

Dominasi Marc Marquez di MotoGP Thailand

Marc Marquez menjadi pembalap yang paling sering meraih kemenangan di kelas utama MotoGP Thailand. Ia sukses finis pertama dalam dua musim beruntun, yakni pada 2018 dan 2019. Namun, sejak saat itu, Marquez belum mampu kembali menambah jumlah kemenangannya di Buriram.

Selain Marquez, belum ada pembalap lain yang berhasil memenangkan MotoGP Thailand lebih dari sekali. Musim lalu, Francesco Bagnaia—yang kini menjadi rekan setim Marquez di Ducati—berhasil meraih kemenangan di sirkuit ini. Ducati juga mendominasi dua balapan utama terakhir di Buriram.

Fakta Menarik MotoGP Thailand 2025

  • Thailand untuk pertama kalinya menjadi seri pembuka MotoGP, sekaligus menjadikan musim 2025 sebagai kali pertama sejak 1999 di mana balapan dimulai dari Asia Tenggara.
  • Sirkuit Buriram adalah satu dari 13 lintasan yang telah menjadi tuan rumah MotoGP, bersama dengan Motegi, Sepang, Lusail, Suzuka, Shah Alam, Mandalika, dan lainnya.
  • Pemenang MotoGP Thailand sebelumnya:
    • Marc Marquez (2 kemenangan)
    • Francesco Bagnaia (1)
    • Jorge Martin (1)
    • Miguel Oliveira (1)
  • Pabrikan yang meraih kemenangan di Buriram:
    • Honda (2 kemenangan)
    • Ducati (2 kemenangan)
    • KTM (1 kemenangan)
    • Ducati juga mendominasi dua sprint race terakhir di Buriram.
  • Rider di grid MotoGP 2025 yang pernah naik podium di Buriram:
    • Pecco Bagnaia (3 kali)
    • Marc Marquez (2)
    • Jorge Martin (2)
    • Maverick Viñales (2)
    • Miguel Oliveira (1)
    • Fabio Quartararo (1)
    • Jack Miller (1)
    • Brad Binder (1)
    • Pedro Acosta (1)
  • Pole sitter di MotoGP Thailand:
    • Marc Marquez, Fabio Quartararo, Marco Bezzecchi, Jorge Martin, dan Bagnaia masing-masing pernah meraih pole position satu kali.

MotoGP Thailand 2025 siap menjadi ajang yang menarik untuk disaksikan, dengan berbagai nama besar bersaing memperebutkan kemenangan. Apakah Marquez bisa kembali ke puncak, atau Ducati akan terus mendominasi?

Helm Baru Max Verstappen: Warisan Sang Ayah yang Menghidupkan Kenangan Awal Balapan

Pembalap Red Bull, Max Verstappen, resmi memperkenalkan helm terbaru yang akan digunakannya pada musim Formula 1 2025. Helm ini memiliki desain istimewa karena merupakan hasil rancangan sang ayah, Jos Verstappen, yang terinspirasi dari perlengkapan balapnya saat masih berkompetisi di dunia gokart.

“Desain ini sangat spesial bagi saya karena merupakan replika dari helm pertama yang saya gunakan saat mulai balapan di usia empat tahun. Ayah saya yang merancangnya, sehingga memiliki makna mendalam dalam perjalanan karier saya,” ungkap Verstappen, dikutip dari Formula 1, Kamis.

Helm bertema “kembali ke awal” ini didominasi oleh warna merah, putih, dan biru, mencerminkan bendera Belanda—negara asal Verstappen. Selain itu, siluet singa yang menjadi ciri khas desain helmnya tetap dipertahankan, dengan beberapa perubahan detail agar tetap terlihat modern.

Sebagai informasi, Jos Verstappen adalah mantan pembalap Formula 1 yang berkarier pada era 1990-an hingga awal 2000-an. Ia pernah membela sejumlah tim seperti Benetton, Simtek, Footwork, Tyrrell, Stewart, Arrows, dan Minardi, serta berhasil meraih dua podium sepanjang kariernya.

Max Verstappen sendiri mengikuti jejak sang ayah dengan debut di Formula 1 pada tahun 2015. Hingga kini, ia telah mencatatkan 40 pole position, 63 kemenangan, 112 podium, serta mengoleksi empat gelar juara dunia.

“Saya ingin desain helm ini tetap sederhana dan klasik, tetapi tetap mempertahankan elemen khas keluarga kami. Singa di bagian atas tetap ada, hanya mengalami sedikit perubahan detail. Ini adalah simbol dari warisan keluarga kami, dan saya sangat bangga bisa mengenakannya di lintasan,” ujar pembalap berusia 28 tahun tersebut.

Keputusan Dall’Igna yang Berdampak Luas: Jawaban atas Perbandingan dengan Newey

Manajer umum Ducati, Luigi Dall’Igna, berbagi pandangannya tentang keberhasilan merek Italia di MotoGP dan kehidupannya di balik layar balapan. Dalam wawancara eksklusif dengan Motorsport.com, pria yang akrab disapa Gigi ini mengungkap berbagai aspek menarik, mulai dari inovasi teknis hingga filosofi manajemen yang membawa Ducati merajai lintasan.

Sejak bergabung pada 2014, Dall’Igna telah membawa Ducati ke puncak kejayaan. Meski terkenal dengan latar belakang teknisnya, tanggung jawab Dall’Igna jauh melampaui desain motor Desmosedici. Ia juga memainkan peran penting dalam keputusan strategis, termasuk perekrutan Marc Marquez untuk musim 2025, menggantikan Jorge Martin, meski Martin berhasil meraih gelar juara dunia.

Saat ditanya tentang koleksi motor pribadinya, Dall’Igna dengan antusias menyebut memiliki sekitar 10 unit, yang semuanya menyimpan kenangan spesial. Namun, ia mengakui jarang berkendara karena kesibukan dan kurangnya waktu bersama keluarga.

Dari sisi teknis, Dall’Igna menyoroti inovasi aerodinamika dan perangkat ketinggian berkendara sebagai terobosan besar di MotoGP. “Awalnya, ide perangkat ketinggian belakang muncul dari kebutuhan untuk mengatasi batas performa mesin,” jelasnya. Sistem ini memungkinkan motor menjaga pusat gravitasi yang optimal, meski awalnya terasa rumit.

Mengenai filosofi kerja, Dall’Igna mengungkap pendekatan unik Ducati, di mana teknisi dari berbagai divisi saling berbagi pengetahuan dalam rapat lintas fungsi. “Dengan cara ini, semua orang memahami tantangan satu sama lain, meningkatkan kualitas tim secara keseluruhan,” ujarnya.

Keputusan Ducati memberikan bahan terbaik bagi tim independen juga menjadi topik menarik. Dall’Igna percaya, langkah ini meningkatkan standar kompetisi secara keseluruhan dan membawa manfaat bagi tim pabrikan. Meski sempat ada keraguan, filosofi ini terbukti efektif dengan dominasi Ducati dalam beberapa tahun terakhir.

Saat ditanya tentang masa depan, Dall’Igna tidak menutup kemungkinan untuk pensiun setelah lebih dari tiga dekade di dunia balap. Namun, ia yakin bahwa timnya mampu melanjutkan kesuksesan tanpa dirinya. “Budaya teknis di Ducati sudah sangat tinggi, sehingga regenerasi berjalan lancar,” pungkasnya.

Dengan visi dan inovasi yang ia bawa, Luigi Dall’Igna telah menjadikan Ducati sebagai kekuatan dominan di MotoGP, sekaligus menciptakan standar baru dalam manajemen tim balap modern.