Tag Archives: Marc Marquez

https://hementeslimat.com

Alex Marquez Raih Puncak Klasemen MotoGP 2025 Berkat Fokus dan Konsistensi

Alex Marquez berhasil merebut puncak klasemen sementara MotoGP 2025 dengan 87 poin setelah menunjukkan ketenangan luar biasa di MotoGP Amerika Serikat, meskipun tidak dalam kondisi terbaiknya. Saat balapan di Circuit of The Americas (CoTA), Alex menghadapi tantangan besar di trek yang bukan favoritnya, namun ia berhasil memanfaatkan situasi dengan sangat baik. Keberhasilannya tak lepas dari fokus yang tinggi, meskipun sempat terjadi kekacauan di awal balapan dan melihat saudaranya, Marc Marquez, terjatuh dan gagal menyelesaikan lomba.

“Ini bukan trek favorit saya, dan saya merasa tidak dalam kondisi terbaik saat balapan. Namun, dengan fokus dan ketenangan, kami berhasil meraih hasil yang memuaskan,” ujar Alex setelah balapan. Ia juga menambahkan, setelah melihat insiden yang menimpa Marc, dirinya semakin menyadari pentingnya berhati-hati dan mengamankan hasil. Keberhasilan Alex dalam meraih puncak klasemen ini mendapat dukungan penuh dari Federal Oil, sponsor utama Tim Gresini Racing.

Menurut Rommy Averdy, Market Development General Manager PT ExxonMobil Lubricants Indonesia, konsistensi dan fokus Alex adalah kunci pencapaiannya sejauh ini. “Kami sangat mengapresiasi kerja keras Alex, yang terus konsisten dalam persaingan untuk memperebutkan posisi teratas,” ujar Rommy.

Namun, tidak semua pembalap Gresini Racing mengalami keberuntungan. Rekan setim Alex, Fermin Aldeguer, gagal meraih posisi keempat setelah terjatuh, tetapi ia tetap optimis menatap balapan selanjutnya. Kini, Alex Marquez memimpin klasemen dengan 87 poin, sementara Fermin berada di posisi ke-19 dengan 3 poin, dan keduanya akan fokus untuk putaran MotoGP Qatar di Lusail Circuit pada 11-13 April 2025.

Franco Morbidelli Kejutkan MotoGP Amerika, Geser Marquez di Latihan Bebas

Franco Morbidelli dari tim Pertamina Enduro VR46 tampil mengesankan dalam sesi latihan bebas pertama MotoGP Amerika yang digelar di Sirkuit Amerika pada Jumat (28/3). Pembalap asal Italia ini berhasil mencatatkan waktu tercepat dengan dua menit 12,531 detik, mengungguli Jack Miller dari Pramac Yamaha yang terpaut 0,083 detik di posisi kedua. Sementara itu, Marc Marquez, yang mendominasi dua seri awal musim ini, harus puas berada di posisi ketiga dengan selisih 0,249 detik dari Morbidelli.

Johann Zarco dari Castrol Honda LCR melanjutkan tren positifnya sejak MotoGP Argentina dengan menempati posisi keempat, sementara rookie Pedro Acosta dari Red Bull KTM Factory Racing juga menunjukkan performa impresif dengan menembus lima besar. Juara bertahan Francesco Bagnaia dari Ducati Lenovo masih kesulitan untuk tampil dominan dan hanya mampu menempati posisi keenam dengan catatan waktu dua menit 13,290 detik. Ia hanya unggul tipis dari Alex Marquez yang berada di posisi ketujuh.

Persaingan di MotoGP Amerika semakin memanas dengan masih adanya sesi latihan tambahan pada Sabtu dini hari WIB. Sementara itu, balapan sprint sepanjang 10 lap akan digelar pada Minggu pukul 03.00 WIB, sedangkan balapan utama sepanjang 20 lap dijadwalkan berlangsung pada Senin pukul 02.00 WIB. Dengan hasil latihan bebas pertama ini, Morbidelli berpotensi menjadi ancaman besar bagi Marquez dan Bagnaia dalam perburuan kemenangan di MotoGP Amerika 2025.

Duel Saudara di MotoGP: Marc Marquez Sebut Alex Sebagai Rival Utama

Marc Marquez menilai adiknya, Alex Marquez, sebagai pesaing kuat dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP musim ini, bahkan lebih dari rekan setimnya di Ducati, Francesco “Pecco” Bagnaia. Menurut Marc, ketika Alex sudah menemukan kepercayaan diri, ia bisa menjadi ancaman serius bagi para pembalap lainnya.

“Alex akan memenangi lebih dari satu balapan tahun ini!” ujar Marc Marquez, seperti dikutip dari Motorsport. Ia menambahkan bahwa Alex memiliki kapasitas untuk menjuarai MotoGP, mengingat ia sudah pernah meraih gelar di Moto3 dan Moto2. Sejauh ini, performa Alex memang cukup mengesankan, terbukti dengan persaingannya di dua seri terakhir, GP Thailand dan GP Argentina, di mana ia kerap menempel ketat Marc dalam perebutan posisi terdepan.

Di balapan GP Argentina yang berlangsung di Sirkuit Autodromo Termas de Rio Hondo, Alex bahkan sempat merebut posisi pertama dari Marc pada lap ke-11. Meskipun Marc akhirnya kembali memimpin di lap ke-18 dan keluar sebagai pemenang, statistik mencatat bahwa Alex adalah pembalap tercepat dari lap 4 hingga lap 22.

Marc mengaku terkesan dengan cara Alex mengendalikan motornya, yang ia nilai sangat mulus dan efisien dalam menjaga kecepatan di tikungan. “Hari ini, dia berada di level yang berbeda,” ujar Marc. Dengan performa impresif ini, persaingan antara dua bersaudara tersebut dalam memperebutkan gelar juara dunia MotoGP semakin menarik untuk disaksikan. Duel Marquez bersaudara ini akan berlanjut di GP Amerika Serikat yang akan digelar di Sirkuit Austin pada 28-30 Maret.

Marc Marquez Soroti Pertarungan Sengit di MotoGP 2025

Marc Marquez Optimis Sambut MotoGP 2025, Siap Bersaing di Trek

Pembalap Ducati, Marc Marquez, menyambut musim baru MotoGP dengan penuh keyakinan. Pemilik julukan Baby Alien itu menargetkan untuk dapat bersaing di papan atas.

Dalam sesi uji coba MotoGP 2025 yang berlangsung di Buriram pekan ini, Marquez mencatatkan hasil impresif dengan menjadi yang tercepat. Rider berusia 31 tahun itu berhasil membukukan waktu satu menit 28,885 detik.

Di belakangnya, Alex Marquez yang membela Gresini Racing menyusul dengan selisih 0,179 detik dari sang kakak.

Persaingan Ketat di MotoGP 2025

Musim ini diprediksi akan berjalan sengit dengan banyaknya pembalap berkualitas. Jorge Martin, juara dunia musim sebelumnya, tentu tidak bisa diremehkan. Selain itu, Marquez juga perlu mewaspadai rekan setimnya di Ducati, Francesco Bagnaia.

“Saya berharap bisa bertarung untuk meraih gelar juara. Di antara pesaing utama saya, tentu ada rekan satu tim, Bagnaia, serta adik saya, Alex, yang juga menggunakan Ducati,” ujar Marquez dalam wawancara dengan BBC.

Selain itu, ia juga menyoroti potensi Pedro Acosta dan Jorge Martin yang tampil kompetitif. “Masih terlalu dini untuk membuat prediksi. Musim ini panjang dengan 22 balapan, dan segalanya bisa terjadi. Kami harus fokus pada apa yang bisa kami kendalikan di dalam garasi dan melihat bagaimana semuanya berkembang,” tambahnya.

MotoGP 2025 akan dimulai pada 28 Februari hingga 2 Maret, dengan seri pembuka berlangsung di Thailand.

Uji Coba Dua Elemen Baru Ducati: Fokus pada Desain Ekor yang Lebih Canggih

Ducati kembali mencuri perhatian di tes pramusim MotoGP Sepang dengan menghadirkan inovasi aerodinamika terbaru. Setelah Michele Pirro menjadi yang pertama mengujinya, giliran Marc Marquez dan Francesco Bagnaia merasakan performa dari desain ekor baru yang hampir berbentuk segitiga. Fokus utama bukan hanya pada dua sayap berbentuk V yang sudah dikenal di bagian belakang, tetapi juga dua elemen tambahan di bawahnya yang memiliki desain unik dan belum pernah terlihat sebelumnya.

Pabrikan asal Borgo Panigale ini terus berupaya mengembangkan teknologi aerodinamika yang semakin kompleks. Penggemar mungkin tertarik melihat motor Desmosedici GP25 yang dikendarai Marquez dan Bagnaia, tetapi eksperimen sebenarnya terjadi pada motor uji yang dikendarai oleh test rider Ducati, Michele Pirro. Pirro mendapatkan tugas untuk mengawali uji coba sejak sesi Shakedown hingga tes resmi MotoGP di Sepang, menguji desain buntut baru yang dikembangkan oleh tim aerodinamika Ducati.

Tim Ducati, yang melakukan pengujian aerodinamika di fasilitas Dallara, mengadopsi bentuk ekor motor yang lebih runcing dan ekstrem. Bagian belakangnya terlihat lebih meruncing dengan desain segitiga yang tajam. Selain itu, di bagian samping terdapat dua panel putih dengan celah udara yang cukup mencolok.

Dinamika Baru Saat Motor Berbelok

Efektivitas desain ini bergantung pada posisi motor, apakah sedang melaju lurus atau dalam kondisi miring di tikungan. Dalam posisi miring, dua flap berbentuk V berfungsi secara berbeda: flap bagian dalam menjadi horizontal dan menciptakan tambahan gaya tekan, sementara flap bagian luar berdiri vertikal, bertindak sebagai stabilisator yang membantu keseimbangan motor.

Namun, kejutan sebenarnya datang dari dua elemen tambahan yang terletak di bawah sayap utama. Elemen ini tampaknya masih dalam tahap eksperimen dan dibuat menggunakan metode prototipe cepat. Hal ini mengindikasikan bahwa Ducati masih akan terus menyempurnakan desainnya berdasarkan data yang dikumpulkan selama pengujian di Malaysia.

Respons Positif dari Pembalap Ducati

Pada hari kedua tes Sepang, solusi aerodinamika ini mulai dicoba oleh Pecco Bagnaia dan Marc Marquez. Desain baru ini tampak seperti “sendok aerodinamika” yang terdiri dari dua elemen sayap terpisah dengan slot di tengahnya, menambah efektivitas dalam mengatur aliran udara di bagian belakang motor.

Meski sudah mendominasi MotoGP dalam beberapa musim terakhir, Ducati tidak ingin memberikan kesempatan bagi pesaingnya untuk mendekat. Dengan inovasi aerodinamika terbaru ini, mereka menunjukkan komitmen untuk terus mengembangkan teknologi yang semakin maju. Hasil pengujian ini akan menjadi dasar pengembangan lebih lanjut sebelum musim MotoGP 2025 resmi dimulai.

Francesco Bagnaia Fokus pada Persaingan Sportif di MotoGP 2025

Francesco Bagnaia, dua kali juara dunia MotoGP, mengungkapkan harapannya untuk bersaing secara sportif pada musim MotoGP 2025. Dalam wawancara terbarunya, Bagnaia menyoroti pentingnya kerja sama tim dan persaingan yang sehat dengan Marc Marquez, yang baru saja bergabung dengan Ducati.

Sebagai dua pembalap papan atas di dunia MotoGP, kehadiran Marquez di tim Ducati semakin memperkuat persaingan di lintasan. Meski sama-sama menyandang gelar juara dunia, Bagnaia menegaskan bahwa mereka akan bekerja sama dalam mengembangkan motor dan menyusun strategi balapan. Hal ini mencerminkan adanya hubungan saling menghormati di antara mereka, meskipun bersaing di level tertinggi.

Dalam persiapan menghadapi musim baru, Bagnaia telah mencoba motor GP25 terbaru. Ia menyatakan bahwa motor tersebut membawa peningkatan signifikan dibandingkan GP24. Dengan tenaga mesin yang lebih besar dan desain yang lebih canggih, Bagnaia optimistis GP25 akan menjadi senjata andal untuk mengarungi musim ini. Komitmen Ducati untuk terus berinovasi menunjukkan keseriusan mereka dalam mendukung para pembalapnya.

Setelah kehilangan gelar juara pada musim 2024, Bagnaia mengaku telah mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan dan bertekad untuk meningkatkan performa serta konsistensinya di balapan mendatang. Ia percaya bahwa pembelajaran dari masa lalu akan membantunya tampil lebih baik di masa depan.

Bagnaia juga menyoroti pentingnya dukungan dari tim dan para penggemar dalam menghadapi tantangan di musim baru. Ia berambisi untuk kembali meraih kemenangan dan membawa kebanggaan bagi Ducati serta pendukung setianya. Hal ini menunjukkan peran penting motivasi eksternal dalam memperkuat mentalitas seorang atlet.

Dengan semangat kompetisi yang positif dan tekad untuk terus berkembang, banyak pihak menantikan kembalinya Francesco Bagnaia sebagai salah satu bintang utama di MotoGP 2025. Kolaborasinya dengan Marc Marquez diharapkan dapat menghasilkan prestasi luar biasa untuk tim Ducati sekaligus memberikan hiburan menarik bagi penggemar MotoGP di seluruh dunia. Musim ini akan menjadi momen krusial bagi Bagnaia dan timnya dalam mencapai kesuksesan di ajang balap bergengsi ini.

Rivalitas Panas Rossi dan Marquez: Stoner Sebut Rossi Salah Perhitungan

Casey Stoner, mantan juara dunia MotoGP, memberikan pandangan menarik soal rivalitas panas antara Valentino Rossi dan Marc Marquez. Menurutnya, Rossi salah langkah saat mencoba menggunakan perang psikologi untuk menghadapi Marquez. Pasalnya, strategi tersebut justru berbalik menjadi bumerang.

1. Strategi yang Keliru
Rivalitas Valentino Rossi dan Marc Marquez memang menjadi cerita tak terlupakan dalam sejarah MotoGP, terutama setelah insiden kontroversial di musim 2015. Casey Stoner menyebut, Rossi salah perhitungan dengan mencoba “menggertak” Marquez, pembalap muda asal Spanyol yang justru berani melawan.

“Jika Anda tahu seorang pembalap agresif dan tidak takut mengambil risiko, jangan mencoba menakutinya. Anda tidak akan berhasil melakukannya terhadap orang seperti Marquez,” ungkap Stoner dalam wawancara dengan Crash, Minggu (19/1/2025).

Menurut Stoner, langkah Rossi di musim 2015, terutama saat konflik di Sepang, justru menjadi kesalahan besar. “Dia (Rossi) mengusik pembalap yang paling sulit diusik di grid. Marquez adalah seseorang yang mampu mengalahkannya, lebih cepat, dan juga cukup tangguh untuk keluar dari tekanan itu,” tambahnya.

2. Pola Lama yang Tidak Efektif
Stoner juga menyoroti pola psikologis yang sering digunakan Rossi terhadap lawan-lawannya di masa lalu. Taktik tersebut mungkin berhasil melawan pembalap lain seperti dirinya, Dani Pedrosa, atau Jorge Lorenzo. Namun, hal ini tidak berlaku terhadap generasi baru, termasuk Marquez.

“Sebelum saya, Dani, dan Jorge datang, Valentino terbiasa memainkan permainan psikologi dengan mudah. Tapi kami belajar dari trik-triknya dan mulai memahami cara menghadapinya,” ujar Stoner.

Stoner menilai, saat Rossi mencoba menggunakan taktik lama terhadap Marquez, ia justru kehilangan kendali. Perang kata-kata di media dan insiden di lintasan hanya memperburuk situasi. “Rossi seharusnya tidak membiarkan konflik itu merusak fokusnya. Namun, pada akhirnya, Marquez mampu melawan, dan itu adalah haknya,” tegas Stoner.

3. Hubungan yang Membaik
Meski sempat berseteru dengan Rossi selama periode 2007 hingga 2011, Stoner mengakui bahwa hubungan mereka kini jauh lebih baik. Ia bahkan pernah diundang ke The Ranch, tempat latihan ikonik milik Rossi. Hal ini membuktikan bahwa meski rivalitas di lintasan memanas, hubungan pribadi keduanya tetap bisa diperbaiki.

Rivalitas Rossi dan Marquez masih menjadi topik hangat hingga saat ini. Kendati telah berlalu satu dekade, dinamika keduanya di dalam dan luar lintasan tetap menjadi cerita yang menarik dalam dunia balap MotoGP.

Bagnaia dan Marquez: Kombinasi Sulit tapi Cepat ala Ducati

Senin mendatang, Ducati akan mengungkap susunan pembalapnya untuk musim MotoGP 2025. Dua nama besar, Francesco “Pecco” Bagnaia dan Marc Marquez, dipastikan akan menjadi bagian dari tim utama. Kombinasi ini dianggap sebagai salah satu duet terkuat dalam sejarah pabrikan asal Borgo Panigale.

Dengan delapan gelar juara dunia di kelas utama dan sebelas gelar di semua kategori, Bagnaia dan Marquez hampir setara dengan duet legendaris Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo dari Yamaha, yang mendominasi pada 2016. Namun, seperti halnya Rossi dan Lorenzo, kolaborasi Bagnaia dan Marquez diprediksi akan penuh tantangan.

CEO Ducati, Claudio Domenicali, mengakui bahwa mengelola dua pembalap dengan kaliber seperti ini bukan tugas yang mudah. “Pecco dan Marc adalah seperti pesawat supersonik: sulit dikendalikan, tetapi memiliki potensi luar biasa. Kombinasi mereka sangat gila,” ujarnya dalam acara Campioni in Festa di Bologna.

David Tardozzi, manajer tim Ducati, juga menyoroti tantangan dalam mengelola dua “monster balap” ini. Meski demikian, ia yakin Marquez adalah pembalap sekaligus pribadi yang luar biasa. “Marc tidak hanya hebat di lintasan, tetapi juga cerdas dan mampu memahami kebutuhan tim. Untuk menjadi pembalap hebat, Anda harus menjadi orang yang hebat juga,” jelas Tardozzi.

Giacomo Agostini, legenda balap dengan 15 gelar juara dunia, turut berkomentar tentang pasangan baru Ducati ini. Dalam acara penghargaan Caschi d’Oro 2024, ia menyatakan optimisme terhadap koeksistensi Bagnaia dan Marquez. “Musim depan akan sangat spektakuler dengan dua juara ini. Saya tidak melihat ada masalah besar dalam hubungan mereka,” katanya.

Dalam hal teknis, Ducati tetap mengandalkan keahlian manajer umum mereka, Luigi Dall’Igna. Menurut Dall’Igna, pengembangan motor akan tetap berada di tangan para teknisi, meskipun masukan dari pembalap tetap diperhitungkan. “Kami selalu mendengarkan komentar para rider, tetapi keputusan akhir ada pada teknisi. Dengan pendekatan ini, kami mampu menjaga harmoni di dalam tim,” jelasnya.

Kolaborasi antara Bagnaia dan Marquez diyakini akan membawa Ducati ke level baru dalam MotoGP. Namun, tantangan besar menanti, tidak hanya di lintasan, tetapi juga dalam menjaga keseimbangan di dalam tim. Semua mata akan tertuju pada Ducati saat mereka memulai perjalanan menuju musim 2025.

Marc Marquez Hadapi 5 Hambatan Berat untuk Juara MotoGP 2025, Rossi Jadi Ancaman Utama!

Marc Marquez menjadi salah satu pembalap yang paling dinantikan di MotoGP 2025. Dengan kepindahannya ke tim Ducati Lenovo, banyak yang berharap Marquez bisa kembali tampil dominan setelah musim 2024 yang cukup kompetitif. Namun, meskipun menunggangi motor yang lebih kompetitif, jalan Marquez menuju gelar juara MotoGP 2025 tak akan mulus. Ada beberapa hambatan yang harus ia hadapi di musim baru, dan berikut adalah lima tantangan terbesar yang bisa menghalangi impiannya.

1. Kehadiran Kepala Kru Baru

Setelah tiga tahun berturut-turut bekerja dengan kepala kru yang berbeda, Marc Marquez kini harus beradaptasi dengan Marco Rigamonti di Ducati. Rigamonti, yang sebelumnya bekerja dengan beberapa pembalap top seperti Enea Bastianini dan Johann Zarco, akan menjadi sosok yang membantunya menyesuaikan motor Ducati dengan gaya balapnya. Proses adaptasi ini bisa menjadi hambatan besar, karena Marquez harus menemukan chemistry dengan tim baru dalam waktu yang relatif singkat.

2. Pembuktian Diri di Ducati

Keputusan Ducati untuk memilih Marquez sebagai rider utama, meski juara dunia 2024 Jorge Martin lebih berprestasi, menambah beban mental pada Marquez. Ia harus membuktikan bahwa Ducati membuat keputusan yang tepat, dan menunjukkan bahwa dirinya layak untuk memimpin tim pabrikan. Tekanan untuk memberikan hasil yang memuaskan bisa menjadi penghalang besar bagi Marquez, yang harus menjaga konsentrasi dan performanya.

3. Tekanan dari Penggemar yang Penasaran

Marc Marquez sempat tampil luar biasa pada MotoGP 2019, dengan 12 kemenangan dari 19 balapan. Penonton kini bertanya-tanya apakah Marquez bisa mengulangi pencapaian gemilang tersebut di MotoGP 2025. Tekanan untuk memenuhi ekspektasi penggemar dan media bisa mengganggu fokusnya, mengingat harapan yang sangat tinggi untuk melihatnya kembali merajai sirkuit.

4. Persaingan dengan Francesco Bagnaia

Francesco Bagnaia, juara dunia MotoGP 2022, diprediksi akan kembali kuat di musim 2025 setelah mengalami musim yang penuh lika-liku di 2024. Bagnaia kini akan menjadi salah satu pesaing utama Marquez, terutama setelah Jorge Martin berpindah ke Aprilia. Potensi friksi dan intrik antara dua pembalap kelas dunia ini bisa menjadi faktor penentu dalam perebutan gelar, dengan keduanya memiliki ambisi besar untuk meraih kemenangan.

5. Rivalitas dengan Valentino Rossi

Kepindahan Marquez ke Ducati juga memunculkan kembali rivalitas yang tak terhindarkan dengan Valentino Rossi, legenda MotoGP asal Italia. Rossi, yang memiliki hubungan dekat dengan Ducati, bahkan terang-terangan ingin lebih sering hadir di sirkuit untuk memantau para pembalapnya. Kehadiran Rossi bisa menambah tekanan psikologis pada Marquez, yang ingin menyaingi jumlah gelar juara kelas utama yang dimiliki oleh The Doctor, yang saat ini unggul satu gelar dari Marquez.

Dengan segala rintangan ini, Marc Marquez harus bekerja ekstra keras untuk mewujudkan impian meraih gelar juara dunia MotoGP 2025. Namun, jika ia berhasil mengatasi tantangan-tantangan ini, musim depan bisa menjadi awal dari kebangkitan sang juara dunia enam kali ini.

David Alonso Semakin Mengagumi Marc Marquez dan Valentino Rossi Setelah Raih Juara Dunia Moto3 2024

Jakarta – Rider muda asal Spanyol, David Alonso, semakin mengagumi dua legenda MotoGP, Marc Marquez dan Valentino Rossi, setelah menorehkan prestasi gemilang dengan meraih gelar juara dunia Moto3 2024. Meskipun baru berusia 18 tahun, Alonso telah menarik perhatian banyak kalangan dengan penampilannya yang mengesankan sepanjang musim balap tahun ini.

Nama Alonso sering dikaitkan dengan dua nama besar dalam dunia balap, yakni Marc Marquez dan Valentino Rossi. Marquez, yang dikenal sebagai juara dunia MotoGP enam kali, beberapa kali memberikan pujian kepada Alonso, bahkan ada yang menyebutnya sebagai “murid” Marquez. Tak hanya itu, gaya berkendara Alonso yang agresif dan selebrasi khas di atas podium Moto3 2024 membuatnya sering dibandingkan dengan Rossi, yang terkenal dengan gaya balap dan selebrasi ikoniknya.

Puncak dari perjalanan Alonso musim ini adalah ketika ia berhasil meraih gelar juara dunia Moto3 2024, sebuah pencapaian yang tidak hanya mengangkat namanya, tetapi juga memecahkan rekor kemenangan Rossi di kelas 125cc. Keberhasilan ini semakin mempertegas potensi besar yang dimiliki oleh pebalap muda ini.

Menanggapi berbagai perbandingan dengan Marquez dan Rossi, Alonso mengungkapkan rasa terharunya. Setelah merasakan langsung apa rasanya menjadi juara dunia, Alonso menyadari betapa luar biasanya pencapaian yang telah diraih oleh Marquez dan Rossi. “Saya semakin terkejut dengan apa yang telah dicapai oleh Marc dan Valentino. Mereka sudah meraih begitu banyak kemenangan, dan untuk terus mempertahankan ambisi dan motivasi mereka selama bertahun-tahun, itu luar biasa,” ungkap Alonso dalam sebuah wawancara.

Menurut Alonso, setelah meraih gelar juara dunia, ia semakin sulit membayangkan bagaimana Marquez dan Rossi bisa tetap mempertahankan dominasi mereka begitu lama di dunia balap. Hal ini semakin membuatnya mengagumi kedua legenda tersebut. “Saya sangat menghargai adanya perbandingan antara saya dengan Rossi atau Marquez, tapi saya berusaha untuk tidak terlalu terbebani oleh hal tersebut. Saya tetap fokus pada apa yang saya lakukan,” tambah Alonso.

Alonso menegaskan bahwa pencapaiannya sebagai juara dunia Moto3 tidak membuatnya berhenti di situ saja. Sebaliknya, gelar ini justru memberinya motivasi tambahan untuk terus berkembang dan meraih sukses lebih besar di masa depan. “Sekarang saya merasa lebih termotivasi untuk terus berprestasi di masa mendatang. Pencapaian ini hanya langkah pertama, dan saya ingin melanjutkan perjuangan saya,” ujar Alonso.

Dengan motivasi dan potensi yang dimilikinya, David Alonso diprediksi akan menjadi salah satu bintang besar di masa depan MotoGP. Meskipun masih muda, keberhasilannya di Moto3 menunjukkan bahwa ia memiliki semua yang dibutuhkan untuk bersaing di level tertinggi dalam dunia balap motor.