Tag Archives: Shai Gilgeous-Alexander

https://hementeslimat.com

Superior! Thunder Raih Kemenangan Ketiga Beruntun atas Grizzlies

Oklahoma City Thunder melanjutkan performa gemilang mereka dengan meraih kemenangan kelima berturut-turut setelah mengalahkan Memphis Grizzlies dengan skor 120-103 di FedEx Forum. Kemenangan ini tidak hanya memperpanjang rekor kemenangan mereka, tetapi juga memastikan Thunder meraih tempat di postseason.

Thunder tampil dominan sejak awal dan hampir mencetak lebih dari 30 poin di setiap kuarter. Momentum pertandingan berbalik pada pertengahan kuarter kedua, ketika Thunder berhasil merebut kendali permainan. Meski Grizzlies berusaha keras mengejar, mereka tidak mampu memangkas selisih lebih dari empat poin hingga akhir kuarter pertama (64-59).

Pada babak final, Thunder kembali melarikan diri dengan mencatatkan keunggulan hingga 21 poin. Keberhasilan ini didukung oleh permainan rapi Thunder yang hanya mencatatkan 11 turnover, menjadikan mereka tim dengan turnover paling sedikit di liga dengan 11,2 turnover per pertandingan.

Sebaliknya, Grizzlies dipaksa melakukan 16 turnover yang berhasil dimanfaatkan oleh Thunder menjadi 17 poin. Meskipun kedua tim mengumpulkan 46 poin dari paint area, Grizzlies kesulitan menembus pertahanan Oklahoma City dengan hanya mencatatkan akurasi 37/91 tembakan.

Thunder tidak hanya unggul di lini pertahanan, tetapi juga di sektor serangan. Tim ini menembak dengan sangat efisien, mengonversi 44 tembakan dari 87 percobaan, dengan 15 tembakan tiga angka yang menghujam pertahanan Grizzlies. Lima pemain Thunder mencatatkan persentase tembakan di atas 50 persen, sebuah pencapaian luar biasa bagi tim ini.

Shai Gilgeous-Alexander (SGA) tampil sebagai bintang pada pertandingan ini dengan mencetak 41 poin dari 14/25 tembakan dan 10/10 tembakan bebas. Pemain asal Kanada tersebut juga menyumbang 8 asis, 2 rebound, dan 2 steal dalam waktu 34 menit bermain. Keperkasaan SGA membawa Thunder meraih kemenangan besar atas Grizzlies.

Tidak hanya SGA, pemain lainnya juga memberikan kontribusi signifikan. Jalen Williams menambah 20 poin, 9 asis, 5 rebound, dan 2 steal, sementara Isaiah Hartenstein mencatatkan 10 poin, 15 rebound, 9 asis, dan 2 steal. Aaron Wiggins dari bangku cadangan juga tampil gemilang dengan 16 poin dari 6 tembakan, sementara Jaylin Williams menambah 13 poin dan 4 rebound, dengan catatan sempurna dalam 4 tembakan tiga angka.

Di pihak Grizzlies, kembalinya Ja Morant setelah dua pertandingan absen akibat cedera bahu memberikan dampak positif, dengan mencetak 24 poin dan 6 asis. Desmond Bane dan Scotty Pippen Jr. masing-masing mencetak 15 poin, sementara Brandon Clarke mencatatkan 13 poin dan 11 rebound.

Dengan rekor kemenangan 51-11, Thunder kini nyaman berada di puncak klasemen Wilayah Barat, sementara Grizzlies tertinggal di posisi keempat dengan 38-24. Thunder telah mengalahkan Grizzlies dalam tiga pertandingan terakhir musim ini, dan masih berpeluang untuk melakukan sapu bersih. Pertemuan terakhir antara kedua tim di musim reguler akan berlangsung pada 28 Maret mendatang.

Kemenangan ini semakin memperkuat posisi Oklahoma City Thunder sebagai kandidat kuat untuk meraih posisi puncak Wilayah Barat menuju postseason NBA 2025.

Tiga Guard yang Dipilih Sebelum Shai Gilgeous-Alexander Di NBA Draft 2018

Pada tanggal 28 Desember 2024, perhatian kembali tertuju pada keputusan-keputusan penting dalam NBA Draft 2018, khususnya mengenai tiga guard yang dipilih sebelum Shai Gilgeous-Alexander. Meskipun saat ini Gilgeous-Alexander telah menjadi salah satu pemain terbaik di liga, saat itu ada beberapa nama yang lebih dulu dipilih oleh tim-tim NBA. Berikut adalah tiga guard yang diambil sebelum Gilgeous-Alexander dan bagaimana perjalanan karier mereka dibandingkan dengan pemain bintang Oklahoma City Thunder ini.

1. Luka Dončić (Dallas Mavericks)

Luka Dončić dipilih sebagai pick ketiga oleh Dallas Mavericks setelah tampil gemilang di Eropa bersama Real Madrid. Sejak bergabung dengan NBA, Dončić telah menunjukkan bakat luar biasa dan menjadi salah satu pemain paling dominan di liga. Dengan kemampuan mencetak poin, mengatur permainan, dan rebound yang impresif, Dončić dengan cepat menjadi All-Star dan kandidat MVP. Keberhasilannya membuat banyak orang mempertanyakan keputusan tim lain yang tidak memilihnya lebih awal.

2. Trae Young (Atlanta Hawks)

Trae Young terpilih sebagai pick kelima oleh Atlanta Hawks setelah performa cemerlangnya di NCAA bersama Oklahoma. Young dikenal karena kemampuan menembak jarak jauh dan kreativitasnya dalam menyerang. Sejak memasuki liga, ia telah menjadi pemimpin tim dan salah satu pencetak gol terbaik. Young juga terpilih sebagai All-Star dan terus berkembang menjadi salah satu bintang muda paling menjanjikan di NBA. Perbandingan antara Young dan Gilgeous-Alexander sering kali muncul, terutama mengingat keduanya memiliki gaya permainan yang berbeda namun sama-sama efektif.

3. Collin Sexton (Cleveland Cavaliers)

Collin Sexton dipilih sebagai pick kedelapan oleh Cleveland Cavaliers setelah menunjukkan potensi besar di Alabama. Meskipun mengalami beberapa tantangan dalam kariernya, termasuk cedera, Sexton tetap menjadi pemain kunci bagi Cavaliers dengan kemampuan mencetak gol yang solid. Meskipun tidak sepopuler Dončić atau Young, Sexton memiliki basis penggemar yang setia dan terus berusaha untuk meningkatkan permainannya.

Saat ini, Shai Gilgeous-Alexander telah membuktikan dirinya sebagai salah satu guard terbaik di liga dengan rata-rata lebih dari 31 poin per game dan terpilih ke All-NBA First Team. Perjalanan kariernya menunjukkan bahwa meskipun ia dipilih ke-11, ia mampu mengatasi tantangan dan berkembang menjadi pemain bintang. Ini menyoroti pentingnya penilaian yang tepat dalam draft serta bagaimana perkembangan pemain dapat berbeda-beda tergantung pada berbagai faktor.

Keputusan-keputusan yang diambil selama NBA Draft 2018 memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya scouting dan evaluasi potensi pemain. Sementara Dončić dan Young telah menetapkan standar tinggi sebagai bintang liga, Gilgeous-Alexander menunjukkan bahwa perjalanan karier tidak selalu ditentukan oleh posisi draft. Semua mata kini tertuju pada bagaimana para pemain ini akan terus berkembang dan bersaing dalam liga yang semakin ketat.