Marc Marquez menjadi salah satu pembalap yang paling dinantikan di MotoGP 2025. Dengan kepindahannya ke tim Ducati Lenovo, banyak yang berharap Marquez bisa kembali tampil dominan setelah musim 2024 yang cukup kompetitif. Namun, meskipun menunggangi motor yang lebih kompetitif, jalan Marquez menuju gelar juara MotoGP 2025 tak akan mulus. Ada beberapa hambatan yang harus ia hadapi di musim baru, dan berikut adalah lima tantangan terbesar yang bisa menghalangi impiannya.
1. Kehadiran Kepala Kru Baru
Setelah tiga tahun berturut-turut bekerja dengan kepala kru yang berbeda, Marc Marquez kini harus beradaptasi dengan Marco Rigamonti di Ducati. Rigamonti, yang sebelumnya bekerja dengan beberapa pembalap top seperti Enea Bastianini dan Johann Zarco, akan menjadi sosok yang membantunya menyesuaikan motor Ducati dengan gaya balapnya. Proses adaptasi ini bisa menjadi hambatan besar, karena Marquez harus menemukan chemistry dengan tim baru dalam waktu yang relatif singkat.
2. Pembuktian Diri di Ducati
Keputusan Ducati untuk memilih Marquez sebagai rider utama, meski juara dunia 2024 Jorge Martin lebih berprestasi, menambah beban mental pada Marquez. Ia harus membuktikan bahwa Ducati membuat keputusan yang tepat, dan menunjukkan bahwa dirinya layak untuk memimpin tim pabrikan. Tekanan untuk memberikan hasil yang memuaskan bisa menjadi penghalang besar bagi Marquez, yang harus menjaga konsentrasi dan performanya.
3. Tekanan dari Penggemar yang Penasaran
Marc Marquez sempat tampil luar biasa pada MotoGP 2019, dengan 12 kemenangan dari 19 balapan. Penonton kini bertanya-tanya apakah Marquez bisa mengulangi pencapaian gemilang tersebut di MotoGP 2025. Tekanan untuk memenuhi ekspektasi penggemar dan media bisa mengganggu fokusnya, mengingat harapan yang sangat tinggi untuk melihatnya kembali merajai sirkuit.
4. Persaingan dengan Francesco Bagnaia
Francesco Bagnaia, juara dunia MotoGP 2022, diprediksi akan kembali kuat di musim 2025 setelah mengalami musim yang penuh lika-liku di 2024. Bagnaia kini akan menjadi salah satu pesaing utama Marquez, terutama setelah Jorge Martin berpindah ke Aprilia. Potensi friksi dan intrik antara dua pembalap kelas dunia ini bisa menjadi faktor penentu dalam perebutan gelar, dengan keduanya memiliki ambisi besar untuk meraih kemenangan.
5. Rivalitas dengan Valentino Rossi
Kepindahan Marquez ke Ducati juga memunculkan kembali rivalitas yang tak terhindarkan dengan Valentino Rossi, legenda MotoGP asal Italia. Rossi, yang memiliki hubungan dekat dengan Ducati, bahkan terang-terangan ingin lebih sering hadir di sirkuit untuk memantau para pembalapnya. Kehadiran Rossi bisa menambah tekanan psikologis pada Marquez, yang ingin menyaingi jumlah gelar juara kelas utama yang dimiliki oleh The Doctor, yang saat ini unggul satu gelar dari Marquez.
Dengan segala rintangan ini, Marc Marquez harus bekerja ekstra keras untuk mewujudkan impian meraih gelar juara dunia MotoGP 2025. Namun, jika ia berhasil mengatasi tantangan-tantangan ini, musim depan bisa menjadi awal dari kebangkitan sang juara dunia enam kali ini.