Author Archives: Krillin

https://hementeslimat.com

Rivalitas Panas Rossi dan Marquez: Stoner Sebut Rossi Salah Perhitungan

Casey Stoner, mantan juara dunia MotoGP, memberikan pandangan menarik soal rivalitas panas antara Valentino Rossi dan Marc Marquez. Menurutnya, Rossi salah langkah saat mencoba menggunakan perang psikologi untuk menghadapi Marquez. Pasalnya, strategi tersebut justru berbalik menjadi bumerang.

1. Strategi yang Keliru
Rivalitas Valentino Rossi dan Marc Marquez memang menjadi cerita tak terlupakan dalam sejarah MotoGP, terutama setelah insiden kontroversial di musim 2015. Casey Stoner menyebut, Rossi salah perhitungan dengan mencoba “menggertak” Marquez, pembalap muda asal Spanyol yang justru berani melawan.

“Jika Anda tahu seorang pembalap agresif dan tidak takut mengambil risiko, jangan mencoba menakutinya. Anda tidak akan berhasil melakukannya terhadap orang seperti Marquez,” ungkap Stoner dalam wawancara dengan Crash, Minggu (19/1/2025).

Menurut Stoner, langkah Rossi di musim 2015, terutama saat konflik di Sepang, justru menjadi kesalahan besar. “Dia (Rossi) mengusik pembalap yang paling sulit diusik di grid. Marquez adalah seseorang yang mampu mengalahkannya, lebih cepat, dan juga cukup tangguh untuk keluar dari tekanan itu,” tambahnya.

2. Pola Lama yang Tidak Efektif
Stoner juga menyoroti pola psikologis yang sering digunakan Rossi terhadap lawan-lawannya di masa lalu. Taktik tersebut mungkin berhasil melawan pembalap lain seperti dirinya, Dani Pedrosa, atau Jorge Lorenzo. Namun, hal ini tidak berlaku terhadap generasi baru, termasuk Marquez.

“Sebelum saya, Dani, dan Jorge datang, Valentino terbiasa memainkan permainan psikologi dengan mudah. Tapi kami belajar dari trik-triknya dan mulai memahami cara menghadapinya,” ujar Stoner.

Stoner menilai, saat Rossi mencoba menggunakan taktik lama terhadap Marquez, ia justru kehilangan kendali. Perang kata-kata di media dan insiden di lintasan hanya memperburuk situasi. “Rossi seharusnya tidak membiarkan konflik itu merusak fokusnya. Namun, pada akhirnya, Marquez mampu melawan, dan itu adalah haknya,” tegas Stoner.

3. Hubungan yang Membaik
Meski sempat berseteru dengan Rossi selama periode 2007 hingga 2011, Stoner mengakui bahwa hubungan mereka kini jauh lebih baik. Ia bahkan pernah diundang ke The Ranch, tempat latihan ikonik milik Rossi. Hal ini membuktikan bahwa meski rivalitas di lintasan memanas, hubungan pribadi keduanya tetap bisa diperbaiki.

Rivalitas Rossi dan Marquez masih menjadi topik hangat hingga saat ini. Kendati telah berlalu satu dekade, dinamika keduanya di dalam dan luar lintasan tetap menjadi cerita yang menarik dalam dunia balap MotoGP.

Tim Gresini MotoGP 2025 Diluncurkan: Alex Marquez Berambisi Catat Sejarah

Gresini Racing resmi meluncurkan tim mereka untuk ajang MotoGP 2025 pada Minggu (19/1/2025) tengah malam WIB. Dalam acara tersebut, tim memperkenalkan dua pembalap andalannya, Alex Marquez dan Fermin Aldeguer, yang siap menghadapi tantangan di musim balap yang akan datang. Dengan persiapan matang dan semangat tinggi, Gresini Racing memiliki optimisme besar untuk meraih hasil terbaik di ajang bergengsi ini.

Alex Marquez, yang telah bergabung dengan Gresini Racing, menyatakan keyakinannya bahwa tim ini memiliki peluang besar untuk meraih kemenangan pertama di kelas premier MotoGP. Marquez, yang sudah menjalani uji coba dengan Ducati Desmosedici GP24 pada Tes Pascamusim MotoGP Barcelona pada November 2024, merasa siap untuk menghadapi tantangan. “Saya pikir kami memiliki peluang bagus untuk mencapainya,” ungkap Marquez, seperti dilansir dari Motosan.

Lebih lanjut, Marquez menyampaikan bahwa seluruh elemen dalam tim saling mendukung dan bekerja keras untuk mencapai kesuksesan. Meskipun Gresini Racing merupakan tim yang lebih kecil, pembalap berusia 28 tahun ini yakin bahwa mereka memiliki potensi besar, mentalitas yang kuat, dan segala sumber daya yang dibutuhkan untuk berada di puncak. “Kami adalah tim kecil, tetapi kami memiliki potensi, mentalitas, dan segala yang diperlukan untuk menjadi yang teratas,” tambah Marquez.

Marquez juga menyadari bahwa setiap tim pasti menghadapi tantangan dan kekurangan di awal musim. Oleh karena itu, Gresini Racing telah mempersiapkan langkah-langkah untuk mengevaluasi dan memperbaiki kekurangan setelah beberapa seri pertama. “Tujuan kami adalah memulai pramusim yang solid dan mengevaluasi level kami setelah empat balapan pertama,” kata Marquez, yang telah berkompetisi di MotoGP sejak 2020.

Meskipun belum pernah meraih kemenangan di MotoGP sejak debutnya, dengan pencapaian terbaiknya sebagai runner-up di MotoGP Aragon 2020, Marquez tetap optimis untuk bisa mencapainya di musim 2025. Balapan pertama musim ini akan digelar di Sirkuit Internasional Buriram, Thailand, pada 28 Februari hingga 2 Maret 2025, dan menjadi ajang pembuka bagi Marquez dan Gresini Racing untuk menunjukkan kualitas dan kemampuan mereka.

Muda dan Berbahaya: Moses Itauma Taklukan Lawrence Okolie di Usia 16 Tahun

Di usia muda, Moses Itauma sudah mencuri perhatian dunia tinju internasional. Kisahnya dimulai ketika, pada usia 16 tahun, ia mengejutkan banyak orang dengan kemampuannya saat melakukan sparring melawan Lawrence Okolie, juara dunia kelas penjelajah WBO kala itu. Kini, di usia 19 tahun, Itauma telah dinobatkan sebagai Prospek Terbaik Tahun Ini oleh sejumlah media olahraga ternama. Banyak yang memprediksi bahwa petinju muda kelas berat ini akan segera menjadi juara dunia.

Perjalanan dari Sekolah ke Ring Tinju Profesional

Karier profesional Itauma dimulai pada 2023, saat ia baru berusia 18 tahun. Namun, bakatnya sudah terlihat sejak ia aktif di dunia tinju amatir. Di berbagai turnamen internasional, Itauma dengan mudah mengungguli lawan-lawan yang lebih tua darinya, membuatnya dilirik oleh pelatih dan petinju kawakan.

Salah satu momen yang mengukuhkan reputasinya terjadi di sebuah sasana tinju yang dikelola Shane McGuigan. Itauma diundang untuk membantu persiapan Okolie dalam sebuah laga penting. Kehadirannya di sana menarik perhatian Anthony Fowler, seorang petinju profesional yang juga berada di tempat tersebut. Fowler awalnya mengira Itauma, yang datang dengan seragam sekolah, hanyalah anak biasa. Namun, pandangan itu berubah setelah menyaksikan aksi luar biasa Itauma.

“Saya melihat anak ini masuk ring melawan Lawrence yang sudah melakukan enam ronde. Namun, Moses tampak tak kenal lelah. Ia menyerang tanpa henti, bahkan berhasil melancarkan pukulan kiri ke tubuh Lawrence yang membuatnya kewalahan,” ungkap Fowler.

Sparring yang Mengubah Pandangan

Fowler dan petarung lainnya di sasana menyaksikan bagaimana Itauma mampu mengimbangi bahkan memberikan tekanan pada Okolie. Hal ini sangat jarang terjadi, mengingat Okolie adalah seorang juara dunia. Setelah sesi sparring tersebut, Fowler mendekati Itauma untuk mengenalnya lebih jauh.

“Saya bertanya berapa banyak laga yang ia jalani. Dia menjawab 40, dan semuanya dimenangkannya. Saya langsung berkata padanya, ‘Saya akan bertaruh bahwa kamu akan menjadi juara dunia suatu hari nanti,’” kenang Fowler.

Potensi yang Mengguncang Dunia Tinju

Tidak hanya Fowler, bahkan pelatih seperti Shane McGuigan pun terkesan dengan kemampuan Itauma. Setelah sesi sparring pertama, Okolie tampak lebih waspada terhadap Moses dalam pertemuan berikutnya. Namun, meskipun menghadapi juara dunia yang lebih siap, Itauma tetap mampu memberikan perlawanan yang kompetitif.

“Jika anak ini terus bekerja keras dan mengasah kemampuannya, saya yakin ia akan menjadi juara dunia. Talenta seperti ini hanya muncul sekali dalam generasi,” kata Fowler.

Generasi Baru Tinju Kelas Berat

Moses Itauma kerap dibandingkan dengan bintang tinju lainnya, seperti Daniel Dubois, yang juga dikenal sebagai petarung luar biasa sejak usia muda. Dengan bakat yang dimilikinya, Itauma tak hanya menjadi harapan baru di kelas berat tetapi juga inspirasi bagi generasi muda.

Dalam perjalanan kariernya yang masih panjang, Itauma berpeluang besar untuk meninggalkan jejak yang mendalam di dunia tinju. Dengan semangat dan kemampuan yang ia miliki, banyak yang percaya bahwa dunia tinju akan segera menyaksikan era baru di mana nama Moses Itauma akan bersinar sebagai juara dunia.

Mei 2025, Ryan Garcia Kembali ke Ring Hadapi Isaac Cruz di Times Square

Dunia tinju kembali bergolak dengan pengumuman resmi dari bintang tinju Ryan Garcia. Sang petinju berbakat akan menghadapi Isaac “Pitbull” Cruz dalam duel yang dijadwalkan berlangsung pada Mei 2025 di Times Square, New York. Pertarungan ini menjadi bagian dari acara besar yang juga menghadirkan duel menarik antara Devin Haney melawan Jose Ramirez.

Ryan Garcia, yang memiliki catatan karier gemilang dengan 24 kemenangan, satu kekalahan, dan 20 kemenangan melalui KO, mengungkapkan antusiasmenya menghadapi Cruz. “Ini akan menjadi pertarungan besar lainnya, dan saya sangat siap,” ungkap Garcia dalam wawancara bersama K.O. Artist Sports. Menurutnya, Isaac Cruz, meskipun baru saja kehilangan gelar WBA kelas ringan juniornya setelah kalah split decision dari Jose ‘Rayo’ Valenzuela, tetap menjadi lawan yang tangguh dan eksplosif.

Pertarungan yang Lama Dinanti
Pertemuan antara Garcia dan Cruz sejatinya sudah direncanakan sejak lama, namun berbagai kendala membuat duel ini terus tertunda. Kini, dengan kesepakatan yang telah tercapai, penggemar tinju akhirnya akan menyaksikan duel yang penuh aksi. Garcia mengakui bahwa Cruz adalah lawan yang memiliki gaya bertarung agresif yang disukai para penggemar.

“Dia tetap petarung hebat meski kalah di pertarungan terakhirnya. Ini akan menjadi duel yang menarik, penuh aksi, dan memacu adrenalin,” tambah Garcia.

Langkah Menuju Rematch Melawan Haney
Pertarungan ini juga menjadi bagian dari persiapan Garcia sebelum rematch besar melawan Devin Haney yang dijadwalkan berlangsung pada Oktober mendatang di Riyadh, Arab Saudi. Sebelumnya, Garcia mengalami kekalahan dari Haney, dan rematch ini menjadi kesempatan baginya untuk membalas kekalahan tersebut.

“Jika saya menang melawan Cruz, saya akan melawan Haney lagi, mengalahkannya, dan membuktikan bahwa saya adalah petarung terbaik di kelas saya,” tegas Garcia.

Namun, rencana ini tidak sepenuhnya aman. Isaac Cruz dijadwalkan bertarung lebih dahulu melawan Angel Fierro pada Februari 2025. Jika Cruz kembali menelan kekalahan, tim Garcia harus mencari lawan pengganti untuk pertarungan Mei mendatang.

Antusiasme Tinggi dari Penggemar
Dengan gaya bertarung Isaac Cruz yang agresif dan kemampuan Garcia yang mumpuni, laga ini diprediksi akan menjadi salah satu sorotan utama dalam kalender tinju tahun 2025. Times Square, sebagai lokasi ikonik, akan menjadi saksi pertarungan yang dipenuhi aksi dan ketegangan.

Akankah Ryan Garcia berhasil mengalahkan Isaac Cruz dan melangkah dengan percaya diri menuju rematch melawan Devin Haney? Jawabannya akan terungkap pada Mei 2025. Yang pasti, dunia tinju sudah tak sabar menyaksikan duel seru ini.

Pemain NBA Ikut Memeriahkan Tahun Baru Imlek 2025: Edwards, Brunson, dan Marion Terlibat

Tahun Baru Imlek 2025 akan menjadi momen spesial bagi dunia NBA, yang merayakan perayaan ke-14 dalam sejarah liga ini. Dengan perayaan yang dimulai pada 23 Januari 2024 waktu Indonesia, NBA telah menyiapkan rangkaian acara menarik baik di dalam maupun luar lapangan, yang akan berlangsung hingga 12 Februari 2025. Tahun Ular Kayu ini menjadi kesempatan besar untuk merayakan tradisi Imlek dengan lebih dari 100 siaran langsung pertandingan, iklan televisi, konten digital, dan kegiatan komunitas yang melibatkan pemain-pemain NBA ternama.

Perayaan ini diawali dengan pertandingan antara Golden State Warriors yang bertanding melawan Sacramento Kings di Golden 1 Center dan Houston Rockets yang akan melawan Cleveland Cavaliers di Toyota Center. Tak hanya itu, dua pemain bintang NBA, Anthony Edwards dari Minnesota Timberwolves dan Jalen Brunson dari New York Knicks, turut ambil bagian dalam iklan televisi berjudul “Prosperity Year Adventure.” Dalam iklan tersebut, mereka bertransformasi ke dalam berbagai latar bertema Imlek dan basket, berinteraksi dengan keluarga serta anak-anak yang merayakan Tahun Baru Imlek.

Kedua pemain All-Star ini tampil dalam adegan yang memperlihatkan mereka berperan sebagai karakter-karakter tradisional seperti bidak Mahjong, dewa pintu, dan figur permen dalam kompetisi basket outdoor yang bernuansa Imlek. Ini bukan kali pertama NBA menghadirkan iklan dengan tema serupa, sebelumnya pada Tahun Baru Imlek 2017, pemain seperti Stephen Curry, James Harden, Jeremy Lin, dan Anthony Davis juga ambil bagian dalam iklan bertajuk “NBA Chinese New Year Secret Envelope.”

Selain itu, NBA juga menghadirkan kegiatan unik lainnya. Legenda NBA, Shawn Marion, akan berpartisipasi dalam permainan basket bersama 20 pemain kursi roda di Beijing pada 22 Januari 2025. Selain bermain basket, Marion akan berbagi keterampilan serta mengajak para pemain untuk belajar kaligrafi, menggunting kertas, dan membuat pangsit sebagai bagian dari perayaan Imlek. Pada 25 Januari, Marion akan melanjutkan perjalanan ke Hongkong untuk merayakan Tahun Ular dengan berbagai kegiatan tradisional seperti barongsai.

Untuk melengkapi rangkaian perayaan, NBA juga akan menggelar pertandingan pramusim di Cina pada Oktober 2025. Brooklyn Nets dan Phoenix Suns akan bertanding di Venetian Arena, Makau, menjadi pertandingan pertama di Cina dalam lima tahun terakhir.

Dengan berbagai acara yang melibatkan pemain, penggemar, dan budaya lokal, NBA menjadikan perayaan Tahun Baru Imlek sebagai momen yang mempererat hubungan antara liga dan komunitas global, sambil merayakan semangat tradisi dengan sentuhan olahraga dan hiburan yang khas.

Kemenangan Kings Tidak Lepas dari Performa Hebat DeMar DeRozan

Sacramento Kings sukses meraih kemenangan dramatis dengan skor 132-127 atas Houston Rockets pada Kamis malam (16/1), berkat penampilan luar biasa DeMar DeRozan yang mencetak 31 poin, termasuk 26 poin di babak kedua dan 16 poin di kuarter keempat. Kemenangan ini membawa Kings (21-20) memperpanjang rekor mereka menjadi 8-2 di bawah pelatih sementara Doug Christie.

Malik Monk turut memberikan kontribusi signifikan dengan 28 poin dan 9 asis, sementara Domantas Sabonis menambah 20 poin, 14 rebound, dan 7 asis. Keegan Murray juga tampil impresif dengan 18 poin dan 11 rebound. De’Aaron Fox turut menyumbang 19 poin dan 7 asis dalam pertandingan ini.

Namun, kemenangan Kings tidak datang dengan mudah. Di awal pertandingan, Kings unggul tipis 26-25 di kuarter pertama, namun segera memperbesar keunggulan menjadi 43-36 berkat serangan 9-0 di kuarter kedua. Mereka memimpin 61-52 saat jeda dengan Sabonis mencatatkan dobel-dobel di babak pertama. Kings mencatatkan tembakan efisien, dengan 54,2 persen tembakan dari lapangan dan 42,1 persen dari jarak tiga poin.

Di babak kedua, Kings memperlebar keunggulan mereka menjadi 16 poin berkat tembakan DeRozan, namun Houston tidak menyerah begitu saja. Rockets bangkit dan berhasil mengejar ketertinggalan menjadi tiga poin dengan waktu tersisa 1:03 di kuarter ketiga. Di kuarter keempat, Kings kembali memimpin dengan serangan 8-0, namun Rockets membalas dengan 10-0 untuk memimpin 115-114 berkat dua tembakan bebas dari Tari Eason. DeRozan kembali menjadi penentu, dengan tembakan tiga angka yang membawa Kings kembali unggul dan bertahan untuk menang.

Di sisi lain, beberapa pemain Rockets juga memberikan kontribusi penting. Alperen Sengun mencatatkan 21 poin dan 10 rebound, sementara Amen Thompson mengumpulkan 20 poin dan 10 rebound. Tari Eason, yang kembali bermain setelah absen 13 pertandingan akibat cedera kaki, juga mencetak 16 poin.

Namun, Kings harus kehilangan Keon Ellis setelah mengalami cedera pergelangan kaki kanan di akhir kuarter ketiga. Ellis tampak kesakitan setelah terjatuh dan harus meninggalkan lapangan untuk mendapat perawatan medis. Kings mengumumkan bahwa Ellis tidak akan kembali dalam pertandingan.

Dengan kemenangan ini, Kings kini bersiap untuk menghadapi Washington Wizards pada hari Minggu di Golden 1 Center. Wizards, yang saat ini berada di dasar klasemen NBA dengan rekor 6-33, telah menelan delapan kekalahan berturut-turut setelah kalah 130-123 dari Phoenix Suns pada hari Kamis.

Josh Giddey Resmi Jajal Sepatu Anta: Kenyamanan atau Gaya?

Bintang muda Chicago Bulls, Josh Giddey, menjadi pembicaraan setelah terlihat mengenakan sepatu dari dua merek berbeda dalam satu hari. Saat pemanasan melawan San Antonio Spurs, ia menggunakan Anta GH4 edisi “Valentine’s Day,” namun kembali ke Nike Kobe 6 warna “Floral” saat pertandingan. Aksi ini memicu spekulasi soal status kontraknya dengan Nike.

Semua berawal dari unggahan Giddey di Instagram Story, di mana ia memamerkan koleksi sepatu Nike Kobe miliknya sambil menulis, “Pembeli Kobe, hubungi saya. Banyak yang terjual.” Unggahan ini memunculkan dugaan bahwa kontraknya dengan Nike mungkin akan segera berakhir.

Langkah Giddey menggunakan Anta saat pemanasan semakin menarik perhatian, mengingat Anta kini dikenal agresif merekrut pemain NBA. Pada awal Januari 2025, merek asal China ini menandatangani tiga pemain NBA sebagai bagian dari “Team KAI,” grup yang dipimpin oleh Kyrie Irving. Irving, yang kini menjabat sebagai Chief Creative Officer Anta Basketball, telah berhasil meningkatkan visibilitas merek ini di pasar Amerika.

Giddey, meskipun belum pernah tampil di NBA All-Star atau meraih penghargaan besar, dianggap sebagai talenta menjanjikan yang dapat menjadi bintang masa depan. Menurut laporan Pat Benson dari Sports Illustrated, Anta bisa menjadi destinasi yang masuk akal bagi Giddey. Bagi pemain asal Australia ini, kontrak dengan Anta tidak hanya berpotensi memberikan penghasilan besar, tetapi juga membuka peluang untuk lebih dikenal di pasar internasional.

Langkah Anta merekrut Giddey juga dapat memperkuat pijakan mereka di kota Chicago, yang terkenal dengan kecintaannya pada bola basket dan sepatu. Jika kontraknya dengan Nike benar-benar berakhir, Giddey bisa menjadi bagian dari strategi ekspansi besar Anta di Amerika Serikat.

Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Giddey soal masa depannya dengan Nike. Namun, jika ia bergabung dengan Anta, ini akan menjadi langkah berani yang dapat mengubah arah kariernya, sekaligus mengukuhkan posisi Anta sebagai pemain utama di dunia sepatu basket.

Keputusan Dall’Igna yang Berdampak Luas: Jawaban atas Perbandingan dengan Newey

Manajer umum Ducati, Luigi Dall’Igna, berbagi pandangannya tentang keberhasilan merek Italia di MotoGP dan kehidupannya di balik layar balapan. Dalam wawancara eksklusif dengan Motorsport.com, pria yang akrab disapa Gigi ini mengungkap berbagai aspek menarik, mulai dari inovasi teknis hingga filosofi manajemen yang membawa Ducati merajai lintasan.

Sejak bergabung pada 2014, Dall’Igna telah membawa Ducati ke puncak kejayaan. Meski terkenal dengan latar belakang teknisnya, tanggung jawab Dall’Igna jauh melampaui desain motor Desmosedici. Ia juga memainkan peran penting dalam keputusan strategis, termasuk perekrutan Marc Marquez untuk musim 2025, menggantikan Jorge Martin, meski Martin berhasil meraih gelar juara dunia.

Saat ditanya tentang koleksi motor pribadinya, Dall’Igna dengan antusias menyebut memiliki sekitar 10 unit, yang semuanya menyimpan kenangan spesial. Namun, ia mengakui jarang berkendara karena kesibukan dan kurangnya waktu bersama keluarga.

Dari sisi teknis, Dall’Igna menyoroti inovasi aerodinamika dan perangkat ketinggian berkendara sebagai terobosan besar di MotoGP. “Awalnya, ide perangkat ketinggian belakang muncul dari kebutuhan untuk mengatasi batas performa mesin,” jelasnya. Sistem ini memungkinkan motor menjaga pusat gravitasi yang optimal, meski awalnya terasa rumit.

Mengenai filosofi kerja, Dall’Igna mengungkap pendekatan unik Ducati, di mana teknisi dari berbagai divisi saling berbagi pengetahuan dalam rapat lintas fungsi. “Dengan cara ini, semua orang memahami tantangan satu sama lain, meningkatkan kualitas tim secara keseluruhan,” ujarnya.

Keputusan Ducati memberikan bahan terbaik bagi tim independen juga menjadi topik menarik. Dall’Igna percaya, langkah ini meningkatkan standar kompetisi secara keseluruhan dan membawa manfaat bagi tim pabrikan. Meski sempat ada keraguan, filosofi ini terbukti efektif dengan dominasi Ducati dalam beberapa tahun terakhir.

Saat ditanya tentang masa depan, Dall’Igna tidak menutup kemungkinan untuk pensiun setelah lebih dari tiga dekade di dunia balap. Namun, ia yakin bahwa timnya mampu melanjutkan kesuksesan tanpa dirinya. “Budaya teknis di Ducati sudah sangat tinggi, sehingga regenerasi berjalan lancar,” pungkasnya.

Dengan visi dan inovasi yang ia bawa, Luigi Dall’Igna telah menjadikan Ducati sebagai kekuatan dominan di MotoGP, sekaligus menciptakan standar baru dalam manajemen tim balap modern.

Bryce Pilih Arizona, Begini Tanggapan LeBron James

Bryce James, putra kedua bintang NBA LeBron James, membuat keputusan besar dalam perjalanan karier basketnya dengan memilih bergabung ke University of Arizona. Langkah ini sekaligus mengakhiri spekulasi bahwa ia akan mengikuti jejak emosional keluarganya ke Ohio State University. Dengan pilihan ini, Bryce bersiap melanjutkan pendidikannya sembari mengembangkan kariernya di NCAA Divisi I.

Berbeda dengan sang ayah, LeBron James, yang langsung melompat ke NBA usai lulus SMA di Akron, Ohio, Bryce mengambil jalur yang berbeda. LeBron menjadi pilihan pertama NBA Draft 2003 tanpa bermain di level perguruan tinggi. Namun, Bryce memilih jalur NCAA, menerima berbagai tawaran dari universitas-universitas ternama, sebelum akhirnya bergabung dengan Wildcats di Arizona.

Pilihan Bryce mendapat dukungan penuh dari LeBron, meskipun sang ayah dikenal sebagai pendukung setia tim Buckeyes dari Ohio State. Dalam sebuah wawancara di acara GoJo and Golic, LeBron menyatakan kebanggaannya terhadap langkah Bryce. “Saya selalu mendukung keputusan anak-anak saya. University of Arizona menunjukkan keyakinan besar dalam merekrut Bryce, baik sebagai atlet maupun individu,” ungkap LeBron.

Keputusan Bryce ini juga menjadi kelanjutan dari tradisi keluarga James di dunia basket. Kakaknya, Bronny James, sebelumnya bergabung dengan University of Southern California (USC) sebelum dipilih dalam NBA Draft 2024. Kini, Bronny telah memulai kariernya bersama Los Angeles Lakers dan bermain di G League.

LeBron, yang kini mulai menunjukkan dukungan untuk University of Arizona, berseloroh bahwa ia berharap mendapatkan atribut tim Wildcats dari teman-temannya yang merupakan alumni universitas tersebut.

Sementara itu, keluarga James mungkin masih memiliki calon bintang di masa depan. Zhuri James, anak bungsu LeBron yang baru berusia 10 tahun, berpotensi melanjutkan nama besar keluarga di dunia olahraga di masa mendatang.

Langkah Bryce ini menjadi bukti komitmen keluarga James terhadap dunia basket dan masa depan pendidikan mereka.

Bagnaia dan Marquez: Kombinasi Sulit tapi Cepat ala Ducati

Senin mendatang, Ducati akan mengungkap susunan pembalapnya untuk musim MotoGP 2025. Dua nama besar, Francesco “Pecco” Bagnaia dan Marc Marquez, dipastikan akan menjadi bagian dari tim utama. Kombinasi ini dianggap sebagai salah satu duet terkuat dalam sejarah pabrikan asal Borgo Panigale.

Dengan delapan gelar juara dunia di kelas utama dan sebelas gelar di semua kategori, Bagnaia dan Marquez hampir setara dengan duet legendaris Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo dari Yamaha, yang mendominasi pada 2016. Namun, seperti halnya Rossi dan Lorenzo, kolaborasi Bagnaia dan Marquez diprediksi akan penuh tantangan.

CEO Ducati, Claudio Domenicali, mengakui bahwa mengelola dua pembalap dengan kaliber seperti ini bukan tugas yang mudah. “Pecco dan Marc adalah seperti pesawat supersonik: sulit dikendalikan, tetapi memiliki potensi luar biasa. Kombinasi mereka sangat gila,” ujarnya dalam acara Campioni in Festa di Bologna.

David Tardozzi, manajer tim Ducati, juga menyoroti tantangan dalam mengelola dua “monster balap” ini. Meski demikian, ia yakin Marquez adalah pembalap sekaligus pribadi yang luar biasa. “Marc tidak hanya hebat di lintasan, tetapi juga cerdas dan mampu memahami kebutuhan tim. Untuk menjadi pembalap hebat, Anda harus menjadi orang yang hebat juga,” jelas Tardozzi.

Giacomo Agostini, legenda balap dengan 15 gelar juara dunia, turut berkomentar tentang pasangan baru Ducati ini. Dalam acara penghargaan Caschi d’Oro 2024, ia menyatakan optimisme terhadap koeksistensi Bagnaia dan Marquez. “Musim depan akan sangat spektakuler dengan dua juara ini. Saya tidak melihat ada masalah besar dalam hubungan mereka,” katanya.

Dalam hal teknis, Ducati tetap mengandalkan keahlian manajer umum mereka, Luigi Dall’Igna. Menurut Dall’Igna, pengembangan motor akan tetap berada di tangan para teknisi, meskipun masukan dari pembalap tetap diperhitungkan. “Kami selalu mendengarkan komentar para rider, tetapi keputusan akhir ada pada teknisi. Dengan pendekatan ini, kami mampu menjaga harmoni di dalam tim,” jelasnya.

Kolaborasi antara Bagnaia dan Marquez diyakini akan membawa Ducati ke level baru dalam MotoGP. Namun, tantangan besar menanti, tidak hanya di lintasan, tetapi juga dalam menjaga keseimbangan di dalam tim. Semua mata akan tertuju pada Ducati saat mereka memulai perjalanan menuju musim 2025.