Tag Archives: Olimpiade Paris

https://hementeslimat.com

BWF Beri Perlindungan Peringkat untuk Ginting, Fokus Pemulihan Cedera

Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) telah menyetujui permohonan perlindungan peringkat bagi Anthony Sinisuka Ginting. Pengumuman ini disampaikan oleh PBSI dalam pernyataan resmi pada Kamis. Dengan keputusan ini, Ginting akan mendapatkan perlindungan peringkat selama tiga bulan, terhitung sejak 25 Maret hingga 24 Juni 2025, dengan total poin sebanyak 50.155. Sesuai regulasi, pebulu tangkis peringkat ke-11 dunia itu baru diperbolehkan kembali bertanding setelah 25 Juni 2025.

PBSI mengajukan perlindungan peringkat pada 25 Maret 2025 karena Ginting memerlukan waktu pemulihan lebih lama akibat cedera pada bahu kanan. Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Eng Hian, menjelaskan bahwa cedera tersebut berupa peradangan otot dan masalah pada tulang rawan, yang dialami sejak persiapan menuju Olimpiade Paris 2024. Meski sempat menjalani penanganan awal, cedera Ginting semakin memburuk setelah Olimpiade, hingga memaksanya untuk menjalani terapi pemulihan yang lebih intensif.

Ginting sempat berencana kembali berkompetisi dalam ajang All England 2025, namun kondisinya yang belum stabil membuatnya harus kembali absen. Selain itu, ia juga dipastikan tidak dapat tampil dalam Kejuaraan Bulu Tangkis Asia 2025 di Ningbo, China, pada 8-13 April, dengan posisinya digantikan oleh Alwi Farhan. Setelah menjalani pemeriksaan MRI dan berkonsultasi dengan dokter spesialis, Ginting harus mengikuti program rehabilitasi yang terdiri dari lima tahap dan diperkirakan berlangsung minimal tiga bulan.

Sepanjang 2025, Ginting baru sempat berlaga di Malaysia Open sebelum cedera kembali menghambatnya. Keputusan BWF memberikan perlindungan peringkat menjadi angin segar bagi Ginting, karena ia dapat fokus pada pemulihan tanpa khawatir kehilangan posisinya dalam peringkat dunia.

Anthony Ginting Dapat Perlindungan Peringkat, Fokus Pemulihan Cedera

Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) telah menyetujui permohonan perlindungan peringkat bagi Anthony Sinisuka Ginting, seperti yang diumumkan oleh PBSI dalam pernyataan resmi pada Kamis. Perlindungan peringkat ini berlaku selama tiga bulan, mulai dari 25 Maret hingga 24 Juni 2025, dengan jumlah poin yang tetap di angka 50.155. Dengan keputusan ini, Ginting baru dapat kembali bertanding pada atau setelah 25 Juni 2025.

PBSI mengajukan perlindungan peringkat pada 25 Maret 2025 karena Ginting membutuhkan waktu pemulihan lebih lama akibat cedera bahu kanan yang dideritanya. Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Eng Hian, mengungkapkan bahwa cedera yang dialami Ginting berupa peradangan otot dan tulang rawan bahu yang telah dirasakan sejak persiapan Olimpiade Paris 2024. Meskipun telah mendapatkan perawatan awal, cedera tersebut tidak tertangani secara maksimal karena jadwal kompetisi yang padat. Setelah Olimpiade, rasa nyeri yang dirasakan semakin memburuk hingga memerlukan terapi intensif agar bisa pulih sepenuhnya dan kembali ke performa terbaiknya.

Awalnya, Ginting menargetkan untuk kembali tampil di All England 2025, namun cedera yang kambuh membuatnya kembali harus menepi. Akibatnya, ia juga harus absen dalam Kejuaraan Bulu Tangkis Asia 2025 yang berlangsung di Ningbo, China, pada 8-13 April, dan posisinya diisi oleh Alwi Farhan. Setelah menjalani pemeriksaan MRI serta konsultasi dengan dokter spesialis ortopedi dan kedokteran olahraga, Ginting harus menjalani program rehabilitasi lima tahap yang diperkirakan memakan waktu minimal tiga bulan. Sepanjang 2025, ia baru sempat tampil di Malaysia Open sebelum cedera kembali menghambatnya. Keputusan BWF ini memberikan kesempatan bagi Ginting untuk fokus menjalani pemulihan tanpa khawatir kehilangan peringkatnya di dunia bulu tangkis.

Cedera Bahu Kambuh, Anthony Ginting Harus Jalani Pemulihan Panjang

Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Ginting, mengalami cedera serius pada bahu kanannya yang membuatnya absen dari berbagai turnamen penting. Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Eng Hian, menjelaskan bahwa Ginting mengalami cedera tulang rawan serta peradangan otot yang pertama kali terjadi saat persiapan menuju Olimpiade Paris 2024. Saat itu, penanganan yang dilakukan masih terbatas karena jadwal kompetisi yang sudah semakin dekat. Namun, setelah Olimpiade, rasa nyeri yang dirasakan Ginting semakin parah hingga tidak bisa lagi ditoleransi. Pemeriksaan menyeluruh pun dilakukan, dan dokter menyarankan terapi intensif agar pemulihannya maksimal.

Awalnya, Ginting dijadwalkan untuk kembali bertanding di ajang All England 2025 yang berlangsung pada awal Maret. Namun, cedera yang dialaminya kambuh, sehingga ia harus absen dari turnamen tersebut. Kondisinya semakin buruk setelah tidak dapat tampil di Kejuaraan Asia 2025 yang digelar di Ningbo, China, di mana posisinya digantikan oleh Alwi Farhan. Berdasarkan hasil MRI dan pemeriksaan ulang, dokter spesialis orthopedi serta dokter spesialis kedokteran olahraga menyusun program pemulihan yang terbagi dalam lima tahap dengan durasi minimal tiga bulan. Saat ini, Ginting tengah fokus menjalani terapi untuk memperkuat otot-otot di sekitar bahunya agar tidak mudah cedera di masa mendatang.

Ginting kini sudah memasuki fase kedua pemulihan, di mana ia mulai bisa melakukan latihan ringan menggunakan bahu kanannya. Meskipun begitu, latihan fisik yang tidak melibatkan bahu kanan tetap dapat dijalani. Sepanjang tahun ini, Ginting lebih banyak berkutat dengan proses pemulihan dan hanya sempat tampil di Malaysia Terbuka 2025. Mengingat absennya dari berbagai turnamen besar, PBSI tengah mengajukan penangguhan peringkat dunia agar Ginting tidak kehilangan poin penting. Saat ini, finalis All England 2024 itu tertahan di peringkat ke-24 dunia, dengan harapan bisa segera kembali ke performa terbaiknya setelah pulih total.

Pelatih Akui Ganda Putra No.1 Malaysia Alami Penurunan, Diminta Bangkit Pasca-Olimpiade Paris

Pelatih tim ganda putra nasional Malaysia, Tan Bin Shen, meminta Aaron Chia dan Soh Wooi Yik untuk segera meningkatkan kualitas permainan mereka. Menurut Tan, masa pemulihan pasca-Olimpiade Paris 2024 bagi pasangan peringkat teratas Malaysia ini telah usai.

Setelah berhasil membawa pulang medali perunggu kedua mereka di Olimpiade Paris pada Agustus lalu, Chia/Soh mengalami kesulitan mempertahankan ritme permainan. Performa mereka belakangan ini belum memuaskan, dengan pencapaian tertinggi hanya mencapai babak 16 besar di Arctic Open 2024 di Finlandia dan perempat final di Denmark Open.

Chia/Soh gagal mempertahankan gelar juara yang mereka raih tahun lalu, dan meski cedera jari kaki yang dialami Soh mungkin menjadi salah satu penyebab, Tan meyakini mereka masih memiliki potensi untuk bermain lebih baik.

Dalam pernyataannya, Tan menyoroti bahwa pasangan ganda putra Malaysia lainnya, Goh Sze Fei dan Nur Izzuddin Rumsani, saat ini justru tampil lebih konsisten. Pasangan ini berhasil meraih gelar di Japan Open, China Open, dan Arctic Open 2024.

“Melihat performa saat ini, Izzuddin dan Sze Fei adalah pasangan terbaik di Malaysia,” ujar Bin Shen dari Akademi Bulu Tangkis Malaysia di Bukit Kiara, seperti dilaporkan News Straits Times. “Bahkan secara global, mereka menjadi sorotan di antara pasangan yang tidak berkompetisi di Olimpiade. Mereka telah memanfaatkan kesempatan dengan baik.”

Target Tan Bin Shen untuk Aaron Chia/Soh Wooi Yik: Fokus dan Konsistensi

Untuk memperbaiki peringkat mereka, Tan telah mendaftarkan Chia/Soh di tiga turnamen mendatang, yakni Korea Masters, Kumamoto Masters di Jepang, dan China Masters. Harapannya jelas: mereka harus menunjukkan performa optimal, bukan sekadar berpartisipasi.

“Setelah Olimpiade, Aaron dan Wooi Yik memang memerlukan waktu untuk pemulihan, dan cedera Wooi Yik menambah tantangan,” kata Tan. “Namun, mereka hanya berkompetisi di dua turnamen sejak Paris dan tampil di bawah standar mereka.”

Tan menyatakan bahwa, meski mereka pantas beristirahat setelah persiapan panjang Olimpiade, waktu istirahat itu sudah harus berakhir. “Kami berada di titik krusial. Penting bagi mereka untuk kembali fokus dan mengincar hasil maksimal. Mengikuti turnamen tanpa tujuan yang jelas bukanlah pilihan. Saya ingin mereka segera kembali ke performa terbaiknya.”

Urgensi Mempertahankan Peringkat Dunia

Aaron dan Wooi Yik, yang saat ini berada di peringkat ke-12 klasemen World Tour, menghadapi risiko tergelincir dari posisi delapan besar dunia. Mereka masih memiliki peluang matematis untuk lolos ke BWF World Tour Finals 2024, namun setidaknya harus memenangkan salah satu dari tiga turnamen yang akan mereka ikuti bulan depan.

Peringkat dunia mereka sangat penting untuk menentukan undian turnamen pada tahun mendatang, yang dapat mempengaruhi peluang mereka di panggung internasional.