Tag Archives: Liga Champions

https://hementeslimat.com

Harry Kane dan Peluang Emasnya Meraih Trofi Perdana

Harry Kane kembali menjalani musim luar biasa bersama Bayern Muenchen, meski belum juga meraih trofi yang ia impikan sepanjang kariernya. Selama bertahun-tahun, Kane menjadi salah satu penyerang paling produktif di dunia, dengan koleksi Sepatu Emas dari Liga Inggris dan Piala Dunia. Namun, tanpa trofi tim, namanya selalu tertinggal dalam persaingan Ballon d’Or. Musim ini, harapan Kane untuk mengangkat trofi semakin besar seiring performa gemilangnya bersama Bayern. Setelah meninggalkan Tottenham Hotspur yang tak kunjung memberikan gelar, ia bergabung dengan Bayern pada 2023 dengan biaya transfer 110 juta euro, menjadikannya rekrutan termahal dalam sejarah Bundesliga.

Musim lalu, Bayern gagal meraih gelar di bawah asuhan Thomas Tuchel, yang kemudian mundur karena ketidakmampuannya menjaga konsistensi tim. Namun, performa Kane tetap impresif, mencetak 36 gol dalam musim debutnya di Jerman. Kini, di bawah arahan Vincent Kompany, Bayern kembali mendominasi Bundesliga dengan memuncaki klasemen dan unggul enam poin dari Bayer Leverkusen. Kane sendiri memimpin daftar pencetak gol dengan 21 gol, menunjukkan konsistensi luar biasa meski sudah berusia 31 tahun. Jika Bayern mampu mempertahankan keunggulan hingga akhir musim, Kane akan meraih gelar liga pertamanya dalam karier profesionalnya.

Selain Bundesliga, Bayern juga masih berkompetisi di Liga Champions. Mereka akan menghadapi Inter Milan di perempat final, dengan potensi bertemu Barcelona atau Dortmund di semifinal. Jika melaju ke final, lawan yang menunggu bisa saja Paris Saint-Germain, Arsenal, Aston Villa, atau Real Madrid. Jika Bayern sukses di Eropa, Kane bisa meraih penghargaan individu yang selama ini sulit dijangkau, termasuk Ballon d’Or. Dengan potensi gelar pertama dalam genggamannya, musim ini bisa menjadi titik balik bagi Kane untuk akhirnya meraih kejayaan yang telah lama ia nantikan.

Simeone Tetap Optimistis Meski Atletico Madrid Takluk dari Barcelona

Pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone, tetap yakin timnya masih memiliki peluang untuk menjuarai Liga Spanyol musim 2024/25 meskipun baru saja mengalami kekalahan 2-4 dari Barcelona. Dalam pertandingan yang berlangsung di Wanda Metropolitano, Senin (17/3) dini hari, Barcelona asuhan Hansi Flick tampil dominan dan berhasil naik ke puncak klasemen dengan 60 poin, sementara Atletico Madrid tertahan di peringkat ketiga dengan 56 poin.

Simeone menegaskan bahwa timnya tidak akan menyerah dan akan terus berjuang hingga akhir musim. Ia menyatakan bahwa masih ada 10 pertandingan tersisa dan Atletico harus fokus untuk meraih kemenangan di setiap laga. Menurutnya, kemenangan dalam sepak bola bukan soal keberuntungan, melainkan hasil dari kerja keras dan usaha tim. Ia juga mengakui keunggulan Barcelona dalam pertandingan tersebut.

Selain faktor permainan, Simeone mengungkapkan bahwa timnya mengalami kelelahan setelah pertandingan dramatis melawan Real Madrid di Liga Champions yang berakhir dengan adu penalti. Situasi semakin sulit dengan kondisi kesehatan Julian Alvarez yang menurun akibat sakit perut dan demam, namun sang pemain tetap berusaha memberikan yang terbaik di lapangan.

Pelatih asal Argentina itu juga menyesalkan kurangnya waktu untuk mengubah strategi setelah timnya unggul 2-0. Ia merasa jika diberikan sedikit waktu lebih banyak, ia bisa mengamankan hasil yang lebih baik dengan perubahan taktik yang lebih tepat. Namun, dalam sepak bola, empat atau lima menit bisa menjadi penentu hasil akhir sebuah pertandingan.

Atletico Madrid kini akan beristirahat sejenak selama jeda internasional sebelum kembali beraksi melawan Espanyol di Liga Spanyol pada Sabtu, 29 Maret 2025. Simeone berharap timnya bisa bangkit dan kembali ke jalur kemenangan demi menjaga peluang meraih gelar juara musim ini.

Liverpool Kembali Diperkuat Pembobol Gawang Real Madrid, PSG Wajib Siaga!

Liverpool menerima kabar baik menjelang laga leg kedua babak 16 besar Liga Champions melawan Paris Saint-Germain (PSG) yang akan digelar di Anfield, Rabu (12/3/2025) dini hari. Cody Gakpo, penyerang andalan mereka, telah kembali berlatih setelah absen cukup lama akibat cedera pergelangan kaki yang membekapnya. Kembalinya Gakpo ke sesi latihan tentu memberikan angin segar bagi tim besutan Arne Slot, yang kini tengah bersiap mempertahankan keunggulan agregat 1-0 dari pertemuan pertama di Parc des Princes.

Gakpo terakhir kali bermain sebagai starter dalam laga derbi melawan Everton yang berakhir imbang 2-2 pada 13 Februari lalu di Goodison Park. Sejak saat itu, dia terpaksa melewatkan enam pertandingan berturut-turut untuk fokus pada pemulihan cedera. Namun, kehadirannya kembali di lapangan latihan membawa harapan baru bagi Liverpool dalam melangkah ke perempat final Liga Champions.

Meski demikian, meskipun sudah kembali berlatih, Gakpo kemungkinan besar belum akan tampil sebagai starter di leg kedua ini. Pemain asal Belanda tersebut masih dalam proses pemulihan fisik agar bisa kembali mencapai performa terbaiknya. Namun, kehadirannya di bangku cadangan tetap menjadi tambahan kekuatan penting bagi tim yang juga tengah mempersiapkan diri menghadapi Newcastle di final Carabao Cup akhir pekan ini.

Di lini depan, dua posisi hampir dipastikan akan diisi oleh Mohamed Salah dan Luis Diaz, sementara posisi penyerang tengah masih menjadi pilihan sulit bagi Arne Slot, yang kini harus memilih antara Darwin Nunez atau Diogo Jota.

Meski tidak menjadi starter reguler, performa Gakpo musim ini tetap luar biasa. Pemain berusia 25 tahun tersebut telah mencetak 16 gol di semua kompetisi, termasuk tiga gol di Liga Champions. Salah satu gol terpentingnya terjadi pada laga melawan Real Madrid pada November 2024 lalu, di mana Gakpo mencetak gol dalam kemenangan 2-0 Liverpool di Anfield.

Dengan kembalinya Gakpo, Liverpool kini memiliki ancaman baru bagi PSG yang berambisi membalikkan keadaan dan lolos ke babak perempat final. Liverpool akan berharap bahwa dengan tambahan kekuatan ini, mereka bisa menambah keunggulan dan meraih kemenangan di leg kedua yang sangat krusial.

Liverpool & Newcastle Bersaing Dapatkan Kingsley Coman

JAKARTA – Kingsley Coman, winger andalan Bayern Munchen, kini menjadi sorotan sejumlah klub besar Eropa, khususnya dari Premier League. Menurut kabar yang beredar, dua klub besar Inggris, Liverpool dan Newcastle United, dilaporkan tertarik untuk mendatangkan pemain asal Prancis tersebut.

Coman, yang telah menjadi bagian integral dari Bayern Munchen sejak 2015, memiliki sejarah panjang bersama klub raksasa Jerman tersebut. Selama bertahun-tahun, pemain berusia 27 tahun ini telah meraih 19 gelar juara, termasuk satu gelar Liga Champions dan Piala Dunia Antarklub, serta delapan gelar Bundesliga.

Perjuangan Coman di Bayern Munchen

Namun, setelah lebih dari satu dekade mengabdi di Bayern, Coman kini menghadapi masa sulit. Pada musim 2024/2025 ini, ia kesulitan mendapatkan kesempatan bermain secara reguler. Meskipun telah mencatatkan 32 penampilan, Coman hanya diandalkan sebagai starter dalam 15 pertandingan. Meski demikian, kontribusinya tidak bisa dianggap remeh dengan total enam gol dan empat assist yang sudah ia sumbangkan sepanjang musim ini.

Perburuan di Premier League: Liverpool dan Newcastle Terdepan

Sesuai dengan kontraknya, Coman masih terikat dengan Bayern Munchen hingga 2027. Namun, situasi sulit yang ia hadapi musim ini membuka peluang bagi pemain asal Prancis tersebut untuk mencari petualangan baru pada musim panas 2025.

Kabar yang beredar menyebutkan bahwa Liverpool dan Newcastle United telah mengidentifikasi Coman sebagai target transfer potensial. Laporan dari Caught Offside mengungkapkan bahwa Bayern bisa saja melepas Coman jika ada tawaran sekitar 45 juta euro. Meski demikian, baik Liverpool maupun Newcastle belum memulai negosiasi resmi dengan pemain yang telah mengoleksi beberapa gelar bergengsi bersama Bayern.

Arsenal Juga Tertarik?

Selain Liverpool dan Newcastle, Arsenal sebelumnya juga dikabarkan tertarik untuk merekrut Coman. Namun, hingga saat ini, belum ada kepastian mengenai minat Arsenal terhadap pemain berusia 27 tahun tersebut, jika Bayern benar-benar membuka peluang untuk melepasnya.

Dengan kontrak yang masih tersisa beberapa tahun dan karier yang sudah mengantongi banyak prestasi, Coman berpotensi menjadi salah satu bintang yang paling dicari pada bursa transfer mendatang. Kini, tinggal menunggu apakah Liverpool, Newcastle, atau bahkan Arsenal yang berhasil meyakinkan sang winger untuk pindah ke Premier League.

Kinerja Gemilang, Raphinha Dapat Pengakuan Sebagai Kandidat Ballon d’Or

Performa cemerlang Raphinha, pemain sayap yang kini memperkuat Barcelona, terus mencuri perhatian dunia sepak bola. Pemain berusia 28 tahun ini tak hanya berhasil menunjukkan kualitas luar biasa di level klub, namun juga menunjukkan kemampuan hebatnya di Timnas Brasil, menjadikannya salah satu talenta terbaik Brasil saat ini. Di bawah arahan pelatih Hansi Flick, Raphinha semakin tak tergantikan di lini serang Barcelona, menunjukkan konsistensi yang luar biasa.

Menjadi Pahlawan di Liga Champions

Nama Raphinha kembali menjadi sorotan publik setelah aksinya yang menentukan kemenangan Barcelona di ajang Liga Champions. Dalam laga sengit melawan Benfica, gol tunggal yang dicetaknya memastikan tiga poin penuh bagi Blaugrana. Aksinya itu tak hanya memastikan kemenangan timnya, tetapi juga semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pemain kunci yang memiliki peran vital di dalam skuat Barcelona.

Memikat Pelatih Timnas Brasil untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026

Raphinha tak hanya mengukir prestasi gemilang di level klub, namun juga kembali dipanggil untuk memperkuat Timnas Brasil dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026. Ia mendapat kesempatan untuk tampil dalam pertandingan penting melawan Kolombia dan Argentina. Keputusan ini mendapat sambutan hangat, mengingat performanya yang semakin matang dalam beberapa bulan terakhir.

Pelatih Timnas Brasil, Dorival Junior, memberikan pujian tinggi kepada Raphinha setelah ia menunjukkan kualitas terbaiknya. Dalam sebuah konferensi pers yang digelar di Rio de Janeiro, Dorival bahkan menyebut Raphinha sebagai kandidat Ballon d’Or tahun ini. Pernyataan ini sangat menggembirakan, terlebih mengingat kritik yang sempat diterimanya setelah Copa América.

“Raphinha adalah salah satu kandidat Ballon d’Or. Setelah beberapa kritik yang ia terima di turnamen sebelumnya, kini dia membuktikan bahwa dirinya layak dianggap sebagai pemain terbaik,” ujar Dorival.

Fleksibilitas dan Peran Krusial di Lapangan

Keistimewaan Raphinha tak hanya terletak pada ketajamannya dalam mencetak gol. Pelatih Dorival Junior juga menyoroti betapa fleksibelnya sang winger di atas lapangan. Kemampuannya untuk bermain di berbagai posisi, baik sebagai pemain sayap kiri atau kanan, maupun sebagai second striker, membuatnya semakin berharga bagi tim. Bahkan, Raphinha sempat dimanfaatkan sebagai bek sayap dalam beberapa pertandingan penting, menunjukkan betapa dinamisnya peran yang bisa ia jalani.

Dengan 25 gol dan 18 assist yang tercatat dalam 40 pertandingan bersama Barcelona musim ini, Raphinha tengah menikmati periode terbaik dalam karier sepak bolanya. Jika ia mampu mempertahankan performa tersebut, tak menutup kemungkinan ia akan menjadi pesaing kuat dalam perburuan Ballon d’Or 2025. Selain itu, ia semakin mengukuhkan dirinya sebagai salah satu pemain Brasil terbaik di era modern.

Dengan kontribusi besar di level klub dan internasional, Raphinha kini menjadi salah satu nama yang tak bisa diabaikan dalam dunia sepak bola global.

Trofi Bukan Segalanya! Ruben Amorim Fokus Bangun Fondasi Tim

Manchester – Pelatih Manchester United, Ruben Amorim, menegaskan bahwa membangun tim yang solid dan berkelanjutan jauh lebih penting dibandingkan sekadar mengejar gelar dalam satu musim. Pernyataan ini ia sampaikan menjelang laga leg pertama babak 16 besar Liga Europa melawan Real Sociedad.

Setan Merah baru saja mengalami kekecewaan usai tersingkir dari Piala FA setelah kalah dalam drama adu penalti melawan Fulham. Kini, satu-satunya peluang mereka untuk meraih trofi sekaligus mengamankan tiket ke kompetisi Eropa musim depan adalah dengan menjuarai Liga Europa.

Meski tekanan semakin besar, Amorim lebih memilih untuk berfokus pada penguatan tim dalam jangka panjang ketimbang hanya mengincar gelar dalam waktu singkat.

“Kami Sedang Membangun Sesuatu yang Lebih Besar”

Walaupun Liga Europa menjadi satu-satunya kesempatan United untuk meraih gelar musim ini, Amorim menegaskan bahwa ada aspek yang lebih krusial yang perlu diperhatikan.

“Semua orang melihat Liga Europa sebagai peluang terakhir kami untuk memenangkan sesuatu musim ini, terutama karena ada kaitannya dengan tiket Liga Champions. Namun, bagi saya, ada hal yang lebih penting dari itu,” ujar Amorim.

Menurutnya, United perlu fokus pada pembangunan fondasi tim yang lebih kuat agar bisa bersaing di level tertinggi dalam jangka panjang. Ia meyakini bahwa pendekatan ini akan memberikan dampak yang lebih besar bagi klub dibandingkan kemenangan sesaat.

Fokus pada Masa Depan Klub

Amorim memahami bahwa sebagai pelatih, ia memiliki tanggung jawab untuk berusaha meraih trofi dalam setiap kompetisi yang diikuti. Namun, ia menegaskan bahwa membangun tim dengan struktur yang kokoh adalah prioritas utama.

“Kami tentu ingin bersaing untuk setiap gelar, tetapi saat ini kami tengah merancang sesuatu yang bisa bertahan lebih lama dibandingkan trofi di musim ini,” tambahnya.

Pelatih asal Portugal tersebut juga mengaku tetap percaya diri meskipun United sedang mengalami periode sulit. Ia yakin bahwa manajemen klub memahami proses yang sedang dijalankan dan mendukung visi jangka panjangnya.

Dengan pendekatan ini, Amorim berharap Manchester United bisa kembali menjadi kekuatan dominan di Eropa, bukan hanya untuk satu musim, tetapi untuk bertahun-tahun ke depan.

Thiago Motta Gagal Total, Juventus Terima Peringatan Darurat!

Juventus kini berada dalam situasi yang memprihatinkan setelah gagal melangkah ke semifinal Coppa Italia. Kekalahan tersebut menjadi alarm bagi mereka, yang kini menghadapi ancaman serius setelah gagal meraih trofi di tiga kompetisi dan kesulitan dalam meraih gelar scudetto musim 2024/2025.

Pada pertandingan babak 8 besar Coppa Italia, yang digelar pada Kamis (27/2) dini hari WIB, Juventus menghadapi Empoli di Stadion Allianz. Namun, di luar harapan, mereka harus mengakui kekalahan setelah pertandingan berakhir imbang 1-1, lalu harus menyerah 2-4 di babak adu penalti. Empoli unggul lebih dulu berkat gol dari Youssef Maleh pada menit ke-24, sementara Juventus baru menyamakan kedudukan lewat gol Khephren Thuram pada babak kedua (66’). Setelah gagal dalam adu penalti, Juventus pun tersingkir dari ajang bergengsi ini.

Kegagalan Juventus di Coppa Italia menjadi peringatan nyata bagi klub asal Turin ini, serta bagi pelatih Thiago Motta. Musim 2024/2025 yang sudah berjalan cukup buruk kini menjadi semakin berat, dengan peluang untuk meraih gelar semakin mengecil. Kekalahan ini mengingatkan semua pihak bahwa trofi musim ini sangat sulit untuk digapai oleh Juventus.

Dua Belas Bulan Penuh Tantangan bagi Thiago Motta

Thiago Motta diangkat sebagai pelatih Juventus setelah meraih kesuksesan bersama Bologna. Namun, musim pertama Motta di Juventus berjalan penuh rintangan. Sejak mengambil alih, ia sudah menghadapi tiga kegagalan besar yang mempengaruhi posisi tim.

Kegagalan pertama terjadi pada bulan Januari 2025, saat Juventus kalah 1-2 dari AC Milan di semifinal Supercoppa Italiana. Padahal, Juventus sempat unggul lebih dulu sebelum akhirnya tergelincir. Setelah itu, di ajang Liga Champions, Juventus kembali gagal lolos ke babak 16 besar setelah kalah dari PSV Eindhoven dengan skor agregat 4-3. Setelah menang 2-1 di leg pertama, mereka harus tunduk 1-3 di leg kedua.

Kekalahan terbaru di Coppa Italia menambah panjang daftar kegagalan Juventus di bawah asuhan Motta. Yang lebih memprihatinkan adalah mereka kalah dari Empoli, yang kini terperosok di zona degradasi Serie A. Kekalahan ini jelas menjadi tamparan keras bagi tim yang selalu dipandang sebagai salah satu raksasa sepak bola Italia.

Kehilangan Gelar dan Ancaman Tanpa Liga Champions

Saat ini, Juventus harus siap menghadapi kenyataan bahwa musim mereka hampir pasti tanpa gelar. Dengan tertinggal delapan poin dari Inter Milan di klasemen Serie A, kesempatan untuk merebut scudetto semakin tipis. Hal ini semakin memperburuk situasi karena Juventus belum bisa tampil konsisten.

Namun, kegagalan dalam meraih scudetto bukanlah satu-satunya ancaman bagi Juventus. Skenario terburuk bagi mereka adalah jika gagal finish di posisi empat besar klasemen Serie A. Dengan posisi yang belum aman, Juventus berisiko kehilangan tempat di Liga Champions musim depan, yang tentu akan sangat berdampak pada reputasi dan finansial klub.

Jika Juventus gagal lolos ke Liga Champions, musim 2024/2025 akan dianggap sebagai bencana besar bagi mereka. Di tengah persaingan ketat di Serie A, kekalahan di Coppa Italia dan kegagalan di Liga Champions membuat Juventus harus mempertimbangkan langkah-langkah besar untuk memperbaiki performa tim. Jika tidak, mereka mungkin akan menghadapi krisis yang lebih besar di masa depan.

Arsenal Krisis Penyerang, Bisakah Mereka Tetap Tampil Kompetitif?

Arsenal tengah menghadapi ujian berat menjelang laga krusial melawan West Ham pada 22 Februari 2025. Cedera yang menimpa beberapa pemain kunci di lini serang membuat The Gunners harus memutar otak demi menjaga peluang meraih kemenangan.

Absennya Kai Havertz, Gabriel Jesus, Bukayo Saka, dan Gabriel Martinelli menyebabkan Mikel Arteta memiliki opsi terbatas dalam menyusun lini serang. Situasi ini menjadi ancaman serius bagi ambisi Arsenal di Premier League dan Liga Champions, terutama karena Havertz—yang telah mencatatkan 15 gol dan 5 assist musim ini—adalah salah satu pemain paling produktif dalam skema permainan Arteta.

Mencari Solusi di Tengah Krisis

Dalam kondisi seperti ini, Arteta harus mencari strategi alternatif untuk tetap menjaga ketajaman serangan timnya. Leandro Trossard diprediksi akan menjadi tumpuan utama di lini depan. Pemain asal Belgia tersebut memiliki kemampuan bermain fleksibel, baik sebagai winger maupun penyerang tengah. Selain itu, Raheem Sterling yang didatangkan untuk menambah daya gedor juga perlu diberi kesempatan lebih banyak untuk membuktikan kualitasnya.

Selain mengandalkan pemain yang ada, Arteta juga bisa bereksperimen dengan formasi baru. Memberi ruang bagi talenta muda seperti Ethan Nwaneri bisa menjadi salah satu opsi untuk menambah variasi serangan Arsenal. Keputusan Arteta dalam mengatasi krisis ini akan menjadi penentu seberapa jauh Arsenal bisa tetap kompetitif dalam perburuan gelar.

West Ham Berpotensi Manfaatkan Situasi

Di sisi lain, West Ham datang dengan harapan bisa mencuri poin dari situasi sulit yang sedang dialami Arsenal. Meskipun tim tamu juga tidak dalam performa terbaik, mereka memiliki kesempatan untuk mengeksploitasi kelemahan Arsenal, terutama jika The Gunners kesulitan menciptakan peluang di sepertiga akhir lapangan.

Kurangnya pemain di lini depan membuat Arsenal harus mengandalkan kreativitas dari lini tengah. Martin Ødegaard dan Declan Rice dituntut untuk tampil lebih agresif dalam menciptakan peluang. Keterlibatan mereka dalam membantu serangan akan menjadi faktor kunci dalam laga ini.

Membangun Kekuatan dari Kolektivitas Tim

Dengan kondisi skuad yang tidak ideal, Arsenal harus mengandalkan kerja sama tim yang solid. Komunikasi antar pemain menjadi faktor krusial dalam memastikan transisi serangan tetap berjalan dengan baik. Para pemain juga harus menunjukkan mentalitas yang kuat agar tidak kehilangan momentum di tengah jadwal yang padat.

Laga melawan West Ham di Emirates Stadium ini menjadi ujian besar bagi Arsenal. Jika mampu mengatasi tantangan ini dengan baik, mereka akan membuktikan bahwa mereka tetap menjadi salah satu kandidat kuat dalam perebutan gelar. Arteta dan anak asuhnya harus menunjukkan bahwa meski tanpa beberapa bintang utama, mereka tetap bisa tampil tajam dan kompetitif di papan atas.

Strategi Gila Liverpool: 12 Pemain Utama Absen di Pertandingan Liga Champions!

Liverpool akan menjalani laga tandang melawan PSV Eindhoven dalam matchday ke-8 Liga Champions 2024/2025 pada Kamis (30/1/2025) dini hari WIB. Pertandingan yang digelar di Stadion Philips ini akan dimulai pukul 03.00 WIB dan dapat disaksikan secara live streaming di Vidio.

Dalam pertandingan ini, Liverpool tidak akan menurunkan skuad terbaiknya. Manajer The Reds, Arne Slot, memutuskan untuk mengistirahatkan beberapa pemain kunci, termasuk bintang utama mereka, Mohamed Salah. Selain itu, kiper utama Alisson Becker juga tidak ikut serta dalam perjalanan ke Belanda.

Keputusan Rotasi Pemain oleh Arne Slot

Liverpool sudah memastikan tempat di babak 16 besar, sehingga hasil laga ini tidak akan berpengaruh pada kelolosan mereka. Dengan kondisi tersebut, Arne Slot memilih untuk merotasi skuad dan memberikan kesempatan bagi para pemain muda serta pemain pelapis untuk tampil.

“Butuh waktu cukup lama bagi saya untuk memahami format baru ini, tetapi saya sekarang 100 persen yakin bahwa tidak masalah apakah Anda finis di peringkat pertama atau kedua,” ujar Slot.

Slot menjelaskan bahwa berdasarkan regulasi Liga Champions yang baru, tim peringkat pertama atau kedua tetap akan menghadapi lawan yang berada di posisi ke-15 hingga 18 dalam babak gugur, sehingga tidak ada urgensi untuk memaksakan tim inti bermain penuh.

Pemain Kunci yang Absen

Total ada 12 pemain utama yang tidak dibawa ke Belanda. Beberapa di antaranya merupakan pilar penting dalam skuad Liverpool, seperti Virgil van Dijk, Trent Alexander-Arnold, Luis Diaz, dan Diogo Jota.

Berikut daftar pemain utama Liverpool yang absen dalam laga melawan PSV Eindhoven:

  • Kiper: Alisson Becker
  • Bek: Trent Alexander-Arnold, Virgil van Dijk, Ibrahima Konate, Joe Gomez
  • Gelandang: Ryan Gravenberch, Alexis Mac Allister, Dominik Szoboszlai, Curtis Jones
  • Penyerang: Mohamed Salah, Luis Diaz, Diogo Jota

Skuad Liverpool untuk Menghadapi PSV

Dengan absennya sejumlah pemain kunci, Liverpool mengandalkan kombinasi pemain muda dan pemain pelapis untuk menghadapi PSV. Sejumlah nama seperti Darwin Nunez, Wataru Endo, Federico Chiesa, dan Kostas Tsimikas diperkirakan akan bermain sejak menit awal.

Berikut daftar pemain Liverpool yang dibawa ke markas PSV:

  • Kiper: Kelleher, Jaros, Davies
  • Bek: Bradley, Mabaya, Quansah, Nallo, Robertson, Tsimikas, Norris
  • Gelandang: Endo, McConnell, Morton, Nyoni, Elliott, Morrison
  • Penyerang: Nunez, Chiesa, Gakpo, Danns, Kone-Doherty

Dengan komposisi ini, Liverpool diprediksi akan menghadapi tantangan berat dari PSV yang bermain di depan pendukungnya sendiri. Meski laga ini tidak menentukan bagi The Reds, PSV tetap memiliki motivasi tinggi untuk meraih hasil terbaik di kandang mereka.

Gol Menit Akhir Mukiele Bawa Bayer Leverkusen Menang Atas Inter Milan 1-0

Leverkusen – Bayer Leverkusen meraih kemenangan dramatis 1-0 atas Inter Milan berkat gol menit akhir dari Nordi Mukiele di pertandingan Liga Champions yang berlangsung di BayArena, Selasa (10/12). Dengan kemenangan ini, Leverkusen memastikan tempat mereka di babak 16 besar setelah perjuangan sengit di laga terakhir fase grup.

Pertandingan ini berlangsung dengan tensi tinggi, di mana kedua tim saling berusaha untuk mengamankan kemenangan. Inter Milan, yang datang dengan kekuatan penuh, mendominasi penguasaan bola sepanjang pertandingan, namun Leverkusen tampil dengan pertahanan yang solid dan serangan balik yang tajam. Meskipun beberapa kali mendapat peluang, baik dari Lautaro Martínez maupun Romelu Lukaku, upaya Inter selalu berhasil digagalkan oleh barisan pertahanan Leverkusen yang dipimpin oleh Jonathan Tah.

Gol kemenangan datang di menit ke-90, saat Nordi Mukiele menerima umpan silang dari Jeremie Frimpong di sisi kanan. Mukiele, yang masuk sebagai pemain pengganti, dengan cerdas menanduk bola ke pojok kiri gawang Inter Milan, mengalahkan penjaga gawang Andre Onana. Gol tersebut membuat seluruh stadion bergemuruh, sementara Inter Milan terkejut dengan hasil tersebut.

Pelatih Leverkusen, Xabi Alonso, mengungkapkan rasa bangganya terhadap performa timnya. “Kami tahu ini adalah pertandingan yang sangat penting. Para pemain menunjukkan mentalitas yang luar biasa dan kami berhasil memanfaatkan peluang terakhir dengan sempurna. Gol Mukiele adalah buah dari kerja keras seluruh tim,” ujar Alonso setelah pertandingan.

Dengan hasil ini, Bayer Leverkusen menempati posisi kedua di grup mereka, memastikan kelolosan ke babak 16 besar Liga Champions 2024, sementara Inter Milan harus puas dengan posisi ketiga.