Tag Archives: F1

https://hementeslimat.com

Niels Wittich Mundur dari Posisi Direktur Balap F1, Rui Marques Siap Gantikan

FIA baru-baru ini mengonfirmasi bahwa Niels Wittich, Direktur Balap Formula 1, telah mengundurkan diri dari perannya. Posisi Wittich akan diisi oleh Rui Marques, yang sebelumnya bertindak sebagai Direktur Balap F2 dan F3. Marques akan memulai tugasnya sebagai Direktur Balap F1 mulai dari Grand Prix Las Vegas.

Pada Selasa (12/11/2024), FIA menyampaikan bahwa Wittich, yang berasal dari Jerman, memutuskan untuk meninggalkan posisinya menjelang GP Las Vegas guna mengejar peluang baru dalam kariernya. “FIA mengonfirmasi bahwa Niels Wittich telah mengundurkan diri sebagai Direktur Balap F1 untuk mengejar kesempatan baru,” demikian pernyataan resmi FIA.

Dalam pernyataan itu, FIA juga menyampaikan apresiasi atas dedikasi Wittich selama menjabat. “Kami mengucapkan terima kasih atas kontribusinya dan berharap yang terbaik untuk masa depannya.”

Rui Marques, asal Portugal, yang telah menjadi Direktur Balap F2 dan F3 selama dua tahun terakhir, akan mengambil alih peran ini mulai dari GP Las Vegas. “Rui memiliki pengalaman luas, sebelumnya ia pernah bertugas sebagai marshal, scrutineer, steward di tingkat nasional dan internasional, Wakil Direktur Balap, serta Direktur Balap di berbagai ajang kejuaraan. Terakhir, ia menjabat sebagai Direktur Balap untuk Formula 2 dan Formula 3,” tambah pernyataan FIA.

Wittich telah menjabat sebagai Direktur Balap F1 sejak 2022, menggantikan Michael Masi yang sebelumnya terlibat dalam kontroversi pada Grand Prix Abu Dhabi 2021. Pada awalnya, Wittich berbagi tugas dengan Eduardo Freitas dari FIA WEC, tetapi kemudian mengambil peran tersebut sepenuhnya.

Sebelum bergabung dengan F1, Wittich memiliki pengalaman sebagai Direktur Balap di kejuaraan DTM Jerman. Pengunduran dirinya, dengan hanya tiga balapan tersisa di musim ini, cukup mengejutkan bagi banyak pihak. Dengan ini, F1 akan memiliki direktur balapan keempat sejak wafatnya Charlie Whiting pada 2019 menjelang GP Australia.

Dalam wawancaranya dengan Motorsport.com awal tahun ini, Presiden FIA Mohamed Ben Sulayem mengakui tantangan dalam menemukan direktur balap yang berkualitas, seperti Wittich. Dia mengungkapkan bahwa FIA akan membentuk Departemen Ofisial baru untuk membantu melatih generasi baru direktur balapan dan steward. “Kita kesusahan untuk mengganti direktur. Mereka tidak bisa ditemukan begitu saja; kita harus melatih dan mengembangkan mereka,” ujar Ben Sulayem.

Pengunduran diri Wittich menjadi yang terbaru dalam serangkaian pergeseran di posisi tinggi FIA dalam satu tahun terakhir. Keputusan ini menyusul kontroversi yang dipicu Ben Sulayem jelang GP Singapura terkait aturan baru soal disiplin di trek, yang berujung pada hukuman untuk Max Verstappen dan Charles Leclerc. Tindakan ini mengundang respons dari GPDA, serikat pembalap yang meminta FIA mempertimbangkan kembali pendekatannya.

Jannette Tan, yang sebelumnya menjadi wakil Marques, akan mengambil alih posisi Direktur Balap F2 hingga akhir musim.

McLaren Ingin Norris Fokus Demi Jaga Peluang Merebut Juara Dunia F1

Pada 10 November 2024, McLaren mengeluarkan pernyataan resmi yang meminta pembalap utamanya, Lando Norris, untuk tetap fokus dan menjaga konsistensinya dalam menghadapi sisa musim Formula 1 (F1). Dengan beberapa balapan tersisa, Norris saat ini berada di posisi yang cukup kompetitif dalam perburuan gelar juara dunia. McLaren mengingatkan bahwa setiap poin sangat berharga dalam upaya merebut gelar juara dunia, dan Norris harus menjaga performanya untuk mengamankan peluang tersebut.

Norris, yang sudah beberapa kali menunjukkan performa gemilang sepanjang musim ini, kini berada di posisi ketiga klasemen sementara F1, hanya tertinggal beberapa poin dari pemuncak klasemen. McLaren, yang musim ini tampil jauh lebih kompetitif setelah meningkatkan performa mobil mereka, berharap Norris tetap tenang dan fokus pada setiap balapan yang tersisa. Tim McLaren yakin bahwa jika Norris dapat memanfaatkan setiap kesempatan dengan baik, gelar juara dunia F1 2024 masih dapat diraih.

Dalam pernyataannya, McLaren menekankan pentingnya fokus untuk Norris, mengingat adanya banyak tekanan dan dinamika dalam setiap balapan F1. Tim berharap Norris dapat menghindari gangguan eksternal dan terus bekerja sama dengan tim untuk mengoptimalkan setiap keputusan strategis, baik dalam hal pit stop maupun pemilihan ban. McLaren juga menyoroti pentingnya disiplin mental dalam menjaga kestabilan performa, mengingat persaingan ketat dengan pembalap dari tim-tim besar seperti Red Bull dan Ferrari.

Norris sendiri mengakui tantangan besar yang dihadapinya, tetapi ia merasa lebih siap daripada sebelumnya untuk bertarung merebut gelar juara dunia. “Tentu saja, ini adalah musim yang luar biasa, dan saya sangat berterima kasih atas dukungan dari tim. Kami tahu ada banyak balapan yang akan menentukan, dan saya akan memberikan yang terbaik di setiap kesempatan,” ujar Norris dengan penuh semangat.

Jika Norris berhasil meraih gelar juara dunia, ini akan menjadi pencapaian luar biasa bagi McLaren, yang beberapa musim terakhir kesulitan bersaing di level teratas. Kesuksesan ini akan mengukuhkan kembali posisi McLaren sebagai tim yang mampu bersaing di puncak F1, sekaligus memberikan dorongan besar bagi mereka untuk terus berkembang di musim-musim berikutnya.

George Russell Sangat Marah Setelah Finis Keempat di GP Sao Paulo 2024

Pada tanggal 4 November 2024, pembalap Formula 1 George Russell mengekspresikan kekecewaannya setelah hanya mampu finis di posisi keempat pada Grand Prix Sao Paulo. Meskipun performa timnya, Mercedes, menunjukkan kemajuan, Russell merasa hasil tersebut tidak mencerminkan upaya maksimal yang telah diberikan sepanjang balapan.

Russell mengungkapkan bahwa strategi yang diterapkan selama balapan menjadi faktor utama kekecewaannya. Ia menyebutkan beberapa keputusan tim yang kurang optimal dan berdampak pada peluangnya untuk meraih podium. Pembalap asal Inggris ini merasa bahwa tim seharusnya bisa melakukan lebih baik, terutama di saat kompetisi semakin ketat menjelang akhir musim.

Grand Prix Sao Paulo 2024 menjadi saksi persaingan yang sangat ketat di antara para pembalap. Meskipun Russell menunjukkan kecepatan yang baik, ia terjebak dalam pertarungan sengit dengan pembalap lain, termasuk rival berat dari Red Bull dan Ferrari. Kekecewaan Russell semakin mendalam karena ia merasa telah memiliki peluang untuk meraih hasil yang lebih baik.

Meskipun kecewa, Russell bertekad untuk belajar dari pengalaman tersebut dan memperbaiki performanya di balapan selanjutnya. Ia menyatakan bahwa setiap balapan memberikan pelajaran berharga dan ia akan bekerja sama dengan tim untuk memastikan bahwa strategi yang lebih baik dapat diterapkan. Harapan untuk podium masih menjadi motivasi bagi Russell.

Tim Mercedes dan para penggemar memberikan dukungan penuh kepada Russell meskipun hasilnya tidak memuaskan. Tim percaya bahwa kemampuan Russell untuk bangkit dan beradaptasi akan membawanya kembali ke jalur kemenangan. Dengan semangat yang kuat, Russell siap menghadapi tantangan berikutnya dan berjuang untuk meraih hasil yang lebih baik di balapan mendatang.

Fakta Mengejutkan! Verstappen Benar, Kecepatan Red Bull Kini Sangat Mengkhawatirkan

Kontroversi mengenai penalti yang diterima Max Verstappen di F1 GP Meksiko menjadi sorotan, namun perhatian utama sang juara bertahan justru tertuju pada kendala kecepatan Red Bull yang ia alami selama balapan tersebut.

Max Verstappen memilih untuk tidak terlalu mempermasalahkan penalti 20 detik yang dikenakan padanya, meskipun hal ini memengaruhi posisinya di podium. Baginya, tantangan utama adalah kenyataan bahwa mobil Red Bull-nya tidak mampu bersaing dalam kecepatan, terlepas dari sanksi yang diterimanya.

Meskipun Verstappen berhasil memulai balapan dari posisi depan dan bahkan memimpin di awal, ia segera menyadari bahwa mobilnya kurang kompetitif, terutama saat menggunakan ban berkompon medium dan hard. “Masalah utamanya adalah kami terlalu lambat, itulah sebabnya saya berada dalam situasi sulit tersebut,” ungkapnya dalam komentar mengenai insiden dengan Lando Norris.

Verstappen akhirnya harus puas finis di posisi keenam, terpaut hampir satu menit dari pemenang balapan, Carlos Sainz. Analisis lebih lanjut terhadap data performanya menunjukkan bahwa bahkan tanpa penalti, Red Bull masih mengalami kesulitan signifikan di GP Meksiko. Berdasarkan data dari lap balapan murni – mengesampingkan lap pertama, pit stop, dan lap di bawah Safety Car – Meksiko menjadi salah satu performa terburuk Red Bull musim ini.

Data Kecepatan Balapan Red Bull: Tren Menurun di Paruh Kedua Musim

Data dari situs analisis F1pace.com menunjukkan penurunan signifikan dalam performa balapan Red Bull jika dibandingkan dengan tim non-Red Bull lainnya. Dari awal musim yang mendominasi, Red Bull mulai menemui persaingan ketat dengan McLaren di Miami, dan penurunan kecepatan ini semakin terlihat sejak Grand Prix Inggris.

Pada GP Meksiko, Red Bull mencatat angka kecepatan terendah musim ini dengan selisih 0,73 persen dari rival-rivalnya. Angka ini sebanding dengan performa mereka di Monza, yang juga menjadi tantangan bagi Red Bull karena keterbatasan daya downforce RB20 di trek berkecepatan tinggi. Para rival bahkan mencurigai perubahan pengaturan bib depan Red Bull sebagai faktor penentu, namun data menunjukkan bahwa peningkatan performa tim lainlah yang semakin menyulitkan Red Bull.

Kendala Ban dan Harapan Red Bull untuk Balapan Mendatang

Menurut Christian Horner, Kepala Tim Red Bull, masalah utama di Meksiko adalah ban keras yang tidak bekerja optimal dalam kondisi balapan tersebut. Dalam beberapa balapan terakhir, terlihat bahwa McLaren, khususnya, mampu mempertahankan performa yang lebih baik pada ban di akhir balapan.

Dengan perolehan 47 poin yang masih mengungguli rivalnya Lando Norris, Red Bull kini perlu menemukan solusi untuk mempertahankan keunggulan mereka. Helmut Marko, penasihat Red Bull, menekankan pentingnya peningkatan di beberapa balapan terakhir yang akan datang, terutama di sirkuit seperti Qatar dan Las Vegas yang memungkinkan Red Bull untuk kembali menunjukkan efisiensi aero mereka.

“Balapan seperti ini harus dihindari. Kami harus mempercepat langkah dan menyadari bahwa saat ini kami tertinggal dari Ferrari dan McLaren di tikungan-tikungan lambat,” ungkap Marko kepada ORF. “Dengan setelan yang lebih baik, kami yakin bisa kembali kompetitif dan meraih posisi teratas di klasemen.”

Carlos Sainz Amankan Posisi Start Terdepan Untuk Grand Prix Mexico City 2024

Pada 27 Oktober 2024, Carlos Sainz dari tim Ferrari berhasil meraih posisi start terdepan dalam sesi kualifikasi untuk Grand Prix Mexico City. Kualifikasi yang berlangsung di Sirkuit Autódromo Hermanos Rodríguez ini berlangsung sangat kompetitif, dengan Sainz menunjukkan performa impresif yang mengesankan tim dan penggemar. Ini menjadi momen penting bagi Sainz dalam upayanya meraih kemenangan di balapan yang penuh tantangan ini.

Sainz mencatatkan waktu tercepat dengan 1:13.456, mengalahkan rival-rivalnya, termasuk Max Verstappen dan Lewis Hamilton, yang juga tampil sangat cepat. Dengan strategi yang matang dan konsistensi dalam setiap putaran, Sainz mampu memaksimalkan potensi mobilnya. Keberhasilannya ini menunjukkan kemajuan signifikan bagi Sainz di musim ini, di mana ia telah menunjukkan kemampuan luar biasa di berbagai sirkuit.

Grand Prix Mexico City dikenal dengan karakteristiknya yang unik, termasuk elevasi tinggi dan tikungan-tikungan teknis yang menantang. Sainz menyadari bahwa meskipun memulai dari posisi terdepan, persaingan di balapan ini akan tetap ketat. Ia harus tetap fokus dan mengelola strategi balapan dengan baik untuk mempertahankan posisinya dan meraih poin maksimal.

Setelah sesi kualifikasi, Sainz mengungkapkan rasa syukurnya kepada tim Ferrari atas dukungan dan kerja keras mereka. Ia juga menekankan pentingnya memanfaatkan momentum ini untuk balapan hari esok. Tim Ferrari menyatakan keyakinan mereka bahwa dengan performa Sainz, mereka dapat bersaing untuk meraih podium, terutama setelah beberapa balapan terakhir yang menunjukkan peningkatan.

Dengan posisi start terdepan, harapan besar kini ada di pundak Carlos Sainz untuk memberikan penampilan terbaiknya di Grand Prix Mexico City. Jika ia berhasil mempertahankan posisinya hingga akhir balapan, ini bisa menjadi langkah penting dalam upayanya untuk mendapatkan kemenangan pertama di musim ini. Semua mata kini tertuju pada Sainz, yang bertekad untuk menjadikan balapan ini sebagai momen bersejarah dalam karirnya.

Christian Horner Penuhi Janji Ke Liam Lawson Untuk Kursi F1 2024

Jakarta – Christian Horner, manajer tim Red Bull Racing, mengumumkan bahwa Liam Lawson akan mendapatkan kesempatan untuk mengisi salah satu kursi di Formula 1 untuk musim 2024. Keputusan ini merupakan pemenuhan janji Horner kepada Lawson setelah penampilannya yang impresif di beberapa balapan sebelumnya.

Liam Lawson, yang merupakan pembalap muda asal Selandia Baru, berhasil menunjukkan performa luar biasa selama musim ini. Ia menggantikan pembalap utama dalam beberapa balapan dan berhasil meraih hasil positif, termasuk beberapa poin penting. “Kami melihat potensi besar dalam diri Liam, dan saatnya untuk memberinya kesempatan lebih besar di F1,” ungkap Horner.

Keputusan untuk memberikan kursi kepada Lawson juga sejalan dengan strategi Red Bull untuk mengembangkan talenta muda. Tim ini dikenal selalu mencari pembalap yang memiliki potensi untuk berkembang dan bersaing di level tertinggi. “Kami ingin membangun tim yang kuat dengan kombinasi pengalaman dan potensi muda,” tambah Horner.

Lawson menyambut gembira keputusan ini dan menyatakan rasa terima kasihnya kepada tim Red Bull. “Ini adalah impian yang menjadi kenyataan. Saya berjanji akan memberikan yang terbaik dan membawa tim meraih kesuksesan,” kata Lawson dengan semangat.

Kepastian Lawson di kursi F1 juga memberikan dampak bagi tim-tim lain dalam mencari pembalap baru. Beberapa tim kini mulai memperhatikan perkembangan Lawson dan kemungkinan untuk merekrut pembalap muda berbakat lainnya. “Persaingan di F1 semakin ketat, dan setiap tim harus selalu siap untuk beradaptasi,” ujar analis olahraga.

Dengan keputusan Christian Horner untuk memberikan kursi kepada Liam Lawson, F1 2024 semakin menarik untuk ditunggu. Perpaduan antara pembalap muda dan tim berpengalaman dapat membawa warna baru dalam kompetisi, dan banyak penggemar yang berharap Lawson bisa memberikan kejutan di musim mendatang.

Red Bull, Ferrari & McLaren Uji Ban Untuk F1 2025 Dan 2026

Pada tanggal 11 Oktober 2024, tim-tim Formula 1 terkemuka, termasuk Red Bull, Ferrari, dan McLaren, telah memulai uji coba ban untuk musim 2025 dan 2026. Uji coba ini dilakukan untuk mengevaluasi performa ban baru yang dirancang untuk meningkatkan kecepatan dan daya tahan di lintasan. Ini menjadi langkah penting dalam persiapan mereka menghadapi regulasi baru yang akan diterapkan dalam dua musim mendatang.

Tim-tim tersebut melakukan uji coba di Sirkuit Mugello, Italia, yang dikenal dengan lintasan teknis dan tantangannya. Uji coba ini melibatkan pengujian berbagai jenis ban, termasuk ban keras, medium, dan lembut, untuk mengevaluasi kinerja mereka dalam berbagai kondisi. “Kami berharap dapat menemukan kombinasi terbaik untuk meningkatkan performa mobil di lintasan,” ungkap kepala tim Ferrari.

Dengan regulasi baru yang diharapkan mempengaruhi desain mobil dan strategi balapan, uji coba ini menjadi sangat krusial. Tim-tim harus menyesuaikan diri dengan perubahan ini agar tetap kompetitif di arena balap. “Persaingan semakin ketat, dan setiap detail kecil bisa menjadi penentu,” ujar seorang insinyur dari McLaren. Ini menunjukkan betapa pentingnya analisis data yang tepat selama uji coba.

Ban baru ini dikembangkan dengan teknologi terbaru yang bertujuan untuk meningkatkan grip dan mengurangi degradasi. Ini diharapkan dapat membantu tim dalam meraih keunggulan saat balapan. “Kami berfokus pada efisiensi dan performa maksimal dari ban, dan hasil awal sangat menjanjikan,” kata kepala teknis Red Bull.

Dengan uji coba yang berlangsung sukses, ketiga tim ini berharap dapat memberikan performa yang lebih baik di musim mendatang. Persaingan di Formula 1 selalu menghadirkan drama dan kejutan, dan penyesuaian ini akan sangat menentukan strategi masing-masing tim. Para penggemar F1 pun sudah tidak sabar menunggu aksi di lintasan pada tahun-tahun mendatang.