Tag Archives: MotoGP 2025

https://hementeslimat.com

Livery MotoGP 2025 LCR Honda Terungkap, Disajikan di Bangkok!

Musim MotoGP 2025 semakin mendekat, dan seluruh 11 tim di ajang balap motor paling bergengsi di dunia kini telah meluncurkan desain baru untuk kendaraan mereka. Salah satu tim yang mencuri perhatian adalah tim satelit Honda, LCR, yang pada Sabtu (8/2/2025) mengungkapkan motor terbaru mereka di Bangkok, Thailand.

Acara peluncuran ini sangat dinanti, terutama karena melibatkan dua pembalap dengan latar belakang yang berbeda: Johann Zarco, yang telah berpengalaman di kelas premier, dan Somkiat Chantra, pembalap rookie asal Thailand yang mencuri perhatian banyak pihak. Keduanya terbang ke Bangkok setelah menjalani tes di Sepang, Malaysia, untuk menghadiri acara tersebut.

Seperti yang sudah menjadi tradisi, tim LCR yang dipimpin oleh Lucio Cecchinello kembali memilih desain terpisah untuk motor yang digunakan oleh kedua pembalapnya. Johann Zarco akan kembali mengendarai Honda RC213V dengan dominasi warna putih-hijau khas sponsor Castrol, yang telah mendampingi tim tersebut sejak pertengahan 2010. Castrol, perusahaan minyak asal Inggris, juga memperpanjang kemitraannya dengan tim HRC tahun ini. Sementara itu, Somkiat Chantra, pembalap pertama asal Thailand di MotoGP, akan tampil dengan motor berwarna putih-merah, didukung oleh sponsor Idemitsu, yang sudah lama mendukung pengembangan pembalap Asia di ajang internasional.

Dengan peluncuran motor LCR selesai, kini seluruh tim di grid MotoGP sudah memperkenalkan motor mereka untuk musim 2025. Setelah acara peluncuran, para pembalap dan tim akan melanjutkan persiapan mereka dengan tes di Buriram, Thailand, pada 12-13 Februari. Tes ini menjadi kesempatan terakhir bagi tim-tim untuk menguji motor baru mereka sebelum musim balap dimulai di tempat yang sama pada bulan Maret.

Meskipun sebagian pembalap seperti Jorge Martin, Fabio di Giannantonio, dan Raul Fernandez tidak dapat hadir karena menjalani operasi pasca-kecelakaan saat uji coba di Sepang, sekitar 21 pembalap lainnya, termasuk Zarco dan Chantra, akan memeriahkan acara ini.

Musim 2025 diprediksi akan menjadi ujian besar bagi LCR Honda, yang berharap bisa melihat perbaikan pada motor RC213V yang sebelumnya menghadapi tantangan dalam persaingan dengan tim-tim besar Eropa dan Yamaha. Pada 2024, LCR berhasil mengungguli tim pabrikan HRC untuk finis di posisi ke-10 dalam klasemen tim, dengan Zarco memberikan hasil terbaik bagi tim tersebut, yaitu finis kedelapan di Grand Prix Thailand.

Dengan musim baru yang menjanjikan, harapan besar tertuju pada LCR dan kedua pembalap mereka untuk meraih prestasi yang lebih baik, sekaligus memperkecil celah kompetisi dengan tim-tim papan atas.

Bastianini dan Vinales Siap Tampil Maksimal dengan KTM Red Bull di MotoGP 2025

Pembalap Red Bull KTM Tech3, Enea Bastianini dan Maverick Vinales, siap menghadapi babak baru dalam karier mereka dengan bergabung bersama tim KTM untuk Kejuaraan Dunia MotoGP 2025. Keduanya, yang baru bergabung dengan keluarga besar KTM, membawa pengalaman, pengetahuan, dan potensi besar yang siap dimanfaatkan untuk musim mendatang.

Bastianini mengungkapkan rasa antusiasmenya, meskipun ia mengingatkan bahwa tim harus tetap tenang di awal musim. “Kami perlu memahami motor dan tim terlebih dahulu. Namun, saya merasa termotivasi, dan saya yakin pada balapan ketiga atau keempat kami akan mulai menunjukkan performa kompetitif,” ujarnya. Pembalap asal Italia ini mengaku terkesan setelah mencoba motor KTM barunya. “Saya melihat potensi besar motor ini, terutama saat melaju di tikungan tajam dan kecepatan transmisinya yang luar biasa,” tambah Bastianini.

Sementara itu, Vinales merasa sangat senang bisa mengenakan warna Red Bull KTM. Pembalap asal Spanyol itu menekankan pentingnya memiliki mentalitas terbuka dan fokus. “Saya akan berusaha tetap fokus dan memberikan performa terbaik saya untuk musim 2025,” kata Vinales dengan semangat.

KTM sendiri pada musim 2025 juga diperkuat oleh Brad Binder dan Pedro Acosta, yang bersama Bastianini dan Vinales, membawa tim ini ke dalam jajaran pembalap top. Keempat pembalap ini berhasil finis di tujuh besar klasemen musim sebelumnya, memperkuat harapan tim untuk musim yang lebih sukses.

Manajer Tim Red Bull KTM Tech3, Nicolas Goyon, menyambut gembira kehadiran Bastianini dan Vinales. Ia percaya keduanya akan menjadi tambahan yang luar biasa bagi tim. “Maverick dan Enea adalah pembalap berpengalaman, telah mencatatkan 17 kemenangan dan lebih dari 50 podium di MotoGP. Mereka akan menjadi bagian terkuat dalam sejarah tim Tech3,” kata Goyon optimis.

Francesco Bagnaia Fokus pada Persaingan Sportif di MotoGP 2025

Francesco Bagnaia, dua kali juara dunia MotoGP, mengungkapkan harapannya untuk bersaing secara sportif pada musim MotoGP 2025. Dalam wawancara terbarunya, Bagnaia menyoroti pentingnya kerja sama tim dan persaingan yang sehat dengan Marc Marquez, yang baru saja bergabung dengan Ducati.

Sebagai dua pembalap papan atas di dunia MotoGP, kehadiran Marquez di tim Ducati semakin memperkuat persaingan di lintasan. Meski sama-sama menyandang gelar juara dunia, Bagnaia menegaskan bahwa mereka akan bekerja sama dalam mengembangkan motor dan menyusun strategi balapan. Hal ini mencerminkan adanya hubungan saling menghormati di antara mereka, meskipun bersaing di level tertinggi.

Dalam persiapan menghadapi musim baru, Bagnaia telah mencoba motor GP25 terbaru. Ia menyatakan bahwa motor tersebut membawa peningkatan signifikan dibandingkan GP24. Dengan tenaga mesin yang lebih besar dan desain yang lebih canggih, Bagnaia optimistis GP25 akan menjadi senjata andal untuk mengarungi musim ini. Komitmen Ducati untuk terus berinovasi menunjukkan keseriusan mereka dalam mendukung para pembalapnya.

Setelah kehilangan gelar juara pada musim 2024, Bagnaia mengaku telah mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan dan bertekad untuk meningkatkan performa serta konsistensinya di balapan mendatang. Ia percaya bahwa pembelajaran dari masa lalu akan membantunya tampil lebih baik di masa depan.

Bagnaia juga menyoroti pentingnya dukungan dari tim dan para penggemar dalam menghadapi tantangan di musim baru. Ia berambisi untuk kembali meraih kemenangan dan membawa kebanggaan bagi Ducati serta pendukung setianya. Hal ini menunjukkan peran penting motivasi eksternal dalam memperkuat mentalitas seorang atlet.

Dengan semangat kompetisi yang positif dan tekad untuk terus berkembang, banyak pihak menantikan kembalinya Francesco Bagnaia sebagai salah satu bintang utama di MotoGP 2025. Kolaborasinya dengan Marc Marquez diharapkan dapat menghasilkan prestasi luar biasa untuk tim Ducati sekaligus memberikan hiburan menarik bagi penggemar MotoGP di seluruh dunia. Musim ini akan menjadi momen krusial bagi Bagnaia dan timnya dalam mencapai kesuksesan di ajang balap bergengsi ini.

Berpisah dengan Ducati, Martin Pastikan Hubungan Tetap Baik

Jorge Martin, yang telah mengukir sejarah sebagai juara dunia MotoGP 2024 bersama tim satelit, kini bersiap menghadapi musim 2025 bersama Aprilia. Meski sempat kecewa dengan keputusan Ducati yang lebih memilih Marc Marquez, Martin menegaskan tidak membawa dendam ke lintasan balap.

Sebelumnya, Martin hampir bergabung dengan tim pabrikan Ducati setelah mencapai kesepakatan verbal menjelang seri Italia tahun lalu. Namun, rencana itu berubah setelah Marc Marquez, juara dunia delapan kali, menolak bergabung dengan tim Pramac. Ducati akhirnya memutuskan untuk merekrut Marquez ke tim utama, sekaligus mengakhiri peluang Martin untuk bergabung. Keputusan tersebut memaksa Martin menerima tawaran dari Aprilia, yang ternyata menjadi titik balik dalam kariernya.

Keputusan Ducati untuk melepas Martin tidak menyurutkan semangat pebalap asal Spanyol itu. Justru, ia membuktikan kemampuannya dengan merebut gelar juara dunia, mengalahkan Francesco Bagnaia, juara bertahan dua musim sebelumnya. Pencapaian ini menjadikan Martin sebagai pebalap pertama dari tim satelit yang memenangkan gelar di era modern MotoGP.

Menyambut MotoGP 2025 dengan Kepala Dingin

Kini bergabung dengan Aprilia dan mengenakan nomor #1 di musim 2025, Martin menolak untuk balapan dengan emosi atau rasa dendam terhadap Ducati. Dalam wawancaranya dengan Motorsport, Martin menegaskan pentingnya menjaga fokus dan rasionalitas di lintasan balap.

“Jika saya balapan dengan rasa marah atau dendam terhadap Ducati, saya mungkin akan jatuh di setiap akhir pekan,” ungkap Martin. “Anda harus balapan dengan kepala dingin, memahami apa yang sedang Anda lakukan, dan selalu berusaha memberikan yang terbaik.”

Menurut Martin, membawa emosi negatif hanya akan menghalanginya menjadi versi terbaik dari dirinya. “Saya sama sekali tidak memikirkan soal balas dendam. Sudah cukup dengan mengalahkan mereka di kejuaraan dunia, itu sendiri adalah jawaban yang mereka rasakan,” tambahnya.

Martin juga mengungkapkan bahwa meskipun kecewa pada awalnya, ia merasa keputusan Ducati adalah berkah terselubung. “Sejak awal, sebelum semua kejadian di Mugello, saya sudah merasa bahwa Ducati bukan tempat yang tepat untuk saya. Semua yang terjadi membawa saya ke posisi ini—memenangkan Kejuaraan Dunia dan membawa nomor #1 ke Aprilia,” jelas pebalap berusia 26 tahun itu.

Dengan semangat dan optimisme tinggi, Jorge Martin kini siap menghadapi tantangan baru bersama Aprilia di musim 2025. Prestasi gemilangnya di musim lalu menjadi bukti bahwa keputusan sulit kadang membuka jalan menuju kesuksesan yang lebih besar.

Tim Gresini MotoGP 2025 Diluncurkan: Alex Marquez Berambisi Catat Sejarah

Gresini Racing resmi meluncurkan tim mereka untuk ajang MotoGP 2025 pada Minggu (19/1/2025) tengah malam WIB. Dalam acara tersebut, tim memperkenalkan dua pembalap andalannya, Alex Marquez dan Fermin Aldeguer, yang siap menghadapi tantangan di musim balap yang akan datang. Dengan persiapan matang dan semangat tinggi, Gresini Racing memiliki optimisme besar untuk meraih hasil terbaik di ajang bergengsi ini.

Alex Marquez, yang telah bergabung dengan Gresini Racing, menyatakan keyakinannya bahwa tim ini memiliki peluang besar untuk meraih kemenangan pertama di kelas premier MotoGP. Marquez, yang sudah menjalani uji coba dengan Ducati Desmosedici GP24 pada Tes Pascamusim MotoGP Barcelona pada November 2024, merasa siap untuk menghadapi tantangan. “Saya pikir kami memiliki peluang bagus untuk mencapainya,” ungkap Marquez, seperti dilansir dari Motosan.

Lebih lanjut, Marquez menyampaikan bahwa seluruh elemen dalam tim saling mendukung dan bekerja keras untuk mencapai kesuksesan. Meskipun Gresini Racing merupakan tim yang lebih kecil, pembalap berusia 28 tahun ini yakin bahwa mereka memiliki potensi besar, mentalitas yang kuat, dan segala sumber daya yang dibutuhkan untuk berada di puncak. “Kami adalah tim kecil, tetapi kami memiliki potensi, mentalitas, dan segala yang diperlukan untuk menjadi yang teratas,” tambah Marquez.

Marquez juga menyadari bahwa setiap tim pasti menghadapi tantangan dan kekurangan di awal musim. Oleh karena itu, Gresini Racing telah mempersiapkan langkah-langkah untuk mengevaluasi dan memperbaiki kekurangan setelah beberapa seri pertama. “Tujuan kami adalah memulai pramusim yang solid dan mengevaluasi level kami setelah empat balapan pertama,” kata Marquez, yang telah berkompetisi di MotoGP sejak 2020.

Meskipun belum pernah meraih kemenangan di MotoGP sejak debutnya, dengan pencapaian terbaiknya sebagai runner-up di MotoGP Aragon 2020, Marquez tetap optimis untuk bisa mencapainya di musim 2025. Balapan pertama musim ini akan digelar di Sirkuit Internasional Buriram, Thailand, pada 28 Februari hingga 2 Maret 2025, dan menjadi ajang pembuka bagi Marquez dan Gresini Racing untuk menunjukkan kualitas dan kemampuan mereka.

Marc Marquez Hadapi 5 Hambatan Berat untuk Juara MotoGP 2025, Rossi Jadi Ancaman Utama!

Marc Marquez menjadi salah satu pembalap yang paling dinantikan di MotoGP 2025. Dengan kepindahannya ke tim Ducati Lenovo, banyak yang berharap Marquez bisa kembali tampil dominan setelah musim 2024 yang cukup kompetitif. Namun, meskipun menunggangi motor yang lebih kompetitif, jalan Marquez menuju gelar juara MotoGP 2025 tak akan mulus. Ada beberapa hambatan yang harus ia hadapi di musim baru, dan berikut adalah lima tantangan terbesar yang bisa menghalangi impiannya.

1. Kehadiran Kepala Kru Baru

Setelah tiga tahun berturut-turut bekerja dengan kepala kru yang berbeda, Marc Marquez kini harus beradaptasi dengan Marco Rigamonti di Ducati. Rigamonti, yang sebelumnya bekerja dengan beberapa pembalap top seperti Enea Bastianini dan Johann Zarco, akan menjadi sosok yang membantunya menyesuaikan motor Ducati dengan gaya balapnya. Proses adaptasi ini bisa menjadi hambatan besar, karena Marquez harus menemukan chemistry dengan tim baru dalam waktu yang relatif singkat.

2. Pembuktian Diri di Ducati

Keputusan Ducati untuk memilih Marquez sebagai rider utama, meski juara dunia 2024 Jorge Martin lebih berprestasi, menambah beban mental pada Marquez. Ia harus membuktikan bahwa Ducati membuat keputusan yang tepat, dan menunjukkan bahwa dirinya layak untuk memimpin tim pabrikan. Tekanan untuk memberikan hasil yang memuaskan bisa menjadi penghalang besar bagi Marquez, yang harus menjaga konsentrasi dan performanya.

3. Tekanan dari Penggemar yang Penasaran

Marc Marquez sempat tampil luar biasa pada MotoGP 2019, dengan 12 kemenangan dari 19 balapan. Penonton kini bertanya-tanya apakah Marquez bisa mengulangi pencapaian gemilang tersebut di MotoGP 2025. Tekanan untuk memenuhi ekspektasi penggemar dan media bisa mengganggu fokusnya, mengingat harapan yang sangat tinggi untuk melihatnya kembali merajai sirkuit.

4. Persaingan dengan Francesco Bagnaia

Francesco Bagnaia, juara dunia MotoGP 2022, diprediksi akan kembali kuat di musim 2025 setelah mengalami musim yang penuh lika-liku di 2024. Bagnaia kini akan menjadi salah satu pesaing utama Marquez, terutama setelah Jorge Martin berpindah ke Aprilia. Potensi friksi dan intrik antara dua pembalap kelas dunia ini bisa menjadi faktor penentu dalam perebutan gelar, dengan keduanya memiliki ambisi besar untuk meraih kemenangan.

5. Rivalitas dengan Valentino Rossi

Kepindahan Marquez ke Ducati juga memunculkan kembali rivalitas yang tak terhindarkan dengan Valentino Rossi, legenda MotoGP asal Italia. Rossi, yang memiliki hubungan dekat dengan Ducati, bahkan terang-terangan ingin lebih sering hadir di sirkuit untuk memantau para pembalapnya. Kehadiran Rossi bisa menambah tekanan psikologis pada Marquez, yang ingin menyaingi jumlah gelar juara kelas utama yang dimiliki oleh The Doctor, yang saat ini unggul satu gelar dari Marquez.

Dengan segala rintangan ini, Marc Marquez harus bekerja ekstra keras untuk mewujudkan impian meraih gelar juara dunia MotoGP 2025. Namun, jika ia berhasil mengatasi tantangan-tantangan ini, musim depan bisa menjadi awal dari kebangkitan sang juara dunia enam kali ini.

Gigi Dall’Igna ke Honda: Membangun Motor Terbaik Butuh Waktu, Bukan Instan

Menjelang musim baru MotoGP 2025, Ducati memberikan peringatan kepada Honda mengenai tantangan besar yang akan mereka hadapi. Pabrikan asal Jepang tersebut masih kesulitan dalam merancang motor yang kompetitif. Bahkan, dalam musim lalu, Honda gagal menembus posisi lima besar klasemen, dengan pencapaian terbaik mereka hanya finis kedelapan.

Pencapaian Honda yang sedikit lebih baik di MotoGP 2024 diperoleh berkat Johann Zarco, pembalap andalan tim LCR Honda. Namun, hasil ini tetap jauh dari harapan, mengingat reputasi besar Honda di dunia balap motor.

Untuk meningkatkan performa motornya, Honda memutuskan untuk merekrut sejumlah mekanik top dari tim lain. Salah satunya adalah Romano Albesiano, yang dipanggil untuk bergabung dengan Honda setelah sukses bersama Aprilia. Meskipun diharapkan dapat membawa perubahan signifikan, tantangan besar menanti Albesiano, yang kini harus beradaptasi dengan budaya dan filosofi kerja yang berbeda di Honda.

Gigi Dall’Igna, bos tim Ducati, turut memberikan komentar mengenai situasi ini. Menurutnya, meskipun Albesiano memiliki kemungkinan besar dari segi finansial, proses untuk membangun motor yang kompetitif tidak bisa dilakukan dengan cepat. “Romano memiliki tantangan besar. Secara finansial, tentu dia punya peluang lebih besar, tetapi dia harus mengatasi perbedaan dalam mentalitas dan filosofi kerja di Honda,” ungkap Dall’Igna.

Dall’Igna juga menegaskan bahwa membangun tim yang solid dan motor yang cepat memerlukan waktu dan usaha yang tidak instan. “Butuh waktu untuk membangun dan menjalankan struktur. Anda harus punya orang yang bisa mengekspresikan ide, konsep, dan solusi baru. Semua itu tidak bisa dicapai dalam semalam,” tambah Dall’Igna, yang sudah berpengalaman membangun Ducati menjadi tim yang dominan di MotoGP.

Dengan musim MotoGP 2025 yang dimulai pada Maret mendatang, Honda dihadapkan pada tantangan berat untuk bisa kembali bersaing di level tertinggi. Balapan pembuka akan dimulai di MotoGP Thailand, yang menjadi ajang pembuktian bagi tim-tim papan atas, termasuk Honda yang tengah berusaha kembali ke jalur kemenangan.

Francesco Bagnaia Diprediksi Akan Tampil Luar Biasa di MotoGP 2025, Ducati Penuh Keyakinan

Pada 26 Desember 2024, Ducati mengungkapkan keyakinannya yang tinggi terhadap kemampuan Francesco Bagnaia untuk bersaing ketat di MotoGP 2025. Tim asal Italia ini percaya bahwa pembalap andalannya tersebut akan kembali menunjukkan performa luar biasa dan siap meraih posisi puncak setelah sukses besar yang dicapainya di musim lalu. Dengan persiapan yang matang dan pembaruan teknologi, Ducati yakin Bagnaia akan menjadi rival tak terbendung di musim depan.

Francesco Bagnaia telah membuktikan dirinya sebagai salah satu pembalap top di MotoGP dalam beberapa tahun terakhir. Setelah mengukir gelar juara dunia pada 2022, Bagnaia konsisten menunjukkan performa yang solid sepanjang 2024. Ducati melihat potensi besar dalam diri pembalap asal Italia ini dan optimis bahwa dia akan mampu memberikan lebih banyak kemenangan di musim 2025, berkat pengalamannya yang luas dan kedekatannya dengan motor Ducati.

Ducati mengungkapkan bahwa mereka telah melakukan sejumlah perbaikan pada motor Desmosedici GP untuk menghadapi musim 2025. Pembaruan besar dilakukan pada sektor aerodinamika, mesin, dan sistem elektronik yang akan meningkatkan performa motor secara keseluruhan. Dengan pembaruan ini, Ducati berharap motor yang lebih efisien akan memberikan keunggulan bagi Bagnaia dalam perebutan gelar juara dunia.

Diharapkan, pengalaman Bagnaia di beberapa musim terakhir akan membuatnya tampil lebih tajam di musim 2025. Dengan bertambahnya usia dan pengalaman, ia diyakini akan lebih bijaksana dalam membuat keputusan di lintasan, baik dalam merencanakan strategi balap maupun mengelola tekanan saat bersaing di posisi terdepan. Ducati yakin bahwa pengalaman ini akan menjadi kunci dalam pencapaiannya untuk merebut gelar juara dunia.

Bagnaia sendiri menyatakan tekadnya untuk kembali meraih kesuksesan bersama Ducati. Pembalap berusia 27 tahun itu berjanji akan tampil maksimal di setiap balapan dan mengambil pelajaran dari pengalaman musim sebelumnya untuk menghadapi tantangan yang lebih besar di 2025. Dengan dukungan penuh dari tim Ducati, ia percaya bisa kembali meraih gelar juara dunia.

Dengan keyakinan dari Ducati dan tekad kuat Francesco Bagnaia, musim 2025 diperkirakan akan menjadi salah satu momen penting dalam perjalanan karier pembalap asal Italia ini. Ducati optimis bahwa kombinasi motor yang lebih kompetitif dan pengalaman Bagnaia akan memberikan hasil yang mengesankan. Jika semua berjalan sesuai rencana, Bagnaia berpotensi meraih gelar juara dunia kembali dan membawa Ducati menuju kesuksesan yang lebih besar di ajang MotoGP.

Marc Marquez Memilih untuk Tidak Bergabung dengan Grup Valentino Rossi di MotoGP 2025

Pada tanggal 19 Desember 2024, Marc Marquez mengungkapkan keputusannya untuk tidak bergabung dengan kelompok yang dipimpin oleh legenda MotoGP, Valentino Rossi. Keputusan ini diambil menjelang dimulainya musim balapan 2025, dengan Marquez menegaskan bahwa ia menghindari keterlibatan dalam kelompok tersebut demi menghindari potensi konflik terkait sponsor dan kepentingan pribadi yang dapat mengganggu karier balapnya. Sebagai salah satu pembalap berbakat di generasinya, Marquez memilih untuk mempertahankan independensinya di lingkungan MotoGP.

Marquez menjelaskan bahwa ketegangan yang semakin intens antara tim dan sponsor menjelang musim 2025 turut memengaruhi pilihannya. Mengingat persaingan ketat antara tim besar seperti Yamaha dan Honda yang terlibat dalam permasalahan sponsor, ia merasa lebih bijak untuk tidak terikat pada kelompok atau aliansi tertentu yang dapat mengalihkan fokus dan tujuannya dalam balapan. Bagi Marquez, mempertahankan profesionalisme dan integritas dalam setiap langkah kariernya adalah hal yang sangat penting.

Meskipun Valentino Rossi telah pensiun dari balapan profesional, pengaruhnya tetap terasa kuat di dunia MotoGP, terutama melalui tim VR46 yang dikelola oleh keluarganya. Banyak pembalap muda yang bergabung dengan tim ini untuk memulai dan mengembangkan karier mereka. Namun, Marquez memilih untuk menjaga jarak dengan pengaruh besar Rossi, meskipun keduanya pernah memiliki hubungan profesional yang baik di beberapa kesempatan. Marquez lebih memilih untuk fokus pada tim dan sponsor yang ia percayai.

MotoGP dikenal sebagai olahraga dengan industri sponsor yang sangat besar, yang seringkali menghadirkan masalah terkait konflik kepentingan antara pembalap, tim, dan sponsor. Marquez, yang memiliki kontrak jangka panjang dengan Honda, mengungkapkan kekhawatirannya jika bergabung dengan kelompok tertentu dapat menimbulkan ketegangan dengan tim dan sponsor yang selama ini mendukungnya. Hal ini juga dapat memengaruhi citra dan keputusan strategis yang diambil oleh Honda untuk masa depan.

Marquez juga menegaskan bahwa fokus utamanya adalah pencapaian tujuan pribadinya dalam musim 2025. Setelah menghadapi beberapa cedera serius dalam beberapa tahun terakhir, Marquez bertekad untuk kembali menunjukkan performa terbaiknya dan berkompetisi di level tertinggi tanpa gangguan. Ia menginginkan lingkungan yang lebih stabil dan profesional untuk melanjutkan kariernya di dunia balap, yang sudah memberinya berbagai pencapaian luar biasa.

Keputusan Marquez untuk menjauh dari kelompok yang dipimpin oleh Rossi bisa memengaruhi dinamika persaingan dalam MotoGP 2025. Aliansi-aliansi pembalap dengan pengaruh besar seperti yang dimiliki Rossi sering kali menarik perhatian media dan penggemar. Meski begitu, Marquez memilih untuk mengutamakan nilai-nilai pribadi dan profesionalisme dalam menjalani musim 2025, yang mungkin menjadi langkah penting dalam membangun kembali kesuksesannya setelah melewati musim-musim penuh tantangan.

Pedro Acosta Yakin KTM Bisa Hadapi Krisis Keuangan Menuju MotoGP 2025

Pembalap muda berbakat, Pedro Acosta, mengungkapkan keyakinannya bahwa krisis keuangan yang tengah melanda KTM tidak akan mengganggu langkah tim MotoGP Red Bull KTM menuju musim depan. Meskipun perusahaan induk KTM, yang berbasis di Austria, saat ini mengalami kerugian besar dan kesulitan finansial, Acosta tetap fokus pada persiapannya untuk MotoGP 2025.

KTM AG, yang tengah berjuang dengan kerugian mencapai 2,9 miliar euro atau sekitar Rp48,5 triliun, dilaporkan menghadapi tekanan berat. Penjualan motor yang menurun tajam hingga 100 ribu unit yang tidak terjual pada 2024 ini, membuat beberapa anak perusahaan KTM, termasuk tim MotoGP, goyah. Bahkan, krisis ini mengancam pekerjaan sekitar 3.600 karyawan yang berada di bawah payung KTM.

Akibat situasi tersebut, ada kekhawatiran bahwa proyek MotoGP KTM, termasuk tim Red Bull KTM, bisa terpengaruh. Untuk mendukung kelanjutan karier Brad Binder dan Pedro Acosta di musim 2025, tim dilaporkan membutuhkan dana sekitar 70 juta euro (sekitar 1,17 triliun). Namun, meskipun keadaan tersebut memprihatinkan, Acosta tetap optimis dan percaya bahwa timnya akan terus berkembang.

“Situasi KTM saat ini tidak mempengaruhi kami sama sekali dan saya yakin mereka akan bergerak maju,” ujar Acosta dengan penuh keyakinan, seperti yang dilansir dari Motosan pada Kamis (18/12/2024).

Acosta, yang bergabung dengan tim pabrikan KTM pada musim 2025, sangat antusias menyambut tantangan baru. Setelah mencetak hasil impresif di musim debutnya di kelas MotoGP pada 2024, di mana ia berhasil finis di peringkat enam klasemen dengan torehan 215 poin bersama GASGAS Tech3, Acosta kini dipromosikan untuk menjadi bagian dari tim pabrikan KTM.

Sebagai Juara Moto2 2023, Acosta berambisi membawa timnya meraih hasil yang lebih baik pada musim depan. “Saya sangat senang bisa bergabung dengan tim resmi, yang merupakan tujuan kami sejak awal. Kami fokus untuk memperbaiki beberapa aspek motor dan mencari konsistensi dalam balapan agar bisa meraih hasil yang lebih baik,” tambahnya dengan penuh semangat.

Dengan tekad yang kuat dan optimisme tinggi, Acosta siap menghadapi musim pertama dengan KTM Red Bull dan berharap bisa memberikan kontribusi maksimal, meskipun tantangan besar menanti di hadapan mereka. Para penggemar MotoGP tentu akan menantikan bagaimana perjalanan Acosta dan KTM menghadapi krisis ini sambil tetap berusaha menjadi pesaing tangguh di papan atas MotoGP 2025.